Chereads / MATA KETIGA / Chapter 8 - Pengalaman Berkemah 3

Chapter 8 - Pengalaman Berkemah 3

Satu persatu akhirnya pada bangun, untung perapian di tutup dengan panci tadi malam jadi tidak kebasahan. Kami pun memasak air buat minum. Ternyata bukan hanya kami, para pembina pun baru bangun. Karena efek hujan semalam aktivitas baru dimulai siang hari. Setelah upacara dilanjutkan dengan acara permainan mencari jejak ada 12 pos yang harus kami lewati. Setiap pos akan ditanya berbagai hal tentang pramuka.

Kelompok kami di urutan ke lima, akhirnya satu persatu regu diberangkatkan menuju ke pos satu, akhirnya regu kami mulai berjalan. Tak terasa sudah 4 pos dilalui, kini kami menuju pos selanjutnya di sebuah danau yang indah. Di situ ada 2 kakak pembina, kami pun mengucap salam pramuka, lalu kakak itu memberikan soal dengan kata sandi yang harus kami pecahkan bersama.

Tanpa sadar gue melihat ke arah danau, dan mata gue tak berkedip. Kebetulan kita melakukannya di pinggir danau yang tidak begitu luas.

"Ada apa Ga ?" bisik Sandi, gue terkejut.

"Engga ada apa-apa Sand !" jawab gue.

"Udah cerita aja !" ujar Bayu ternyata mendengar obrolan kami.

"Nanti saja, kita fokus ke soal ini dulu !" kak Ferdi berkata dia ketua kelompok kami. akhirnya kami mulai memecahkan soal dan berhasil.

"Bagus, sekarang lanjut ke pos selanjutnya !" perintah kakak pembina, kami pun mulai berjalan kembali.

"Tadi lo lihat apa ?" tanya Bayu lagi penasaran rupanya dalam perjalanan ke pos selanjutnya.

"Di seberang Danau sana tadi gue melihat sebuah istana sangat besar, padahal kalau dalam kenyataan itu hanya sebuah pohon besar di antara yang lainnya !" gue pun cerita apa yang gue lihat.

"Oh, apa berbahaya ?" tanya yang lain.

"Ada yang berbahaya, ada juga yang tidak! yang jelas jangan pernah berenang di danau itu, walau bagaimana pun karena itu sangat dalam dan terdapat pusaran air yang dapar menyedot kita bahkan yang bisa berenang sekalipun, cukup menikmati keindahan alamnya saja !" jawab gue. Semua terdiam.

"Hei kita jalan kemana nih ?" tanya seseorang, kami menemukan dua tanda yang berbeda.

"Mungkin pernah ada yang melalukan ini !" ujar yang lain, gue melihat sesuatu.

"Yang itu hapus saja !" ujar gue tiba-tiba, semua terkejut.

"Kenapa ?" tanya ka Wahyu.

"Itu akan menyesatkan kelompok lainnya !" jawab gue, semua menatap ke arah gue dan mereka pun percaya.

Dan benar saja kita sudah berada di pos selanjutnya. Satu persatu semua pos dilalui kami tiba kembali di tempat semula, dan untungnya semua group ada dan sudah berkumpul. Dan kami mendengar kabar, dulu ada satu sekolah yang melakukan hal sama tapi dua kelompok hilang dan tersesat di hutan. Tim sekolah dan SAR akhirnya menemukan mereka selamat tapi dalam ke adaan lemas setelah 2 hari menghilang. Setelah di telusuri mereka berjalan di tanda yang salah.

"Untung saja lo memperingatkan! coba kalau tidak ?" ujar ka Ferdi.

"Lalu siap yang melakukannya ?" tanya yang lain.

"Mungkin orang iseng !" jawab seseorang.

"Menurut lo Ga ?" tanya Hasan.

"Boleh percaya atau tidak itu .... di sengaja !" jawab gue semua terdiam.

"Hanya kelompok tertentu yang bisa melihat tanda itu !" lanjut gue.

"Berarti kita bisa melihat dong? tunggu, kalau di hapus kan ada lagi ?" ujar yang lain.

"Gue sudah berdoa ketika tanda itu dihapus, insya allah tidak akan ada lagi !" jawab gue.

