Chereads / Because I Love You Aifa / Chapter 29 - Chapter 29

Chapter 29 - Chapter 29

Suara obrolan ringan. Percakapan hangat. Kekehan geli dan suasana penuh keakraban kini begitu terasa. Aisyah masih duduk dengan sopan. Penampilannya begitu cantik. Kalem. Anggun. Manis dan lugu.

Sementara didepannya kali ini ada Luna dan Ronald. Di samping Luna ada Rex yang kini harus bingung berbuat apa lagi di tengah-tengah obrolan para orang tua.

"Jadi Aisyah gak kerja?" tanya Luna dengan senyuman tipisnya. Hanya pertama kali melihat Aisyah secara langsung Luna sudah menyukainya.

Aisyah mengangguk. "Em iya Tante. Untuk sekarang Aisyah lagi berusaha mengajukan berkas lamaran pekerjaan di beberapa perusahaan."

"Oh ya? Kenapa tidak bekerja di perusahaan Rex saja?"

Aisyah hanya tersenyum kikuk dan merasa sungkan. "Tidak apa-apa Tante. Tapi saya pernah magang di perusahaan Mas Re waktu kuliah."

"Oh begitu." Luna mengangguk mengerti. "Tapi nanti kalau sudah menikah, alangkah baiknya kamu dirumah saja. Urus suami dan anak. Biar Rex saja yang bekerja. Ia kan Rex?"

"Ha?" Seketika Rex tergugup lalu secepat itu ia mengangguk. "Iya. Iya mom."

Aisyah menatap Rex sejenak karena tanpa Rex sadari sejak tadi pria itu sibuk memegang ponselnya. Aisyah bisa merasakan kalau sebenarnya Rex itu tidak terlalu menganggap lamaran malam ini begitu serius.

Waktu terus berjalan. Sampai akhirnya acara lamaran malam ini usai. Beberapa keluarga sudah saling mengenal dengan akrab. Aisyah menilai Luna adalah sosok calon mertua yang baik dan ramah.

"Alhamdulillah malam ini lancar. Terima kasih Bu Luna dan keluarga besarnya sudah bersilahturahmi kemari." ucap Ibu Aisyah dengan ramah.

"Sama-sama Bu Latifah. Saya senang bisa berkenalan dengan ibu sekeluarga dan Aisyah." jawab Ronald yang hanya dianggukin oleh Luna.

"Iya Bu. Kami sangat senang dengan Aisyah. Putri ibu sangat cantik dan Solehah. Tapi makasih juga loh Bu sudah repot-repot banyak masak hari ini. Alhamdulillah semua masakan ibu enak." puji Luna lagi.

"Ah itu biasa saja Bu. Yang masak bukan saya, tapi Aisyah."

"Wah Aisyah yang masak?" lontar Luna dengan takjub. "Alhamdulillah enak banget. Nanti kalau sudah menikah Rex bisa suka masakan rumah nih daripada beli makanan diluar."

Lalu para orang tua pun terkekeh geli diselingi dengan cipika-cipiki antara Luna dan Latifa. Diikuti dengan Ronald dan Ayah Aisyah yang saling berjabat tangan.

Tapi tidak dengan Aisyah yang hanya sesekali menimpali senyuman tipis kepada mereka dan menatap Rex yang sejak tadi masih sibuk menatap layar ponselnya. Ntah melakukan hal apa. Aisyah jadi kesal sendiri. Ia merasa seperti tidak di anggap bahkan ia merasa Rex tidak serius.

Setelah berpamitan, Rex beserta keluarga sudah menuju mobil mereka untuk pulang hingga suara panggilan dari Aisyah membuat Rex menghentikan langkahnya saat hendak memasuki mobilnya.

"Mas Re!"

"Ya?"

"Mas Re baik-baik aja?"

Rex menatap Aisyah sejenak. "Iya aku baik-baik aja. Ciee yang khawatir."

Aisyah menggeleng. "Bukan itu." ucap Aisyah serius. "Aisyah merasa Mas Re seperti tidak niat untuk acara malam ini. Aisyah bingung. Sebenarnya Mas Re serius atau tidak? Jangan mengecewakan keluarga Aisyah. Keluarga Aisyah bisa menanggung malu jika pada akhirnya Mas Re benar-benar tidak serius. Tetangga sini juga pada tahu kalau Aisyah mau menikah 2 hari lagi."

