"Kau sudah bangun?"
Steven meletakkan baki berisi makanan dan minuman di meja. Kemudian berjalan menuju tempat tidur untuk melihat keadaaan Jennifer. Ia sengaja tidak membawa mantan kekasihnya it uke rumah sakit. Steven harus bisa mengendalikan Jennifer seperti dulu, sekaligus untuk memastikan bahwa Jennifer tidak akan melaporkan perbuatannya tadi kepada polisi.
" Kau! Pergi! Jangan mendekat!" teriak Jennifer yang masih merasa ketakutan melihat steven. Hal ini adalah reaksi yang sangat wajar, setelah kejadian di dalam mobil.
Steven tidak banyak berubah. Laki-laki ini masih saja skopat gila yang melakukan sesuatu sesuka hatinya. Tidak hanya sekali ini saja Jennifer hamper mati di tangan laki-laki ini. Alasan ini juga yang membuat Jennifer lebih memilih Jason dibandingkan steven.
Jason lebih lembut dan mencintai Jennifer. Laki-laki yang merupakan ayah dari akira itu tidak pernah sedikitpun berbuat kasar kepada Jennifer.
Jennifer duduk meringkuk di pojokan tempat tidur, Ketika steven mendekatinya dan hendak membelai rambut Jennifer seperti biasanya. Itu adalah kebiasaan Ketika mereka berdua masih Bersama.
" sayang… kamu takut kepadaku? Jangan khawatir, aku tidak akan melukaimu. Maaf, tadi aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri."
Steven mengambil semangkuk bubur dari atas meja dan bersiap untuk menyuapi Jennifer. Masih terlihat jelas di leher wanita cantik itu bekas cekikan steven. Bahkan untuk menelan ludah saja masih terasa sakit dirasakan oleh Jennifer.
"makanlah supaya kau cepat sembuh."
Satu sendok penuh bubur steven arahkan ke mulut Jennifer. Tetapi bukanya senang dan makan dengan lahap. Jennifer justru menampik sendok bubur itu hingga jatuh ke lantai.
Steven yang merasa niat baiknya ditolak merasa geram. Ia sudah berusaha untuk bersikap lembut kepada mantan kekasihnya itu. Tetapi sepertinya Jennifer lebih menyukai dirinya yang kasar dan kejam.
Steven menarik dengan kasar tangan Jennifer dan mencengkeram dengan kuat dagu wanita cantik.
"dengarkan aku! Jangan pernah berani kabur lagi dari pelukanku, atau kau akan menerima akibatnya."
Laki-laki ini masih sangat menakutkan seperti dulu. Tatapan matanya yang tajam tidak jauh dengan lidahnya yang hanya dengan ucapannya saja mampu membuat Jennifer gemetar ketakutan.
" t-tidak. Aku tidak akan melakukannya hal itu."
Kedua mata Jennifer hanya terpaku melihat kepada wajah steven. Meskipun hanya dagunya saja yang di cengkeram oleh laki-laki itu. Tetapi itu sudah cukup membuat Jennifer terdiam tanpa berani memberontak lebih jauh.
"bagus, kau memang wanitaku yang dulu. Tetaplah disisiku dsan menjadi kekasih yang baik."
Steven melepaskan cengkeraman rangannya dari dagu Jennifer. Kemudian mengambil semangkuk bubur tanpa sendok yang masih teronggok diatas meja dan memberikannya kepada Jennifer.
"makanlah, sayang."
Entah apa yang ada di dalam pikiran steven saat ini. Bagaimana bisa Jennifer makan bubur tanpa sendok, sedangkan bubur itu masih panas.
Jennifer menerima mangkuk bubur itu dengan tangannya yang masih gemetaran. Sungguh sial nasibnya hari ini. Sedang melayang dengan angan-angan dan mimpinya menjadi nyonya besar keluarga kyle dengan menikahi Jason. Jennnifer malah harus bertemu dengan steven. Mantan kekasihnya yang psikopat dan seperti iblis itu.
"makanlah, sayang"
Steven hanya tersenyum menyeringai. Berulang kali laki-laki ini mengulangi kata-kata yang sama, seolah menegaskan kepada Jennifer untuk memakan bubur panas itu sekarang juga dihadapannya. Ini dilakukan steven untuk memberikan pelajaran kepada Jennifer, supaya tidak bermain-main dengan steven.
Mekipun kata-kata steven di sertai dengan senyuman semanis madu pun, itu akan menjadi racun yang mematikan bagi Jennifer. Jika Jennifer tidak melakukan hal yang seperti yang di katakana oleh steven, pasti nasibnya akan jauh lebih buruk dari sekedar bibirnya yang harus melepuh karena bubur panas.
Jeninfer mulai medekatkan mangkung panas itu di bibirnya dengan sedikit-sedikit meniupkan nafasnya ke bubur di hadapannya, dengan harapan bubur itu kan dingin atau setidaknya berkurang panasnya Ketika sampai dimulutnya. Namun kelakuan Jennifer itu justru membuat steven Kembali emosi dan mendorong mangkuk berisi bubur panas itu dengan keras, hingga bubur yang ada di dalamnya tumpah ke wajah Jennifer.
"aaaa… panas.. panas…tolong aku" jerit Jennifer yang kebingungan sampai meloncat dari tempat tidur secara spontan sambil secepat mungkin membersihkan bubur yang ada di wajahnya dengan kedua tangannya. Jennifer berlari ke kamar mandi untuk mencari air. Wajahnya sungguh terasa panas saat ini.
Wanita cantik ini langsung membenamkan wajah cantiknya itu ke dalam bak mandi yang sudah berisi air. Jennifer tidak perduli bekas air ap aitu tadi, yang penting baginya saat ini wajaahnya sudah tidak terasa panas dan terbakar lagi.
Jennifer mengangkat wajahnya dari dalam bak mandi dengan perasaan marah. Ia bersumpah di dalam hatinya suatu saat akan membalas semua perlakuan kejam steven kepadanya.