Chereads / Kisah Petualangan Clara / Chapter 14 - #Raph, Pelatihan

Chapter 14 - #Raph, Pelatihan

Hari-hari ini menjadi meriah. Semua terima kasih kepada Raph, karena sudah mau menemani si gadis kesepian.

Pelatihannya juga tidak berat. Malahan terasa sangat menyenangkan.

Lebih lagi, dengan adanya Raph di sisinya Clara tidak perlu lagi takut kelelahan ataupun sinar matahari. Jadi untuk sekian lamanya gadis mungil Clara akhirnya dapat merasakan hangatnya mentari.

Hari ini Raph mengajarkan dasar dari sihir, yaitu mengenai sumbernya, mana.

"Apa kau tahu apa itu mana? Mana adalah salah satu bentuk energi, seperti energi listrik, energi kinetik, energi mekanik dan sebagainya ... Tidak mengerti?"

"Ini seriusan kelas dasar?" tanya Clara, kebingungan.

Bukan karena Clara bodoh. Apa yang disebut dasar bagi Raph sebenarnya sangat maju untuk standar dunia ini. Jangankan Clara, ilmuan lain mungkin juga akan sedikit kebingungan.

Setelah merenung sejenak akhirnya Raph menyederhanakan kuliahnya.

"Begini ya~. Untuk melakukan sesuatu kita, bukan hanya manusia tapi semua yang bergerak butuh yang namanya energi. Ada berbagai macam jenis energi dan mana hanyalah salah satu jenisnya, paham?"

Clara mengangguk dengan antusias. Walau agak tidak mengerti tapi ia dapat menangkap maksud dari perkataan Raph.

"Energi tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan, tapi hanya dapat berubah bentuknya. Misalnya ya~ energi gerak digunakan untuk menggerakkan kincir angin dan menghasilkan energi listrik."

"...?"

"Intinya ya~ energi hanya bisa dirubah, titik. Apa yang membuat mana spesial adalah sifatnya yang fleksibel. Jika energi gerak harus menggerakkan kincir angin dahulu untuk menghasilkan listrik, dengan mana kau akan dapat secara langsung mengkonversi mana menjadi listrik. Bukan hanya listrik, tepi berbagai macam hal," jelas Raph panjang lebar, masih sulit dimengerti. "Terlebih ya~ jumlah mana sangat melimpah dan tidak akan habis kecuali dunia ini hancur.

"Sifat ini ya~ dimanfaatkan oleh penyihir untuk menciptakan keajaiban. Singkatnya, secara teori dengan mana kau akan bisa melakukan apapun. Nah, untuk saat ini aku akan mengajarimu teknik menyerap dan mengendalikan mana.

"Cara paling mudah untuk menyerap mana ya~ melalui pernapasan. Karena manusia tidak perlu pikiran sadar untuk bernapas. Itulah sebabnya untuk saat ini aku akan mengajarimu teknik meditasi yang berorientasi sistem pernapasan."

Clara yang sejak tadi mendengarkan dengan cermat memegang kepalanya dengan kesakitan. Kerutan di keningnya juga sangat dalam.

"Yah, coba saja dulu."

Dengan teknik ini Clara akan dapat menyerap mana di sekitar ketika menghirup udara. Lalu mengedarkannya ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hal ini juga bermanfaat untuk kesehatan jika dilakukan dengan benar.

Setelah itu mana akan kembali dikeluarkan ke udara ketika menghela napas. sebagian kecil mana akan tetap tertinggal di dalam tubuh. Inilah yang akan digunakan untuk merapal sihir.

Dengan teknik ini jumlah mana yang dapat dikumpulkan akan meningkat dengan sangat cepat. Kelemahannya adalah, untuk saat ini Clara hanya dapat melakukannya melalui meditasi dan tidak efektif dalam pertempuran.

Clara tertegun. Teknik ini sangat sederhana namun efeknya luar biasa. Seperti yang diharapkan dari tuan kuat, cerdas, dan juga super duper warbiyazah imut, Raph.

Raph sendiri agak terkejut Clara mampu menguasainya dalam waktu singkat, "Ini ya~ tidak sesederhana kelihatannya. Tapi, yah ... Terserah."

"Untuk saat ini ya~ kuasai dulu teknik ini. Jika kau bisa melakukannya bahkan dalam pertempuran maka teknik ini akan jadi sangat OP (Over Power)."

Dalam beberapa hari ke depan Clara terus mempraktikkan teknik ini dan berhasil menguasainya sampai tahap di mana Raph menyebutnya layak.

Setelahnya Raph memulai kelas lain. Ia membuka kelas dengan cerita dongeng tentang leluhur manusia.

Ada sebuah legenda, bisa juga di katakan mitos tentang leluhur umat manusia.

Konon katanya, untuk bertahan hidup di lingkungan yang keras leluhur manusia membuat sebuah pertukaran dengan Tuhan, atau iblis? Yah, siapa yang tahu. Legenda ini sudah sangat lama dan bias.

Leluhur manusia mengorbankan 900 tahun masa hidupnya sebagai ganti kekuatan. Itulah sebabnya kebanyakan manusia tidak memiliki masa hidup sampai usia seratus tahun.

Leluhur manusia menjadi sekuat gajah, secepat singa, memiliki stamina yang hebat, juga kulit yang keras. mereka dengan cepat mulai bangkit dari dasar rantai makanan. Kini tidak ada lagi yang berani meremehkan ras manusia lagi.

