"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Alpha Shaquille sembari menghampiri Azura Aubrey yang masih terdiam di depan jendela kamarnya.
"Tidak sedang memikirkan apa apa kak." Jawab Azura Aubrey dengan senyuman manisnya sambil bergelayut manja di lengan Alpha Shaquille.
"Didie Apa kau merasa bosan?" Tanya Alpha Shaquille mengusap pucuk kepala Azura Aubrey lembut.
"Ah, tidak.. Tidak sama sekali.. " Jawab Azura Aubrey menggeleng dengan senyum lebarnya. "Selama kak Lee berada di sampingku, aku tidak akan pernah merasa bosan."
"Bernarka?" Balas Alpha Shaquille tersenyum mengusap wajah Azura Aubrey lembut. "Tapi, Kakak tahu, selama ini kau pasti merasa kesepian, maaf akhir akhir ini kakak tidak bisa menemanimu, keadaan Perusahaan sedang tidak stabil, jadi kakak selalu sibuk untuk mengurus semuanya." Balas Alpha Shaquille.
"Iya kak, Aku mengerti."
"Dan Dokter Drich juga cukup di sibukkan dengan pasien pasiennya di rumah sakit, jadi kau tidak apa-apa kan? Untuk saat ini sendirian dulu? Lagi pula ada Akirra yang menemanimu."
"Iya kak, aku tidak apa apa, kakak tidak perlu terlalu mengkhawatirkan aku."
"Bagaimana kakak tidak mengkhawatirkan mu, kau kan adik kakak Satu-satunya." Balas Alpha Shaquille kembali tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Azura Aubrey lembut.
"Iya.. Aku janji akan menjadi adik yang patuh dan penurut agar kakak tidak terlalu cemas."
"Benarkah?"
"Hm," Balas Azura Aubrey mengangguk pasti dengan senyuman lebarnya yang langsung membuat Alpha Shaquille terbahak.
"Kakak menyayangi mu." Ucap Alpha Shaquille seraya meraih tubuh Azura Aubrey untuk di dekapnya.
"Tapi... bisakah aku minta sesuatu?" Tanya Azura Aubrey dengan senyum lebarnya.
"Katakan."
"Bisakah kakak menggendongku?"
"Ha? Ma-maksud... "
Kalimat Alpha Shaquille terhenti saat Azura Aubrey tiba-tiba melompat dan langsung naik ke atas punggung Alpha Shaquille, mengalungkan kedua lengannya ke leher dan menopang dagunya di atas bahu kekar ke Alpha Shaquille yang hanya pasrah sambil menggeleng pelan melihat sikap manja Azura Aubrey yang mulai kambuh.
"kemana tujuan kita Tuan putri?" Tanya Alpha Shaquille perlahan.
"Ke taman samping, bukankah bunga mawar sudah mulai bermekaran saat ini Pangeran?" Jawab Azura Aubrey dengan semangat sambil menunjuk halaman samping, tepat di sebuah kebun bunga mawar yang cukup luas. Bahkan jaraknya lumayan jauh dari kamar Azura Aubrey yang terletak di lantai dua.
"Baiklah, sesuai permintaan tuan putri, kita akan menikmati bunga mawar kali ini." Balas Alpha Shaquille yang langsung melangkahkan kakinya keluar kamar dan mulai menuruni anak tangga sesuai permintaan Azura Aubrey yang menolak jika mereka menggunakan lift kali ini. Karena merasa bahagia sebab ia dapat menghabiskan waktu dengan Alpha Shaquille hari ini, Azura Aubrey terus bersenandung kecil dengan kedua kaki yang terus ia gerakkan, membuat Alpha Shaquille hanya bisa terus tersenyum.
Sedang Azio Devian yang masih menghadapi tumpukan berkas penting di atas meja kerjanya, dan beberapa pengawal juga pelayan di Villa tersebut hanya bisa menggeleng dengan senyum mereka saat melihat pemandangan yang selalu mereka lihat di setiap harinya. Bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka ketika melihat tingkah manis dan manja Azura Aubrey, dan juga sikap hangat penuh perhatian dari seorang Alpha Shaquille yang tidak pernah mereka lihat selama beberapa tahun ini. Dan sudah sangat jelas, kehadiran Azura Aubrey adalah sebuah keajaiban bagi seorang Alpha Shaquille. Layaknya sebuah sinar terang yang datang menyinari dan menerangi hari-hari Alpha Shaquille yang gelap. Sebab sejak kehadiran Azura Aubrey di kehidupan Alpha Shaquille, pria itu seketika langsung berubah, bahkan sangat drastis. Ia jauh terlihat lebih hangat, tersenyum bahkan tertawa tiap saat, dan mulai banyak bicara. Di tambah lagi saat Azura Aubrey mulai bertingkah keras kepala, dan rewel. Seisi Villa akan mulai mendengar suara omelan dan rayuan Alpha Shaquille. Dan hal itu justru membuat mereka bahagia, sebab dapat melihat dan merasakan kehidupan baru yang lebih berwarna dan jauh dari kehidupan gelap seperti dulu.
