Chereads / Because I Love You Aifa / Chapter 35 - Chapter 36

Chapter 35 - Chapter 36

"Bagaimana dia?"

"Dia terlihat senang. Jangan khawatir."

"Kamu yakin?"

"Ya. Aku yakin."

"Oke pastikan dia jangan sedih lagi."

Klik. Sambungan terputus. Rex berusaha untuk tenang setelah melakukan panggilan dengan seorang pria yang bersama Aifa saat ini. Tapi begitu melihat Aifa bersama Ray pergi bersama berbelanja, amarah Rex semakin memuncak saja.

Tapi ini demi kebaikan Aifa agar wanita itu tidak sedih secara berlarut-larut. Mungkin ini adalah tahap kedua rencana yang ia lakukan untuk Aifa.

"Aku akan menunggu. Sampai semuanya benar-benar berakhir." ucap Rex dalam diamnya dengan hatinya yang pedih karena menahan cemburu.

🦋🦋🦋🦋

Franklin menatap Aifa dari jarak beberapa meter. Ia sedang duduk disebuah kursi meja makan dapur sambil mengetik sesuatu di laptop mengenai pekerjaannya.

Hotel mewah berkelas presidential suite membuat aktivitas apapun bagaikan dirumah meskipun sedang berlibur.

Padahal Franklin sedang cuti. Tapi gara-gara kakak iparnya yang bernama Feby itu hamil lagi, alhasil Frankie pun menyuruh Franklin untuk mengecek beberapa proposal proyek produk bahan pangan terbaru.

Franklin menghela napas panjang. Ya ampun. Ia tak habis pikir. Kenapa Frankie terus saja membuat anak setiap tahunnya sehingga ujung-ujungnya pria kembarannya itu akan berakhir dengan meminta tolong padanya karena sang istri sedang drama mual di kehamilan mudanya?

Tapi tidak masalah bagi Franklin. Keponakan mereka sudah ada 4. Lalu Feby sedang hamil muda. Ah anggap saja itu sudah mewakili cucu-cucu Hamilton yang hampir setengah lusin meskipun kenyataanya Aifa dan dirinya belum menikah.

Aroma masakan yang lezat dan suara tawa canda memenuhi seisi ruangan. Franklin tetap fokus dalam mengecek proposal kerjanya. Tapi ia juga tetap fokus memperhatikan kakaknya yang sedang bersama Ray.

Franklin mengeluarkan ponselnya. Tanpa Aifa dan Ray sadari, Franklin memfoto mereka yang sibuk memasak bersama lalu mengirimkannya pada Fandi.

"Daddy, ini kegiatan kakak hari ini. Bersama Kak Ray. Kakak aman."

Send.

Sekali lagi, Franklin menatap kakaknya dalam diam. Setidaknya ia tenang karena sekarang ada seorang pria yang secara perlahan mengembalikan senyum kakaknya.

🦋🦋🦋🦋

"Alhamdulillah yey! Kebab Turki ala Ray dan Aifa sudah jadi!"

Franklin melirik sebentar kearah Aifa yang kini menghidangkannya tepat diatas meja makan. Lalu tak lama Ray datang duduk di hadapan Aifa. Franklin memilih menyibukkan diri yang sejak tadi memakai headset.

"Frank! Ayo kita makan. Hentikan pekerjaanmu dulu."

Franklin melepas headsetnya. "Aku sibuk. Kakak duluan aja. Oke?"

"Tapi Franklin. Sebentar saja. Mumpung masih hangat."

"Kakak saja duluan. Ini proposal penting. Kak Febby lagi hamil jadi Frankie meminta tolong padaku secara dadakan."

Aifa terkejut. "Apa?! Hamil lagi?" Aifa tiba-tiba melemas lalu menyederkan tubuhnya dengan malas di kursi sambil bersedekap.

"Dasar kembaranmu itu! Apakah dia mau bikin cucu Hamilton seperti anak taman kanak-kanak begitu semuanya pada berkumpul dirumah Daddy nanti?"

Lalu Ray tertawa mendengar dumelan Aifa. Ray sudah mengunyah kebabnya beberapa detik yang lalu dan hampir saja tersedak.

"Yaudah lah, setidaknya Daddy dan mommy bahagia di masa tuanya."

Aifa mendengus kesal. Feby hamil lagi. Sementara dirinya dan Franklin saja belum berkeluarga. Alhasil Aifa memotong kebab berukuran kecil lalu menyuapkannya pada Franklin menggunakan garpu.

"Ini. Santap dulu." tawar Aifa.

Franklin hanya diam lalu membuka mulutnya lalu mulai mengunyah sambil fokus mengecek proposalnya. Tanpa Aifa sadari, Ray menatap Aifa yang sedang lesu.

