Chereads / MENIKAH / Chapter 19 - Garis Takdir Tuhan

Chapter 19 - Garis Takdir Tuhan

Dunia ini penuh dengan kejutan setiap masalah yang kamu hadapi adalah pendewasaanmu. Sudah aku mencoba untuk bertahan, mencoba menangapi semua masalah ini dengan tenang, menjadi diriku yang kuat bagaikan besi namun pada akhirnya aku kalah, aku lelah terus berpura-pura, aku lelah bersandiawara, aku lelah membodohi diriku yang sebenrnya rapuh.

Terkadang memilih salah jalan untuk lari dari masalah atau menghilang bagaikan di telan bumi, Mungkin itu lebih baik daripada berdiri tegak namun kamu rapuh dalam kekuatan.

Melihat persimpangan jembatan pikiran kotor merasuki Ello.

Mungkin inilah akhirnya bahwa aku harus menghilang agar tidak merasakan lukai ini lagi, dengan menghilang aku tidak terpikirkan cara untuk tidak menangis, Ibu dan Seli sudah bahagia untuk apa aku bertahan sedangkan hidupku sudah tidak ada artinya lagi, menghilang pun tidak akan ada yang mencari, anak haram ini sudah tidak bernilai lagi untuk hidup Ello menaiki tebing jembatan mencoba melakukan bunuh diri. Ia menyeka air matanya setelah diatas ketinggian pagar besi jembatan gadis itu menutup kedua matanya dengan lentikan alis yang indah membayangkan semua luka yang selama ini ia terima.

Mulai dari dirinya yang menyadari pahit dan menerima kenyataan bahwa ia tidak meliki seorang ibu atau ayah ia harus menerima kenyataan bahwa ia lahir dari hubungan terlarang, anak yang terbuang di sampah, menerima kenyataan hinaan banyak orang akan dirinya. Pahit merasakan siksaaan akan ibu angkat yang tidak merima dirinya sebagai seorang anak.

Luka kembali lagi menerima tuduhan sang ayah yang meningal karena diriinya, seakan takdir terus mempermainkan dirinya.

Luka, luka, dan luka yang harus ia terima menyadari dirinya kehilangan mahkotanya dan seperti takdir mempermaikan dirinya terus menerus yang kambali dilecehkan disaat kerapuhan, kesakitan dan kepahitan ketika dirinya yang ditendang keluar dari rumah dan kampung halamanya hanya karena dosa yang tidak merugikan orang lain.

Tetesan bening kembali membasahi wajahnya yang mengalir dengan tenang dari mata yang masih tertutup rapat di sana, saat kaki Ello dimajukan untuk menjatuhkan dirinya ke dalam sungai yang ada di bawah sana tiba-tiba ia mendengar musik syadu yang sangat indah dimana angin malam seperti membawa kekosongan hidup Ello dengan suara air sungai yang mengalir di bawah sana menghantarkan kehidupan baru bagi dirinya.

Seperti butiran debu yang melayang di udara... Jika salju yang bertebangan itu adalah aku... Kepingan salju berjatuhan... aku merindukanmu... melewati musim dingin ini... Sampai musim semi tiba... tinggalah di sana sedikit lebih lama.

( Sebuah lirik lagu yang memiliki arti sangat dalam spring day lagu boy band Korea selatan BTS yang mengajarkan kita untuk bertahan sesulit apa keadaan).

Ello menarik kakinya saat menyadari kesalahan yang dilakukanya namun, karena kehilangan keseimbangan tubuhnya bergoyang dan ia hampir jatuh ke bawah sana saat Ello masih memperbaiki keseimbangan tubuhnya tiba-tiba Ada tangan seseorang yang lansung menarik kasar tangan Ello hingga mereka jatuh tertimpal di atas aspal jalan dekat pingiran sungai dengan posisi kepala Ello tertempel di bidan dada sebut saja manusia penolong itu. Namun, bukan bidan dada yang kekar melainkan seperti dua gunung kembar Ello mendengar detak jantungnya dan suara yang indah namun sedikit ngos-ngosan.

"Syukurlah! Aku sedikit lebih cepat," ucap manusia penolong itu.

Ello yang mendengar ucapan tersebut segera bangun dari sana dengan cepat dan berdiri dari hadapan manusia penolong yang masih tiduran di atas aspal jalanan sana.

Manusia penolong itu pun bangun dengan tinggi badan 153cm, matanya bulat memakai kacamata sedangkan wajahnya sudah berumur namun, masih awet muda. Rambutnya pendek sebahu dengan mengenakan pakaian kantor celana kain hitam panjang, dan jas wanita hitam nan pas untuk tubuh yang kecil dan sangat rapi Dia adalah sekertari Kim.

Yang kebutulan sedang mencari Taehyung namun, saat ia mengendarai mobilnya lewat jembatan dirinya melihat Ello yang sedang mencoba bunuh diri melihat hal berbahaya itu sekertari Kim dengan cepat menepi mobilnya di pinggiran jalan dekat trotoar dan ia langsung lari keluar menolong Ello tanpa pikir panjang lagi.

