Setelah Irene berkutat dengan pikiran nya sendiri mengingat semua kenangan pahit dimasa lalu membuat dirinya kembali merasakan rasa sakit, kecewa dan pengkhianatan.
Lalu air mata yang selalu dia tahan kini telah kembali mengalir dipipinya. Sadar tidak sadar ada seseorang yang memperhatikannya dari balik pintu kamarnya. Viona gadis itu yang memperhatikan dirinya sejak tadi, tersirat rasa khawatir yang sangat dalam pada wajah Viona kepada Irene.
"Heyyy ... cantik kenapa menangis?" ucap Viona bertanya dan menghibur Irene.
Sedangkan Irene yang melihat Viona langsung menghapus air mata nya. Dan menjawab ...
"Siapa juga yang menangis." jawab Irene mengelak.
"Ini buktinya mata lo sembab, kalo kak Arka tau lo nangis pasti dia bakal sedih dan khawatir sama lo. Gue tau dan ngerti kenapa lo nangis kaya gini pasti karna DIA kan?" tanya Viona sambil menekan kata DIA.
"Engga, gue gak nangis cuma air mata gua nih yang tiba-tiba keluar dan gak mau berhenti-henti." jawab Irene berbohong sambil tersenyum Viona yang mendengarnya tertawa.
"hahahahah ... air mata mana mungkin tiba-tiba keluar gitu aja pasti ada alasan yang buat dia keluar Irene?" tanya Viona sambil mengelap sisa air mata dipipi Irene.
"Iya gue tau Vio, kenapa hanya dengan mendengar kedatangannya dan kembali mengingat waktu itu kenapa terasa begitu menyakitkan Vio?" tanya Irene dengan tatapan sendu.
"Jika itu terasa sakit kenapa lo harus mengingat Irene, gue tau pasti itu berat buat lo tapi lo harus kuat jangan lemah kaya gini. Kalo lo kembali lemah kaya dulu, lo buat gue sama kak Arka khawatir dan sedih liat lo," ujar Viona lembut.
"Gue paham Vio, tenang aja mungkin sekarang gue nangis kaya gini tapi guemasih bisa mengatasi nya. Lo percaya kan sama gue Vio!! Gue bukan Irene yang dulu, gue bisa bertahan kaya gini karna lo sama kak Arka yang selalu nguatin gue." jawab Irene membuat Viona tersenyum haru.
"Jadi lo sama kak Arka gak usah terlalu mikirin dan khawatirin gue, karna gue bisa jaga diri gue sendiri dan gue juga tau apa yang harus gue lakuin." lanjut Irene
"Iya, gue sama kak Arka gak bakal terlalu mikirin dan khawatirin lo, tapi kalau ada apa-apa lo harus cerita sama gue, janji." ucap Viona sambil mengangkat jari kelingking nya dan Irene mengangguk lalu mengkaitkan jarinya pada jari Viona.
Setelah itu mereka berdua tertawa tidak jelas dan berpelukan. Dan tanpa Mereka berdua sadari sedari tadi Arka memperhatikannya dengan mata berkaca-kaca dan lalu tersenyum kemudian masuk kedalam kamar Irene.
"Wah ... wah ... wah ada apa dengan kalian berdua berpelukan dan tertawa seperti ini?" tanya Arka pura-pura tidak tau apa yang terjadi.
"Ini Vio, dia pengen minta kepastian pada Arsya. Katanya kapan Arsya nyatain perasaannya lagi." Bohong Irene pada Arka sambil menggoda Viona.
"Ihhhh ... siapa juga yang ngomong kaya gitu. Itu gak bener jadi jangan percaya Kak." jawab Viona dengan wajah kesal.
"Bener juga gapapa Vio, nanti kakak kasih tau sama Arsya kalau kamu pengen di taken oke," goda Arka membuat Irene tertawa saat melihat ekspresi Viona yang menggemaskan.
"Jangan kak, nanti yang ada Arsya besar kepala. Lagian itu semua gak bener!" seru Viona memelas.
"Udah kak jangan diterusin lagi kasihan noh mukanya udah melas." tunjuk Irene pada Viona sambil tertawa.
Sedangkan Arka yang melihat Irene tertawa hanya speechless karna sudah lama dia tidak melihat Irene tertawa seperti ini.
"Kakak seneng liat kamu tertawa lepas kaya gini. Rasanya udah lama gak liat kamu tertawa seperti ini," ujar Arka mengelus pipi Irene dan menatapnya sendu.
Irene yang melihat itu merasa bersalah karna membuat kakak bersedih karna dirinya.
"Maafin Irene kak, karna udah buat kakak khawatir sampe sedih kaya gini. Aku sayang kakak jadi jangan terlalu pikirin aku sama khawatirin aku lagi. Aku udah gede jadi bisa jaga diri aku sendiri kak. Pikirin ajah masa depan kakak dan juga lo juga Vio pikirin juga tentang lo. Kalian berdua jangan terlalu mikirin aku, karna itu buat aku ngerasa bersalah," ujar Irene sambil tersenyum.