------------------

Kita pun istirahat setelah kegiatan mencari jejak yang cukup melelahkan, kita sebelum bubar diminta untuk melakukan pertunjukan apapun itu untuk acara penutupan besok malam. Kita pun berencana untuk melakukan nyanyi bersama diiringi oleh gitar. Kami pun mulai berlatih. Dan semua pun tak mau kalah. Sore pun menjelang, semua ke menuju WC untuk mandi atau sekedar cuci muka, malam itu tidak ada kegiatan apapun. Kami mengisinya dengan berkumpul di perapian sambil ngopi dan main gitar.

Tak lama satu persatu masuk ke tenda untuk tidur, tapi belum lama tertidur terdengar suara keributan dan jeritan. Kami pun bangun dan ternyata itu dari salah satu tenda kelompok cewek.

Rupanya ada beberapa orang yang kesurupan, mungkin karena kecapaian mereka mudah di rasuki. Para pembina meminta semua tetap di tenda masing-masing dan berdoa dengan keyakinan masing-masing. Tak lama ada pak Ahmad datang ke tenda dan meminta gue untuk ikut dia, semua terdiam dan gue mengangguk.

Gue tiba di tenda utama disana setidaknya ada 4 orang cewek yang memang sedang kesurupan.

"Rangga, kamu tahu apa yang terjadi ?" tanya pak Ahmad, semuanya berusaha menenangkan mereka dengan berbagai cara, ada juga yang gue lihat punya ilmu yang cukup.

"Iya pak !" jawab gue.

"Dia mahluk yang tinggal di pohon dekat WC perempuan! wujudnya nenek-nenek entah berapa umurnya, dia sedang berdiri disana sekarang !" gue menunjuk sesuatu di luar tenda utama, terlihat memang wujud si nenek dengan rambut putih panjang, badannya bungkuk dan memakai tongkat secara jelas di mata gue.

"Lalu siapa yang merasuki mereka ?" tanya pak Ahmad.

"Asuhannya pak! yang sana mba kunti, satunya lagi perempuan entah siapa tapi kayaknya pocong pak !" gue memberitahu yang merasuki mereka sekarang.

"Kanu tahu kenapa mereka seperti ini ?" tanya pak Ahmad, gue mengangguk dan membisiki telinganya.

"Serius jadi ada yang 'dapet' ?" tanyanya terkejut gue mengangguk dengan muka merah.

"Si nenek marah, dia tidak suka darah kotor mengotiri rumahnya! yang kebetulan di dekat pohon itu ada tempat sampah !" jawab gue.

"Ya sudah, kamu bantu mereka !" perintahnya.

"Tidak usah pak, ada beberapa dari kakak dan pak guru yang ilmunya sudah tinggi dibanding saya !" ujar gue, pak Ahmad meminta gue tetap disini mengawasi dan berdoa, si nenek itu menatap gue dan akhirnya menghilang.

------------------------

Semua akhirnya bisa di sadarkan, gue pun boleh pergi. Sesampainya di tenda gue di serbu dengan berbagai pertanyaan dan gue jawab dengan singkat, akhirnya semua tertidur pulas karena kecapaian. Keesokan harinya tidak ada kegiatan apa-apa cuman ada pengumuman dari guru pembina.

"Adek-adek pramuka, bapa mohon jangan bertindak sembrono atau gegabah di tempat yang asing tetap sopan! bagi perempuan yang sedang datang masanya, bisa di komfirmasi ke ibu pembina atau kakak perempuan agar tahu apa yang mesti di perbuat! hingga kejadian tadi malam tidak terulang !" itulah amanat dari para pembina.

Sisa hari itu hanya berlatih dan mencari kayu bakar untuk acara api unggun dan pertunjukan hiburan sebagai tanda perkemahan akan di tutup dan esoknya akan kembali pulang ke rumah. Malamnya kami pun berkumpul di lapangan mengelilingi api unggun yang berkobar, kita berdoa sebelum memulai kegiatan.

Acara pun berlangsung dengan seru, karena semua kelompok menampikan pertunjukan yang sangat menghibur dan di umumkan beberapa katagori juara dan kelompok kami menang di dua katagori dan tentu saja sangat senang, acara api unggun di akhiri dengan nyanyi bersama dan kembali ke tenda untuk istirahat. Dengan kenangan tak terlupa selama disini. Termasuk gue, semua tertidur pulas sampai esok pagi ...

Bersambung ....