"Kak, apakah sore ini kakak sibuk?"

Aifa menatap Ray lagi. "Tidak. Kenapa?"

"Mau ke suatu tempat?"

Aifa terlihat berpikir. Lalu wajahnya berbinar. "Aifa lelah. Tapi Aifa pengen makan sambil menikmati langit senja."

"Gitu ya?" tanya Ray lalu ia menganggukkan kepalanya. "Aku akan menemani kakak mencari lokasinya."

"Beneran?"

"Hm."

"Yey!!!! Ray memang baik hati dan tidak sombong!"

Aifa kembali semangat dan mulai menghabisi kebabnya. Sementara Franklin menatap Ray. Pria itu tertangkap basah sedang tersenyum-senyum.

🦋🦋🦋🦋

Aifa sudah duduk saling berhadapan dengan Ray. Mereka masih berbincang dengan santai. Rupanya Ray memilih tempat yang indah di samping hotel tempat Aifa menginap.

Ray merasa tidak enak dengan Franklin karena sudah bersama Aifa seharian ini dan Ray tahu batasannya terhadap Aifa yang bukan mahramnya.

"Apakah kakak suka?"

"Ha?"

Lalu Ray tertawa geli. Sudah kesekian kalinya Aifa ketahuan menatapnya sejak tadi.

"Kenapa kakak melihatku terus? Apakah wajahku menyeramkan?"

"Tidak. Ray tidak menyeramkan."

"Oh ya? Terus?"

"Ray manis. Aifa suka."

Seketika Ray terdiam. Jantungnya berdegup kencang. Ray merasa salah tingkah sampai akhirnya dia meraih segelas es lemon tea yang ada diatas meja lalu meminumnya.

Aifa tersenyum. "Terima kasih. Aifa sedikit terhibur semenjak ada Ray disini."

"Sama-sama kak." Senyum Ray setelah meminum es lemon tea nya.

"Aifa suka tempat ini. Indah. Aifa pernah mengimpikan ke tempat indah seperti ini bersama seorang pria yang Aifa cintai. Tapi.. "

Kedua mata Aifa berkaca-kaca. Ia teringat Rex yang kini sedang bahagia bersama Aisyah.

"Aduh, maaf kok jadi melow gini ya." Aifa tertawa sumbang. Mengahapus air mata di sudut matanya. "Oh iya. Ray disini berapa lama?" tanya Aifa berusaha mengalihkan.

"Hanya seminggu."

"Seminggu?"

Ray mengangguk. "Iya. Setelah itu aku tidak bisa menemui kakak lagi."

Seketika hati Aifa pedih. Hatinya sesak. Kenapa? Ada apa dengan hatinya? Tidak. Aifa tidak mungkin menyukai Ray dalam hitungan hari.

"Kak?"

"Ha?"

"Kok diam?"

Ada memaksakan senyumnya. "Em.. kalau boleh tahu kenapa hanya seminggu?"

"Aku sibuk kak. Urusan pekerjaan."

"Pekerjaan ya?"

"Iya. Memangnya kakak pikir apa?"

Lalu Aifa terdiam. Ntah kenapa tiba-tiba hatinya terasa tenang. Sangat tenang. Sampai akhir ia bernapas lega. Aifa kembali melirik kearah Ray yang kini ketangkapan basah menatapnya tanpa berkedip hingga membuat keduanya salah tingkah.

"Em kak."

"Ya?"

"Ada yang ingin aku bicarakan sama kak."

"Soal?" Aifa meremas ujung hijabnya dengan gugup.

"Em. Sebenarnya. Aku.."

"Ya?"

"A-aku-"

"Aku kenapa Ray?"

"Aku.. em aku suka-"

Deringan adzan magrib di ponsel Ray menghentikan semuanya. Aifa buru-buru, berdiri. Terlihat gugup dan wajahnya merona merah.

"Ayo Ray! Sudah waktunya sholat. Ray yang baik hati dan Soleh."

Aifa buru-buru membalikan badannya. Menyembunyikan pipinya yang merona. Jantungnya berdebar-debar. Aifa kembali menoleh kebelakang, Ray masih menatapnya dengan ekspresi wajahnya yang sama  terlihat gugup.

"Ray ayo! Allah memanggil kita."

🦋🦋🦋🦋

Aifa sama Ray

Aifa sama Rex

Atau

Aifa single aja nemanin kalian sambil nunggu jodoh?

🤣🤣🤣🤣

Makasih sudah baca ya. Sehat selalu buat kalian. Aifa si strong, penyabar dan baik hati insya Allah menemani kalian dirumah ❤️

Sehat selalu buat kalian

With Love 💋

LiaRezaVahlefi

Instagram

lia_rezaa_vahlefii