"Kenapa anda menolong saya? Biarkan saya mati saja!? Hidup saya sudah tidak ada artinya," ucap Ello yang dengan nada dingin dan tatapan dingin pada sekertaris Kim.

"Hei anak muda jalanmu masih panjang. Mengapa kamu memilih jalan buntu hanya untuk lari dari masalahmu?" tanya sekertaris Kim sedikit emosi.

"Apa?" kaget Ello bingung.

"Di luar sana banyak anak muda yang ingin hidup lebih lama seperti kamu. Siapa mereka? Mereka adalah anak-anak yang hidupnya divonis kanker dengan jarak waktu yang tidak lama untuk bertahan di bumi. Kamu tahu setiap malam mereka dihantui dengan kematian bahkan mereka menangis karena masih ingin hidup."

"Kehidupan adalah hal yang sangat penting dan berharga bagi mereka, bahkan mereka iri dengan kita yang hidup normal. Mengapa? Karena kita bisa menikmati hidup dengan bebas tanpa berpikir akan hari esok masih bisa bernafas tidak? Hari esok apa semua baik-baik saja tidak? Sedangkan kamu masih berpikir untuk mengakhiri hidupmu dengan hal ini. Aku tidak tahu apa masalahmu namun, perlu kamu ketahui ada malam ada pagi sesulit apa keadan dan masalah yang kamu hadapi percayalah akan ada jalan yang indah asalkan kamu ingin bertahan."

Sekertaris Kim berucap sambil menatap dalam Ello, Ia mengukir senyuman dengan tulus sambil melihat Ello yang diam membisu seribu kata seperti sadar akan ucapan wanita paru baya itu.

"Pikirkan ini baik-baik dan kamulah penentunya. Aku tidak akan menolongmu lagi karena apa yang kamu putuskan itulah yang terbaik," ucap sekertaris Kim lalu melangkah pergi meningalkan Ello sambil merapikan jas baju yang ia kenakan karena kusut akibat tadi jatuh bersama Ello.

"Tunggu!" panggil Ello menghentikan sekertari Kim untuk tidak pergi.

"Maaf. Dan terimakasih sudah membantu aku, jika tidak ada anda mungkin aku sudah kehilangan harapan," jawab Ello. berterimakasih dengan tatapan sendunya penuh penyesalan di sana.

"Jangan berterimakasih pada aku. Terimakasihlah pada takdirmu, Aku hanya pengantara yang diutus untuk menolongmu."

"Tetap saja anda adalah penyelamat aku. Aku tadi kehilangan kekosongan hidup, ada begitu banyak masalah yang datang dalam takdir aku tapi berkat anda aku sadar bahwa di dunia ini bukan aku yang memiliki masalah sendiri melainkan orang lain juga dan mungkin masalah mereka lebih berat dari aku," papar Ello yang kembali meneteskan air matanya lalu secepatnya ia menghapus air matanya dan tersenyum bahagia pada sekertaris Kim yang sedang menatapnya juga.

Sepertinya gadis ini seumuran dengan tuan muda, Ini kesempatan emas aku yang sedang mencari istri pura-pura tuan muda untuk meyakinkan paman Taehyung bahwa keponakanya sudah memiliki seorang istri sebelum dirinya datang dari Korea. Dengan begitu usaha dan perusahaan milik tuan besar aman sentosa jadi Si Antonio tidak mendesak Taehyung untuk menikah dengan gadis pilihanya, batin Sekertaris Kim menemukan ide bagus.

Ya sebenarnya selama ini sekertaris Kim sedang mencari seorang gadis untuk menjadi istri kontrakan dalam perjajian kertas. Dalam arti Ello akan menjadi istri pura-pura Taehyung di hadapan Antonio paman Taehyung yang dari dulu mencoba rebut semua kekayaan orang tua Taehyung. Namun, rencananya selalu gagal bahkan ia adalah dalang dibalik kematian kedua orang tua Taehyung. Antonio adalah pelaku pembunuhan mama dan papa Kim Taehyung.

Tapi selama bertahun-tahun rencananya menguasai harta kekayaan Kim Taehyung masih gagal karena, Kim Taehyung yang mengambil alih semua bisnis ayahnya. Oleh sebab itu selama bertahun-tahun ia tinggal menyendiri di Amerika serikat dan Ia akan kembali ke Indonesia setelah sekian lamanya untuk membahas pernikahan Kim Taehyung dengan gadis pilihanya hal itu tidak disetujui oleh sekertaris Kim.

"Kamu tinggal di mana biar aku antar pulang," tawar sekertaris Kim pada Ello.

"Aku tidak memiliki tempat tinggal. Aku baru saja kehilangan keluarga aku dan tidak tahu harus ke mana?" jawab Ello jujur.

"Maaf. Bukan maksud aku seperti itu tapi aku turut perhatin dengan masalah keluargamu," seru sekertaris Kim merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti dengan maksud nyonya dan terimakasih," jawab Ello tersenyum tulus.

