Hidup itu bagaikan debu di mana kamu menempatinya maka sikap dan sifatmu berubah, bagaikan angin yang kencang tidak ada tunas yang baru.
"Apa kabar dengan Ibu dan Seli sudah lama aku tidak bertemu mereka," bicara Ello sendiri ketika ia yang duduk di taman belakang sambil melihat langit-langit biru di sana.
"Rasanya seperti mimpi aku ada di sini. Dan ternyata aku tidak bermimpi Aku di buang dari rumah, aku keguguran, dinodai oleh orang-orang yang ingin mengambil nyawa aku lalu kembali bertemu dengan pria yang pertama kali menghancurkan nasib Aku sunguh kejam takdir ini, entah apa yang Tuhan takdirkan untuk gadis malang ini," Bicara Ello sendiri saat menatap langit dengan ukiran senyum dengan mata yang berkaca-kaca.
Di sisi lain Taehyung yang keasyikan mengobrol dengan Jenny kini mereka akan makan siang bersama di meja, mata Taehyung melirik ke sana sini mencari sosok Ello yang sedari tadi tidak dilihatnya. Jenny yang melihat mata Taehyung seperti mencari sesuatu akhirnya membuka suara ketika mereka sudah duduk di meja makan yang sangat panjang.
Akhirnya Jenny mengabil telpon rumah di meja makan untuk mengabari Taehyung yang kelihatan bingung sendiri.
"Ada apa? Kelihatanya kamu seperti mencari sesuatu. Apa yang kamu cari?" tanya Jenny dari benda pipih panjang alias telpon rumah yang ada di telinganya itu.
Taehyung yang mendengar ucapan Jenny menatap Gadis itu dari kejauhan di mana mereka sama-sama duduk di satu meja namun, duduk yang berjauhan karena itulah aturan ketika makan bersama di meja makan yang sangat besar itu.
"Tidak ada. Ada yang ingin aku tanyakan pada pelayan jadi bolehkah aku mematikan telponya," jawab Taehyung tenang dan tersenyum menatap balik Jenny.
"Baiklah tuan muda."
Tut... tut... tutt...
Setelah menjawab ucapan Jenny Kim Taehyung pun mematikan telpon dan memanggil salah satu pelayan yang sedang berbaring rapi saling berhadapan di tengah-tengah meja makan.
"Kamu ke cepatlah ke sini sebentar!" perintah Taehyung dengan satu jari telunjuk menunjuk ke salah satu pelayan menghampirinya di meja makan.
"Carikan Ello! Perintah dia menghadap saya di meja makan sekarang juga! Dalam waktu 3 menit dia harus di hadapan saya jika tidak tepat waktu maka, kamu yang akan mendapat ganjaranya apa kamu paham!?" ucap Taehyung dingin dan tegas pada pelayan tersebut.
"Baik tuan," jawab pelayan itu dengan membungkukan tubuh ke bawah lalu Ia pun segera melangkah pergi.
"Apa itu yang membuatmu tidak tenang?" tanya Jenny menatap Taehyung.
"Apa makasumu?"
"Maksud aku apa Dia yang membuatmu duduk tidak tenang? Apa Dia yang membuatmu menunggu? tanya Jenny menatap Taehyung penasaran.
"Menunggu? Aku menunggu wanita rendahan itu?" tanya balik Taehyung menatap heran Jenny.
"Cihhh..."
"Yang benar saja aku menunggunya. Aku meminta dia ke sini untuk melayani aku dan kamu makan karena itulah tugasnya," seru Taehyung kesal dan mulai memakan makanan yang kelihatan sudah dingin di piringnya.
Jenny yang mendengar ucapan Taehyung tersenyum sambil mengeleng-gelengkan kepalanya dan tidak berucap sepatah kata pun Ia pun mulai mengikuti Taehyung makan.
Di sisi lain pelayan terus mencari Ello yang belum ketemu juga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke ruang cctv agar bisa dengan cepat mengases keberadaan Ello karena rumah itu begitu besar jadi sangat sulit mencari seseorang.
"Carikan nona Ello dari semua cctv yang ada di seluruh pelosok rumah waktu aku tinggal semenit saja," ucap pelayan tersebut saat sudah masuk dalam ruangan pengontrol cctv rumah pada para kariawan yang bertugas menjaga keamanan rumah di sana.
"Itu nona Ello dia ada di taman belakang dekat arah selatan," jawab salah satu kariawan petugas yang menjaga cctv ketika ia yang menemukan Ello sedang duduk merenung entah memikirkan apa dari monitor kumputer yang tersambung langsung dengan cctv.
Melihat hal tersebut Pelayan itu segera berlari ke luar menemui Ello di taman.
