Malam pun telah tiba, saat ini Irene tengah bersiap untuk meeting dan makan malam bersama klien untuk membahas sebuah produk yang akan dibintangi oleh dirinya. Karin selaku manager sekaligus teman semasa sekolah nya dulu telah menunggu Irene di sebuah Restoran tempat meeting mereka nanti.
Irene pun memakai gaun merah muda dengan kalung yang menghiasi leher jenjang nya, serta dengan rambut yang digulung keatas dan anting panjang yang menghiasi telinga nya.
Setelah puas memandangi dirinya dicermin Irene pun pergi keluar dan tak lupa dia pun membawa dompet nya.
Beberapa menit diperjalanan akhirnya Irene telah sampai direstoran yang telah dijanjikan.
Irene pun melihat Karin yang tengah menunggu didepan pintu restoran, dia pun menghampirinya. Lalu mereka berdua masuk kedalam restoran tersebut. Sesampainya didalam mereka pun menuju meja yang telah dipesan dan ternyata klien mereka pun sudah tiba lebih dahulu dan kini sedang menunggu mereka berdua.
Mereka berdua pun menghampiri klien tersebut dan meminta maaf karena sudah membuat mereka menunggu lama.
"Maaf karena telah membuat kalian menunggu lama." ucap Karin selaku manager Irene.
"Tidak apa-apa, kami juga baru tiba. Silahkan duduk." jawab Klien mereka yang melihat Irene dan Karin hanya berdiam diri saja.
"Terima kasih." kata Irene dan Karin bersamaan.
"Sebelum kita membahas masalah pekerjaan, lebih baik kita memesan makanan terlebih dahulu selagi menunggu pimpinan saya." seru Klien mereka.
"Baiklah, itu tidak masalah bagi kami." jawab Karin sambil tersenyum.
Mereka pun memesan makanan serta minuman pada pelayan restoran tersebut. Beberapa selang menit setelah mereka memesan makanan, pimpinan yang mereka tunggu sedari tadi pun tiba. Mereka pun berdiri menyambut kedatangan pimpinan tersebut kecuali Irene yang tengah pergi ke toilet.
"Selamat datang, Pak!" seru Mereka kompak.
"Iya, saya minta maaf karena datang terlambat." jawab Pimpinan mereka dengan wajah menyesal.
"Tidak apa-apa, Pak! Kami mengerti," ujar Karin mewakili yang lain.
Kemudian mereka pun duduk dan saling memperkenalkan diri masing-masing.
"Perkenalkan saya Kenzie selaku CEO perusahaan yang akan bekerja sama dengan anda. Dan saya sungguh sangat minta maaf karena telah membuat anda menunggu lama. Serta perkenalkan ini sekretaris saya Nami dan asisten pribadi saya Samuel, kalau ada apa-apa anda bisa menghubungi mereka berdua." ucap Kenzie sambil tersenyum.
"Salam kenal, Pak Kenzie. Perkenalkan juga saya Karin selaku manager dan kebetulan model yang akan bekerja sama dengan bapak sedang berada ditoilet. Saya sungguh minta maaf karena beliau tidak bisa menyambut anda tadi." jawab Karin seadanya.
Kemudian Irene pun kembali ketempat duduk nya dan dia pun tidak menyadari bahwa ada beberapa sang mata yang sedang menatapnya. Karin pun menyenggol lengan Irene supaya dia sadar akan situasi tetapi Irene masih sibuk dengan dompet nya seperti sedang mencari sesuatu.
"Ekhem, perkenalkan pak ini adalah model yang akan bekerja sama dengan bapak. Dan saya minta maaf atas perilaku nya yang kurang sopan barusan." ucap Karin sambil tersenyum canggung.
Irene yang sedang sibuk dengan dompetnya pun mulai mengangkat wajahnya dan memperkenalkan dirinya.
"Perke-" ucap Irene gantung karena terkejut saat melihat seseorang yang berada didepan nya.
Sedangkan Kenzie hanya diam menatap Irene dengan pandangan yang sulit diartikan. Kenzie menyadari keberadaan Irene saat gadis itu tengah berjalan kearah meja nya. Kenzie sungguh tidak menyangka bahwa model yang bekerja sama dengan nya adalah Irene gadis pujaan hati nya.
"Ya ... tuhan, kenapa dia berada disini. Jangan-jangan dia adalah orang yang bekerja sama denganku." ucap Irene dalam hati.
"Irene, kenapa kau diam saja! Cepat lanjutkan perkataan lo tadi." bisik Karin pada Irene.
"Perkenalkan saya Irene selaku model yang akan bekerja sama dengan anda." ucap Irene dengan nada dingin sambil mengulurkan tangan nya.
Sedangkan Karin yang melihat tingkah dan nada bicara Irene seperti ini menjadi bingung. Karena ini seperti bukan Irene biasanya.