"Jadi inilah alasan kamu mengakhiri hidup kamu?" Bertanya dengan tatapan masih dalam pada gadis di hadapanya ini.

"Ya begitulah nyonya," tersenyum manis Ello.

"Sekarang tujuanmu ke mana? Apa kamu punya tujuan?" tanya sekertaris Kim lagi.

Sekertaris Kim bertanya pada Ello dan dalam hatinya berharap tidak ada agar dia bisa membawa gadis ini pulang bersama dia ke rumah.

"Tidak ada nyonya aku belum memiliki tujuan," Menudukan kepala ke bawah tanpa menatap wajah sekertaris Kim, malu.

"Jika kamu mau kamu boleh tinggal di rumah aku. Tapi kamu bisa membantu aku dengan syarat dari aku," tawar Sekertaris Kim penuh harap pada Ello.

Ello yang mendengar ucapan sekertaris Kim mengangkat wajahnya syok namun, ia bahagia. Tapi ia takut jika syarat yang diberikan oleh orang yang baru ia kenal itu adalah hal yang sama menimpa dirinya. Berpikir aneh-aneh Ello secepatnya membuang pikiran kotor itu dari pikirannya dan berpikir positif untuk hal ini.

"Apa nyonya tidak keberatan?" Bertanya dengan keraguan suara.

Gadis itu bertanya dengan hati-hati dan masih sedikit ragu.

"Sama sekali tidak. Jika kamu mau boleh ikut aku pulang ke rumah, asalkan ada satu syarat yang harus kamu setujui," tutur sekertaris Kim tersenyum tulus.

"Apa syarat nyonya?"

"Syarat aku hanyalah satu. Sebelum itu aku akan memberi penjelasan padamu lebih dulu agar tidak ada salah paham diantara kita. Dia adalah anak orang kaya raya dunia namun, ia kehilangan kedua orang tuanya saat masih umur delapan tahun. Ia memiliki seorang paman yang mengincar harta orang tuanya dan pamanya itu ingin menjodohkan dirinya dengan gadis pilihanya."

"Tapi aku sama sekali tidak setuju akan hal itu karena, aku tahu apa rencana pamanya. Dari kecil aku yang merawatnya hingga tumbuh dewasa, dari kecil pula dia sama sekali tidak merasakan indahnya masa kecil ia tumbuh dengan tanggung jawab yang besar mengurus usaha orang tuanya dari masih 8 tahun."

"Mungkin bagi banyak orang dia adalah pria yang arogan dan egois tapi yang mereka lihat hanya kasat mata luar saja, sebenarnya dia menangis pada malam hari rumah yang mewah bagaikan tembok jeruji besi penjara hidup pada tuan muda aku kesepian hidupnya karena tidak memiliki sahabat. Orang yang bersahabat denganya hanyalah orang-orang yang ingin dapat keteran nama saja. "

"Itulah kisah tuan muda aku. Jika anda mau membantu aku syaratnya jadilah istri pura-pura tuan muda aku untuk sementar waktu saja setelah pamanya pulang kamu boleh kembali ke tempatmu tapi jika kamu tidak mau aku bisa memahami itu," jelas Sekertaris Kim.

Ello yang mendengar penjelasan panjang lebar dari sekertaris Kim hanya mengangukan kepalanya sebagai tanda ia memahami situasi seperti ini. Setelah lama berpikir Ello pun akhirnya memutuskan jawabannya.

Dia sudah menyelamatkan nyawa aku. Jika tidak ada dia mungkin saja tubuh aku sudah dimakan habis oleh buaya atau binatang buas di bawah sungai sana. Hanya menjadi istri pura-pura setelah orang yang tadi ia maksdu pergi maka ia akan pulangkan aku kembali, Ttdak apa-apa Ello ini hanya membalas kebaikan nyonya penyelamatmu ini, bungkam Ello tersenyum pada Sekertaris Kim yang menungu jawabanya.

"Aku mau. Jika itu hal yang akan mengurangi beban nyonya Aku siap membantu anda sebagai balas budi aku pada anda," jawab Ello menyetujui persyaratan yang ditawarkan oleh sekertaris Kim.

"Benarkah? Ahh terimakasih aku janji tidak akan ada hal yang aneh-aneh menimpa dirimu," jawab sekertaris Kim bahagia.

"Baiklah. Karena kamu sudah setuju maka sekarang ikut aku masuk ke mobil saya, kita akan ke rumah majikan saya," tambah sekertari Kim masih dengan senyuman lebar.

Ello yang mendengarnya hanya mengangukan kepalanya mengikuti sekertaris Kim ke mobilnya tidak berpikir bahwa siapa pria yang akan jadi suami pura-puranya. Bagaikan takdir kembali menyatukan dua cinta dalam garis takdir Tuhan yang memang sudah tertulis. Lalu ia pun masuk ke dalam mobil sekertaris Kim setelah masuk mesin mobil kembali dinyalakan dan mobil melaju pergi dari meningalkan pingiran sungai yang tadi banyak air mata Ello.

Bersambung.