"Hidup itu seperti kopi dan gula, tidak selamanya kamu merasakan yang manis terkadang kamu juga merasakan yang pahit," ucap Ello yang menyeka air matanya.
Di tengah-tengah Ello yang sedang melamun datanglah pelayan yang tadi ditugasi oleh Kim Taehyung mencarinya.
"Nona mu-da.... ( suaranya putus-putus karena kehabisan nafas saat berlari).
Ello yang kaget segera memutar tubuhnya ke arah suara yang memangilnya dari belakang.
"Sherin?" Kaget Ello menyebut nama pelayan tersebut sambil bangkit berdiri dari duduknya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ello kaget.
"Nona segera temui tuan muda di meja makan waktu kita tinggal sedikit lagi;" jawab Sherin nama dari pelayan itu yang menghiraukan ucapan Ello.
"Apa maksudmu?"
"Nona aku tidak banyak waktu ayo pergilah! Temui tuan muda nanti akan dijelaskan," jawab Sherli apa adanya.
Ello yang mendengar ucapan Sheril langsung berlari sekencang mungkin menghampiri Taehyung. Karena, ia tahu Pria itu pasti memberi batas waktu pada pelayan yang ia perintahkan itu Ello berlari dengan sangat kencang dan disusuli oleh Sherin dari belakang.
Di saat itu Bianco baru ingin memasukan satu sendok nasi ke dalam mulutnya dan tiba-tiba wajah Ello tertempel di piring makan Kim Taehyung di mana karena Ia terlalu fokus berlari jadi pada saat ia berlari dengan kencang dan sudah sampai di hadapan Taehyung namun, saat ia yang ingin menghampiri Taehyung tiba-tiba kaki Ello tersandung di lantai hingga akhirnya ia jatuh menimpakan wajahnya di piring Kim Taehyung.
Taehyung yang kaget akan hal itu melotot matanya dengan sangat lebar lalu ia menahan gigi-giginya dengan sangat kuat. Seribu mata yang ada di sana melihat Ello dengan sangat syok termasuk Jenny yang langsung bangkit berdiri dari duduknya.
Aduhh dia lagi... dia lagi ada apa dengan pelayan pelayan ini? Cari masalah lagi kasihan, x
'kan nanti dia yang kena lagi.
"Kau!!!" jerit Taehyung emosi menahan gigi-giginya sangat kuat hingga urat besar di lehernya muncul ke permukaan.
"Berani sekali kau menimpahkan wajah sampahmu itu di piringku?!" teriak Taehyung sambil berdiri dengan menahan gigi-giginya dari dalam.
Matilah aku.... kenapa juga ini kaki pake acara tersandung... sial... sial...
"Maaf, maaf, 'kan ak. Aku tuan muda aku benar-benar tidak sengaja..." jawab suara Ello terputus-putus).
Ello berucap dengan grogi sambil mengangkat wajahnya dari piring yang penuh makanan di wajahnya.
"Maaf? Tidak sudi aku memaafkan gadis ceroboh sepertimu," kata Taehyung emosi.
"Tuan aku...."
Ucapan Ello terhenti ketika Taehyung yang langsung mengangkat sop iga di atas meja di salah satu mangkok dan langsung di siram ke wajah Ello hingga wajah Gadis itu penuh dengan kuah sop yang menempel di kulit mulus wajahnya itu, rambut dan bajunya.
"Ini jawaban kata maaf dari dirimu," kata Taehyung ketika sop sudah disiram olehnya ke wajah Ello.
Lagi... dan lagi makanan kembali di lempar diwajah aku, bungkam Ello terdiam seribu kata dengan hati yang kembali terukir luka lama.
"Taeh... harusnya kamu dengarkan dulu penjelasanya mengapa dia sampai jatuh menimpa makananmu," ucap Jenny mencoba untuk mengertikan sikap Taehyung yang menurutnya salah.
"Palingan dia sengaja melakukanya untuk mendapatkan perhatian aku. Biasalah gadis rendahan seperti dia berusaha mencari muka di depan pria kaya untuk bisa dapat perhatian," jawab Taehyung santai menatap Ello yang terdiam di sana.
"Aku malas membahas dia lebih baik kita pergi jalan-jalan. Sudah lama kita tidak pernah berjalan bersama," lanjut Taehyung menarik tangan Jenny untuk pergi.
Ello yang masih diam hanya menatap sikap Taehyung pada Jenny dan ia hanya mengukir senyum ketika Jenny meliriknya.
Benar-benar sikapnya pada nona Jenny sangat berbeda dengan aku, begitu besar perbedaan itu, batin Ello.
Bersambung.