"Saya Kenzie, senang bertemu dengan model terkenal seperti anda." jawab Kenzie menatap lembut Irene sambil menjabat tangan Irene.
Irene pun langsung buru-buru melepaskan tangan nya. Kenzie yang melihat itu hanya tersenyum miris. Kemudian mereka pun mulai membahas masalah pekerjaan mulai dari produk dan konsep yang akan diklankan serta dipromosikan nanti. Sesekali Kenzie melirik kearah Irene sedangkan sang empu yang dilirik hanya biasa saja dan pura-pura tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang sedang menatapnya.
Akhirnya meeting pun selesai setelah beberapa jam mereka lalui. Irene pun merasa lega karena sudah selesai, sedari tadi sebenarnya dia sudah sangat ingin pergi dari tempat ini, lebih tepat nya pergi jauh dari Kenzie. Irene sudah sangat lelah karena terus menghindari kontak mata dengan Kenzie dan sudah sangat lelah harus berpura-pura baik pada Kenzie dihadapan semua orang.
Irene dan Karin pun pergi keluar restoran lebih dahulu. Sepanjang perjalanan menuju parkiran Irene hanya diam dan tengah bergulat dengan hati serta pikiran nya. Karin yang melihat Irene seperti itu semakin bingung? Sebenarnya ada apa dengan Irene sehingga seperti itu.
"Irene, lo kenapa?" tanya Karin khawatir sekaligus bingung.
"Gua gapapa," jawab Irene berbohong.
"Serius? Lo gak sedang bohongin gue kan?" tanya Karin tidak percaya.
"Iya, Rin." jawab Irene sambil tersenyum agar Karin percaya.
Akhirnya Karin pun percaya dan mereka berdua kembali berjalan menuju parkiran.
"Rin, apa bisa kontrak kerja sama itu dibatalin." gumam Irene tiba-tiba dan Karin yang berada disamping nya pun terkejut mendengar gumaman Irene.
"Mwo, apa lo bilang batalin?" tanya Karin sambil berteriak.
Dari kejauhan ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka berdua yang tak lain adalah Kenzie. Lelaki itu juga sangat terkejut dengan pertanyaan Karin yang diajukan untuk Irene karena Kenzie mendengar suara teriakan Karin tersebut. Kenzie ingin menghampiri Irene dan ingin melarang gadis itu untuk membatalkan kontrak kerja sama nya tapi Kenzie ingat dengan janji nya pada Arka untuk tidak menemui Irene.
"Iya, lo bisa batalin itu kan rin?" jawab Irene dan kembali bertanya pada Karin.
"Lo gila yang ada nanti kita dituntut dan harus bayar royalti. Bukan hanya itu saja lo mau dicap buruk nanti oleh semua orang tiba-tiba batalin kontrak gitu aja. Sebenarnya ada apa sih?" tanya Karin kembali.
"Gapapa, asalkan kontrak kerja sama ini batal. Gue gak mau kerja sama dengan orang itu." jawab Irene memohon pada Karin.
"Lo bener gila yah. Emang ada apa sih sama pak Kenzie lo kenal sama dia? Lo ada masalah sama dia sehingga pengen batalin kontak gitu aja." tebak Karin
"Gue gak kenal sama orang itu dan pokoknya gue mohon sebisa mungkin lo batalin aja kontrak ini yah. Masalah royalti nanti gue yang bayar jadi lo ataupun agensi kita gak bakal rugi." bujuk Irene
"Gue minta maaf untuk ini, gue gak bisa bantu lo. Kalau lo tetap kekeh pengen batalin, lo ngomong aja sama direktur karena gue gak punya hak untuk itu." ucap Karin menjelaskan pada Irene.
"Tapi asal lo tau!! Irene yang gue kenal itu profesionalitas walau ada masalah apapun tetap profesional bukan seperti Irene yang ada didepan gue saat ini. Gue gak mau karir lo hancur cuma masalah yang entah apa yang gk gue tau, tapi gue harap lo tetap profesional. Karena gue percaya model gue ini paling terbaik dan paling profesional diantara model lainnya." lanjut Karin panjang lebar.
Irene yang mendengar itu merasa bodoh dan merasa bersalah karena bertindak seperti itu. Dia pun meminta maaf pada Karin lalu memeluknya.
Disisi lain Kenzie yang melihat itu merasa sakit karena melihat Irene sebegitu benci nya sampai ingin membatalkan kontrak kerja sama mereka. Dan juga Kenzie hanya mampu menatap kepergian Irene bersama Karin dengan hati yang menahan sakit dan rindu.
"Apa ini yang namanya rindu yang tidak dapat tersalurkan. Meski engkau dekat tapi sangat sulit untuk aku jangkau." batin Kenzie