Bagi Akira, wanita seperti Jennifer ini harus di berikan pelajaran. supaya Jennifer jera dan tidak Berani lagi mendekati keluarganya.
Jason dan Steven yang melihat hal itu tidak bisa berbuat banyak. Keduanya berusaha melerai dan berlari menyusul ke teras depan. Kejadian itu terlalu cepat. sesampainya di teras, jennifer sudah jatuh tersungkur di tanah.
"Aw..." Pekik Jennifer ketika tubuhnya menumbuk tanah. Wanita cantik ini tidak menduga kalau gadis nakal itu sudah berani bertindak secara berlebihan seperti ini. Kali ini Akira sudah sangat keterlaluan. Gadis itu memperlakukan dirinya layaknya kotoran yang harus segera yang menjijikkan dan harus segera di buang.
Jennifer tidak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut. Jika ia tidak bisa membalas akira secara langsung. Jennifer bisa menggunakan Jason atau Steven sebagai alatnya. Kedua laki-laki yang cinta mati terhadapnya itu, tidak akan mungkin membiarkan wanita yang mereka cintai teraniaya dengan begitu sangat menyedihkan.
"Sakit... Nona Akira, apa salah saya? Mengapa nona memperlakukan saya seperti ini?"
Jennifer mulai berakting kembali. Jennifer yang tersungkur di tanah, sengaja tidak langsung berdiri. Ia menunggu dua laki-laki di hadapannya itu menolongnya untuk berdiri. Dengan begitu Jennifer bisa melanjutkan aktingnya lebih jauh lagi.
Wajah Jennifer terlihat begitu sedih, seolah ia sangat terluka dan kecewa dengan sikap Akira terhadapnya. Benar saja, hal yang di tunggu-tunggu oleh Jennifer pun terjadi. Jason dan Steven benar-benar menolongnya, bagaikan superhero yang menyelamatkan seorang putri dari penyihir jahat yang menindasnya.
Jason dan Steven membantu Jennifer untuk bangun.
"Aw... Aw..." Jennifer berpura-pura hampir jatuh dan kesakitan di bagian kakinya. Seolah kakinya telah terlilit akibat jatuh tadi dan membuatnya tidak bisa berdiri dengan baik.
"Are You oke?" Kata Steven yang membantu Jennifer untuk membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor.
"Aku baik-baik saja." Jennifer menganggakkan kepalanya.
Steven dan Jason membantu
"Cih! tidak tahu malu. Dasar wanita penggoda! Bahkan di depan kekasihnya saja, bisa-bisanya menggoda laki-laki lain." Kata Akira yang hanya bisa menyeringai jijik.
Jason yang sedari tadi sudah menahan emosi melihat sikap akira yang semakin lama semakin keterlaluan, akhirnya melampiaskan kemarahannya kepada akira di depan Jennifer dan juga steven.
Plakkk..
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan gadis cantik itu dan meninggalkan bekas memar berwarna merah. "kau sudah sangat keterlaluan! Ayah tidak pernah mengajarimu untuk bersikap tidak sopan seperti tadi kepada tamu kita." Bentak Jason yang merasa geram. "Anne, bawa nona muda ke kamarnya, sekarang!"
Akira yang masih berdiri mematung sambil memegang pipinya, menatap tajam kearah Jennifer. Sungguh kebenciannya kepada wanita yang telah merusak kedamaiannya keluarganya itu semakin besar. Di dalam hatinya bersumpah akan menhancurkan dan membalas semua orang yang telah menyakiti ibunya, tidak terkecuali orang yang ada dihadapannya saat ini dan ia panggil ayah—Jason kyle.
"Nona, mari kita masuk." Kata bibi anne yang memegang tangan akira yang masih mengepal, seolah ingin membalas tamparan keras dari ayahnya itu dengan pukulan dari kedua tangannya sendiri.
Akira menghempaskan tangan bibi anne yang memegang tangannya. Akira masih belum puas mempermalukan Jennifer. Rasanya ia ingin sekali menonjok wajah yang berpura-pura polos dan tidak berdosa itu. Rasa sakit dari tamparan ayahnya, tidak sebanding dengan rasasakit yang akira rasakan karena kehilangan ibunya.
Bibi anne tahu, nona mudanya itu masih ingin menghajar wanita cantik yang merupakan selingkuhan ayahnya itu sampai puas untuk melampiaskan amarahnya. Tetapi saat ini bukanlah waktu yang tepat. akira saat ini belum cukup kuat untuk melawan Jennifer dan ayahnya. Kemungkinan besar ia akan mendapatkan perlakuan yang lebih buruk lagi dari ayahnya . Bibi anne menarik lengan akira dan membawanya masuk ke dalam rumah dengan paksa, ketika akira hendak melangkahkan kakinya kearah jennifer yang sedang duduk dan di obati luka lebamnya oleh steven.
"lepaskan aku!lepas! aku ingin menghajar wanita penggoda itu sampai hancur. Bibi jangan menghalangiku." Teriak akira yang marah-marah kepada pelayan setia ibunya itu karena beranggapan, kalau bibi anne juga ada di pihak ayahnya dan Jennifer. Hal itu diperkuat dengan bungkamnya bibi anne selama ini, meskipun pelayan itu tahu hubungan gelap ayahnya dan Jennifer sejak lama. Bahkan tidak hanya bibi anne, hampir seluruh pelayan di kediaman itu juga mengetahuinya. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berani mengatakan atau membongkar bangkai busuk itu kepada akira maupun ibunya.
Memikirkan hal itu, akira merasa seorang idiot yang tidak tahu apa-apa. Mungkin wajar bagi ibunya tidak mengetahui hal itu, karena sakit dan dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama. Tetapi sebagai orang yang masih sehat dan tinggal satu atap dan hidup bersama dengan ayahnya bertahun-tahun.