"Mana mungkin kakak berhenti mikirin sama khawatirin kamu. Kamu adik kakak jadi kakak wajib untuk mikirin kamu dan lindungin kamu meski kamu udah gede Irene. Kakak sayang banget sama kamu, kalau kamu gak mau kakak sama Viona khawatir berhenti bikin kakak sama Viona khawatir." jelas Arka
"Iya aku janji gak bakal bikin kalian khawatir lagi. Kalau ada apa-apa pasti aku akan cerita pada kalian berdua." jawab Irene dan membuat mereka berdua tersenyum.
"Sini peluk udah lama kakak gak meluk kamu. Andai kamu tau kakak kangen sama kamu. Kangen jailin kamu, kangen bercanda ria sama kamu." ucap Arka memeluk Irene sambil mencubit pipinya.
"Haduhhhh, sweet banget sih berasa nyamuk jadinya," ujar Viona pada kedua kakak beradik ini.
"Yehhh, bilang ajah lo iri kan sama gue." ledek Irene membuat Viona kesal.
Baru saja Viona akan membalas omongan Irene akan tetapi Arka sudah menjawab lebih dulu.
"Sudah jangan ribut kalian berdua ini selalu saja bertengkar kalau sudah akur." ucap Arka pada mereka berdua.
sedangkan mereka berdua hanya membalas dengan cengiran.
Di lain tempat Kenzie lelaki itu diam-diam memikirkan keadaan Irene. Bagaimana kondisinya saat mengetahui dirinya telah kembali. Apakah perasaannya masih sama pada dirinya atau sebaliknya apakah gadis itu membencinya. Kenzie memandangi figura foto Irene dulu yang sangat cantik baginya.
Andai Kenzie bisa menjelaskan kepada semua orang !! Kenapa hari itu dia menyakiti gadis yang dia cintai dan pergi meninggalkan nya begitu saja. Andaikan dia bisa memilih, dia tak ingin pergi meninggalkan nya bahkan menyakiti gadis nya. Kenzie juga merasakan sakit yang sama malah lebih dalam dari pada gadisnya mungkin.
Suara deringan Handphone memecahkan lamunannya. lalu dia mengangkat telponnya ...
"Hallo ..." suara disebrang sana.
"Iya." jawab Kenzie singkat.
"Singkat amat sih jawaban lo gak pernah berubah." ucap Seseorang disebrang sana.
"Ada apa lo telpon gue?" tanya Kenzie tidak berbasa basi.
"To the point amat sih lo sama gue. Yaudah gue mau nanya sama lo? Lo udah ketemu Irene belum?" tanya Orang itu.
"Belum, gue gak tau apa bisa ketemu dia atau engga lyn." jawab Kenzie seadanya.
"Why not, Ken?" tanya Orang itu yang tak lain adalah Evelyn.
"Yahhhh ... lo tau sendirikan apa yang udah gue lakuin pada dia. Apa gue masih pantas tunjukin muka gue didepannya." jawab Kenzie putus asa tersirat kesedihan didalam sana.
"Gue tau tapikan lo juga gak mau kan lakuin itu. Lo lakuin itu juga kan demi dia juga. Lo disini gak salah Ken," ujar Evelyn
"Yang salah tuh ..." lanjut Evelyn tetapi dipotong oleh Kenzie.
"Udah cukup Lyn, gue gak mau bahas itu," ujar Kenzie dingin.
"Oke, tapi satu yang gue minta lo jangan putus asa kaya gini, gue gak suka. Gue tau lo balik karna lo pengen perbaiki semuanya kan. Gue tau apa yang lo rasa dan asal lo tau gue juga terlibatkan atas semua ini. Gue pengen lo selesain kesalahpahaman ini Ken"ujar Evelyn
"Engga gampang selesain semua ini lyn, semuanya butuh waktu." jawab Kenzie terdengar ragu.
"Buat gue gampang Ken, kalau lo percaya diri bisa nyelesain semua masalah yang terjadi semuanya bakal beres. Apa lo rela ngeliat Irene dimilikin orang lain? Kalau lo gak bisa juga nyelesain semuanya. Apa lo mau gue bantu untuk jelasin semuanya ke Irene Ken?" tanya Evelyn
"Gak usah, gue bisa urus sendiri semua masalah ini. Lebih baik lo jaga diri baik-baik lyn," ujar Kenzie lalu mematikan sambungan telepon nya.
Kenzie pun menghela nafas kasar. Dia tau betul siapa Evelyn gadis yang membantu rencana nya dan membuat nyawa gadis itu hampir melayang karna dia. Dia sangat berterima kasih pada gadis itu karna mau membantunya. Evelyn gadis yang diketahui oleh Irene selingkuhannya ternyata bukan. mereka berdua hanya berakting didepan Irene seolah mereka main dibelakang nya padahal tidak. Mereka lakuin itu demi keselamatan Irene dan malah berakhir Evelyn yang terancam nyawa nya.
Sebenernya saat Kenzie waktu itu lebih memilih Evelyn dan pergi ninggalin Irene ditengah hujan dan berakhir putus karna ada suatu alasan yang membuat dia lebih mimilih Evelyn. Alasan nya karna saat itu Evelyn dalam kondisi bahaya dia diculik dan hampir dibunuh oleh seseorang yang sangat mencintai Kenzie bisa dibilang orang itu gila. Kenzie merasa bersalah pada Evelyn karna demi menyelamatkan Irene dari orang itu malah Evelyn yang jadi korbannya. Semuanya sangat rumit sampai sekarang dia tidak tau siapa orang gila yang ngelakuin hal itu.