Chereads / Istri Kecil Yang Menggemaskan / Chapter 19 - 19. Memancing amarah

Chapter 19 - 19. Memancing amarah

Namun Jennifer sama sekali tidak peduli. Dengan angkuhnya wanita itu mengatakan hal yang terasa menyakitkan bagi Steven.

"Seperti yang kau lihat. Aku bahagia dengan kehidupanku sekarang." Kata Jennifer yang hanya tersenyum manis, ketika Steven memandang ke arahnya.

" Apa kau masih berhubungan dengan laki-laki itu?" Tanya Steven sekali lagi. Ia sangat berharap Jennifer sudah putus dengan kekasihnya. Sehingga Steven bisa memiliki kesempatan lagi untuk masuk dalam hati mantan kekasihnya itu.

"Sudahlah. Jangan kau ungkit lagi kisah masa lalu. Aku sudah bahagia dan nyaman dengan kehidupanku. Hubungan ku denganmu sudah berakhir." Jawab Jennifer yang mulai tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Steven kepadanya.

Jennifer tahu, kemana arah semua pertanyaan Steven kepadanya. Apalagi kalau bukan untuk mengajaknya kembali memadu kasih dan menyatukan kembali benar cinta yang sempat putus di masa lalu.

Mobil yang melaju kencang itu tiba-tiba di rem secara mendadak oleh Steven yang marah dan kecewa. Hingga membuat dahi Jennifer terkejut dan hampir saja terbentur.

"Hei! Apa yang kau lakukan? Jika kau ingin mati, mati saja sendiri!" Teriak Jennifer yang marah kepada Steven karena membuatnya dalam bahaya. Luka akibat terjatuh karena didorong oleh keponakan Steven (Akira) tadi saja masih terasa sakit. Sekarang pamannya juga mau membuatnya mati di jalan raya. Benar-benar hari yang sial bagi Jennifer.

Steven memandang ke Jennifer dengan tatapan mata tajam yang penuh dengan amarah. Hal ini tentu saja membuat Jennifer takut dan merinding karena tak biasanya Steven melakukan hal seperti itu. Yang Jennifer tahu Steven adalah orang yang lembut selama mereka menjalin hubungan asmara dahulu. Laki-laki ini bahkan tidak pernah sekalipun berkata kasar kepadanya. Apalagi sampai melakukan kekerasan seperti memukul atau menampar.

"Kau! Bagaimana bisa kau hidup bahagia, setelah meninggalkan ku? engkau tahu bagaimana sulitnya aku mengarungi hidup ini setelah kepergianmu? Kau jahat Jennifer!"

Steven tiba-tiba saja meluapkan amarahnya. Laki-laki ini bahkan Tidak segan untuk mencekik leher Jennifer saat itu, yang membuat wanita cantik itu menjadi susah untuk bernafas.

"Lep... lepaskan! Lepaskan..."

Jennifer mulai meronta, tangannya meraih kedua tangan Steven yang berada di lehernya dan berusaha untuk melepaskan tangan Steven yang sudah mencekik lehernya. Wanita cantik ini hampir kehabisan oksigen untuk bernafas. Wajahnya terlihat sangat merah dan kepalanya mulai pusing. Jennifer harus cepat untuk melepaskan tangan Steven yang mencekik lehernya atau dia akan benar-benar mati kalau ini.

"St... Stev... Steven. Kau....."

kedua mata wanita cantik ini melotot dan mencatat tajam Steven. Jennifer tidak menyangka Steven akan mencekiknya. Kemudian dalam beberapa saat, tubuh Jennifer sudah mulai lemas dan tak mampu lagi untuk memberontak, ataupun mengeluarkan kata-kata. Wanita cantik ini pingsan karena kekurangan oksigen.

Jennifer terkulai lemah dan menutup matanya.

"

"Mati kau Jennifer! Aku tidak akan membiarkan laki-laki lain memiliki mu, sayang. Ha... Ha.... Mengapa kau begitu kejam sayang? Aku begitu mencintaimu tetapi kau malah memilih laki-laki lain dan meninggalkan ku."

tangannya dari leher Jennifer, ketika menyadari wanita cantik itu tidak bergerak dan lemas.

"Jenny... Jenny.... Kau jangan bercanda? Tidak sayang, kau tidak boleh meninggalkan ku."

Steven memeluk tubuh Jennifer yang lemas. Ia merasa menyesal melakukan hal kasar itu kepada wanita yang sangat dia cintai.

"Jenny... Dengarkan aku! Kau tidak boleh mati, atau aku akan benar-benar membunuhmu! Kau dengar itu?!"

Steven mulai panik karena melihat kekasihnya itu tidak bergerak. Ia terus berusaha untuk menyadarkan Jennifer yang sudah menutup rapat kedua matanya. Bahkan ketika Steven mengguncang tubuh Jennifer berkali-kali dan berteriak memanggil nama Jennifer, berharap Jennifer membuka mata dan melihatnya sekarang. Wanita cantik itu tetap saja tidak merespon. Steven meletakkan jari tangannya di depan hidung Jennifer, untuk memastikan mantan kekasihnya itu masih bernafas. Kemudian menempelkan telinganya di dada Jennifer untuk mengetahui, apakah jantung Jennifer masih berdetak. Terakhir yang Steven lakukan adalah memeriksa denyut nadi Jennifer.

Steven melepaskan sabuk pengaman yang dikenakan oleh Jennifer dan memeluk wanita itu dengan erat. Air mata Steven tak henti-hentinya menetes. Terlihat jelas, jika Steven sangat mencintai wanita cantik itu dan menyesali perbuatannya.

Steven tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan setelah ini? Mungkin Jennifer akan sangat membencinya. Tadi ia terlalu emosi mendengar ucapan Jennifer yang seolah tidak perduli dengan perasaan dan penderitaan Steven selama ini akibat putus hubungan dengannya. Hal itu membuat Steven marah dan hilang kendali.

*Bagaimana keadaan Jennifer? Akankah Jennifer baik-baik saja dan bisa selamat dari cengkeraman mantan kekasihnya?