"Aisyah-"

"Aisyah sudah pernah bilang sejak kemarin-kemarin! Kalau Mas Re sengaja melakukan hal ini hanya untuk membuat mbak Aifa cemburu kan? Jika benar tolong hentikan saja. Aisyah bukan wanita yang bisa di permainkan seperti ini!"

"Syah-"

"Dan Aisyah tidak mencintai Mas Re! Aisyah sudah mencintai pria lain yang ada dalam ucapan doa Aisyah selama ini pada Allah."

Lalu Aisyah membalikan badannya. Air matanya mengalir dengan deras di pipinya. Sejak tadi ia ingin menangis tapi ia tahan. Ingin rasanya Aisyah menolak. Tapi kedua orang tuanya sudah terlanjur menyukai sosok Rex sebagai calon suaminya.

Sekarang ia harus apa?

Dan ini semua adalah situasi yang begitu menyakitkan hatinya. Menikah tanpa cinta. Bersama tanpa ada kasih sayang. Rasa ego yang tinggi pada Rex karena tidak mengungkapkan hal yang sebenarnya pada siapapun membuat Aisyah frustasi.

Lalu akhirnya Aisyah merasa ia menjadi salah satu korban perasaan yang begitu menyakitkan. Pelampiasan dari seorang Rex dan kebodohan pria itu.

🦋🦋🦋🦋

Dalam keadaan pusing, Aifa membuka kedua matanya secara perlahan. Sayup-sayup Aifa memperhatikan sekitar dirinya ketika mendapati bahwa ia berada di kamarnya.

Aifa berusaha untuk bangun, lalu salah satu asisten pribadinya mencegah dirinya dengan lembut.

"Nona Aifa. Pelan-pelan."

"Aifa kenapa? Kok Aifa bisa disini?"

"Nona Aifa tadi pingsan."

"Pingsan?"

Asisten itu mengangguk. "Iya nona. Didapur."

Kepala Aisyah terasa pusing. Lalu ia menatap jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 21.00 malam kemudian panik

"Ya ampun! Aifa lupa masak buat Rex hari ini! Ini hari ke 8."

"Tapi, nona-"

Dan Aifa sudah melenggang pergi menuju dapur dengan tergesa-gesa. Aifa begitu cekatan sampai akhirnya semua hidangannya selesai dalam waktu yang singkat. Menu mie goreng dan telur.

Aifa sudah siap dengan kotak bekalnya lalu Fandi pun menegurnya begitu melihat putrinya hendak keluar rumah.

"Eh cantik! Princess Daddy mau kemana?"

"Aifa mau antar makanan-"

"Suruh Ray saja."

"Apa? Ray?"

"Hm." Fandi menyugar rambutnya kebelakang dengan santai. "Ray belum pulang sejak tadi pagi. Ray asik bermain monopoli sama Daddy. Daddy hari ini menang dan banyak hotel."

"Dimana dia?"

"Di toilet."

Aifa tidak menyangka bila Ray belum pulang sejak tadi pagi. Apakah selama itu ia pingsan? Astaga. Lalu tak lama kemudian Ray keluar dari toilet dan bersiap untuk pulang.

"Ray?" panggil Fandi pelan.

"Ya Om?"

"Kamu mau pulang kan?"

Ray mengangguk. "Iya om. Ada apa?"

Dengan santai Fandi mengambil alih kotak makanan ditangan Aifa lalu memberinya pada Ray.

"Tolong titip masakan ini pada si bocah pengecut itu. Om tidak mengizinkan Aifa keluar dimalam hari sekalipun bersama Laurent."

Ray terdiam sesaat. Hubungan dengan Rex tidak pernah baik sejak dulu. Sanggupkah ia bertemu dengan Rex saat ini sambil membawa titipan makanan dari Aifa.

Perasaan cemburu. Perasaan tidak enak. Hatinya yang sesak pun kini bergelung menjadi satu.

🦋🦋🦋🦋

Bikin makanan begitu singkat. Lah yang dimasak mie. Singkat toh 🤣

Yang bawa aja sampai nahan cemburu 🤣

Itu ganteng-ganteng disuruh antar mie pakai telor 😂

Makasih sudah baca. Sehat selalu buat kalian ya

With Love 💋

LiaRezaVahlefi

Instagram

lia_rezaa_vahlefii