Namun diam-diam, ada beberapa leluhur lain yang menukarkan masa hidup mereka dengan pilihan berbeda. Bukan kekuatan, tapi kebijaksanaan.

Leluhur bijak di cemooh oleh para leluhur kuat, di pandang rendah, bahkan di usir dari wilayah manusia.

Dari sini alur ceritanya sangat mudah di tebak.

Singkat cerita perang besar meletus. Akibatnya dunia hampir mengalami keruntuhan.

Kehidupan leluhur manusia kembali memburuk. Kekuatan mereka tidaklah cukup untuk bertahan di lingkungan baru ini. Apalah guna kekuatan bila tidak ada makanan untuk mengisi perut. Satu per satu manusia berguguran sampai titik terancam punah.

Mereka yang bertahan adalah para leluhur bijak. Bagaimana caranya katamu? Yah, tentu saja karena mereka bijak.

Mereka memang tidak kuat, tapi dengan kebijaksanaan mereka meniru kekuatan manusia kuat. Mereka meniru sihir para naga. Mereka meniru kerajinan para kurcaci. Mereka meniru cara memanfaatkan alam dari para peri. Dan dengan begitulah leluhur bijak mampu bertahan bahkan hingga menciptakan hegemoni atas dunia.

Tamat.

"Dari cerita ini apa yang bisa kau simpulkan?" tanya Raph.

"Pakai otak, jangan otot," balas Clara.

"Ya~ benar juga, sih. Tapi bukan itu maksudku. Semua kembali lagi pada satu titik, mana."

Teknik mengendalikan mana secara garis besar di bagi menjadi dua. Metode bela diri dan metode penyihir.

Bela diri umumnya digunakan oleh pejuang. Mereka menggunakan mana untuk memperkuat tubuh dan mempertajam senjata. Mereka menyerap lalu mengasimilasi mana dengan tubuh. Dari sini mana akan memperkuat tubuh sedikit demi sedikit.

Sedangkan penyihir biasanya menggunakan mana untuk menciptakan keajaiban. Berbeda dari pejuang, Penyihir menyerap mana untuk dikumpulkan, lalu pada waktunya mana akan dikeluarkan dalam wujud berbeda—misalnya bola api—sesuai dengan kehendak penyihir, itulah yang disebut sihir.

"Intinya, kenapa penyihir perlu melantunkan mantra? Karena manusia meniru para naga yang mampu menciptakan keajaiban hanya dengan berbicara. Sedangkan teknik pengendalian mana adalah cara leluhur bijak meniru leluhur kuat," jelas Raph, panjang lebar.

"Selain lantunan mantra ada juga banyak metode lain untuk menggunakan sihir. Misalnya dengan ritual atau bisa juga membuat sebuah perjanjian dengan roh alam.

"Pada dasarnya, penyihir tidak perlu terlalu mendalami metode bela diri. Ada beberapa pro dan kontra dalam menguasai kedua metode itu. Seperti jumlah waktu dan usaha akan berlipat ganda. Bahkan mungkin juga terjadi konflik dengan mana. Tapi, dengan keterampilanmu seharusnya tidak akan ada masalah. Mungkin."

"Kedengarannya meragukan," gumam Clara.

"Aku akan memberikanmu metode kelas kelas atas yang tidak kalah dari teknik dewa perang atau teknik dewa kematian. Jadi berlatihlah dengan rajin."

"Um!"

Jika sihir di bagi jadi lima tingkat, seni bela diri di bagi menjadi tujuh tingkatan.

Mulai dari yang terendah tingkat dasar, menengah, lanjut, pencerahaan, bumi, langit, penyatuan bumi-langit.

"Nama-namanya terdengar terlalu chuuni. Siapa sih yang kasih nama?"

"Jangan tanya aku."

Tingkat dasar sampai lanjut pada dasarnya sama, yaitu menyerap mana untuk memperkuat otot dan indera. Tergantung teknik yang dipraktikkan mungkin ada langkah tambahan lain.

Langkah tambahan pada teknik yang dipelajari Clara adalah untuk mengaktifkan tujuh cakra yang ada pada tubuh.

Setiap cakra berfungsi sebagai wadah mana tambahan. Sepertinya teknik ini diciptakan khusus untuk ksatria sihir. Ketika Clara mengemukakan dugaannya jawaban dari Raph adalah,

"Kurang tepat. Teknik ini sudah lama hilang di benua ini dan awalnya digunakan oleh pendeta dan biksu. Namanya adalah yoga. Mulanya ada delapan tahapan dalam yoga. Tapi aku menyerap inti sarinya dan merubahnya menjadi teknik yang lebih sederhana."

"Oho."

Clara jadi semakin penasaran dengan identitas Raph ....

Sebentar.

"Bentar ya~. Apa Raph tadi bilang di benua ini? Bukan dunia?"

"Oke. Mari lanjut-"

"Hey. Jawab!"

"Eh. Itu tadi cuma typo."

"Jangan bohong!"

Namun Raph tetap enggan untuk menjawab. Clara hanya dapat menahan rasa penasarannya. Dunia ini ternyata masih menyimpan banyak sekali misteri.

Selama beberapa minggu kedepan Clara dengan giat berlatih hingga akhirnya mencapai tingkat dasar.