"Apa kau akan terus bertengger di atas punggung kakak seperti ini?" Tanya Alpha Shaquille saat mereka tengah berdiri di tengah taman yang di penuhi bunga mawar.
"Tentu saja."
"Apa kau tidak berniat untuk menyentuh dan menghirup aroma mereka seperti kebiasaanmu? Atau bermain di atas rumput itu?"
"Tidak."
"Bagaimana kalau mencari daun semanggi berdaun empat?"
"Apa kakak akan menemaniku untuk menemukannya?" Tanya Azura Aubrey semangat.
"Tidak."
"Baiklah, aku akan terus bertengger di atas punggung kakak."
"Ha?"
"Aku selalu bahagia jika sedang berada di atas punggung kakak,"
"Kenapa?" Tanya Alpha Shaquille mengernyit.
"Entah, aku hanya merasa nyaman." Jawab Azura Aubrey yang langsung menyandarkan kepalanya di bahu kekar Alpha Shaquille.
"Baiklah, lakukan sesukamu." Jawab Alpha Shaquille yang lagi-lagi hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan Azura Aubrey.
'Aku menyayangimu meskipun kau bukan adikku yang sebenarnya, aku ingin melindungimu dengan nyawaku meskipun kau gadis asing yang tidak aku kenal sama sekali, maafkan aku karena telah banyak membohongimu, aku harap kau tidak membenciku saat ingatan mu kembali dan mengetahui semuanya, tapi untuk saat ini, biarkan aku melindungimu.'
Batin Alpha Shaquille yang ikut menikmati mekarnya bunga di taman tersebut. Taman yang di buat oleh Almarhum Ayahnya untuk sang Ibu yang juga sangat menyukai bunga mawar.
"Apa kau menikmatinya? Bukankah mereka sangat indah?" Tanya Alpha Shaquille yang tidak mendapatkan respon dari Azura Aubrey. "Didie... " Panggil Alpha Shaquille perlahan sambil sedikit membalikkan wajahnya.
"Maaf Tuan, sepertinya Nona Melody sudah tidur." Ucap Akirra Raullin yang juga ikut berdiri tidak jauh dari Alpha Shaquille berdiri sekarang.
"Benarkah? Ah, sudah aku duga." Balas Alpha Shaquille yang hanya bisa tersenyum dan melangkah perlahan meninggalkan taman tersebut.
* * * * *
"Kau sudah bangun? Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Alpha Shaquille yang masih fokus pada laptopnya bahkan hanya sekali melirik Azura Aubrey yang masih berdiri di bawah anak tangga dengan piyama yang masih di pakainya. "Sampai kapan kau akan terus berdiri di sana?" Tanya Alpha Shaquille sekali lagi saat menyadari Azura Aubrey yang masih berdiri di bawah anak tangga.
"Kak Lee tidak ke mana-mana hari ini? Kak Lee tidak kerja? Tidak ke perusahaan? Kak Lee tidak keluar kota lagi?" Tanya Azura Aubrey dengan segala pertanyaannya, bahkan belum sempat Alpha Shaquille menjawab pertanyaannya, Azura Aubrey sudah duduk di sampingnya dengan wajah berbinar.
"Ada apa? Kenapa sangat banyak pertanyaan di pagi ini?" Tanya Alpha Shaquille mengusap rambut Azura Aubrey sebelum kembali fokus pada layar laptopnya.
"Biasanya di jam sekian, kakak sudah akan terlihat rapi dengan setelan jas dan rambut pemode. Tapi pagi ini... " Kalimat Azura Aubrey menggantung dan kembali fokus pada pakaian Alpha Shaquille yang hanya menggunakan T-shirt dan celana pendek selutut.
"Kakak tidak akan kemana-mana hari ini." Jawab Alpha Shaquille yang membuat Azura Aubrey kegirangan. Sebab untuk bisa bersama Alpha Shaquille seharian adalah hal yang jarang terjadi.
"Benarkah? Apa hari ini kita akan ke taman? Atau kita akan jalan-jalan ke Pantai? Atau ke Museum? Atau... "
"Di rumah saja cukup." Sela Alpha Shaquille yang langsung membuat bibir Azura Aubrey mengerucut. "Siang ini kakak akan mengunjungi Mansion." Lanjut Alpha Shaquille yang membuat Azura Aubrey mengernyitkan kening.
"Mansion?"
"Hm, bukankah kau belum pernah ke sana?" Tanya Alpha Shaquille yang langsung di balas anggukan oleh Azura Aubrey. "Maka kita akan ke sana."
"Baiklah, aku akan mandi dan bersiap. oh iya, apa ada yang menarik di sana? Apa di sana ada sebuah taman mawar?" Tanya Azura Aubrey lagi yang seketika membuat Alpha Shaquille terdiam.
"Ada." Jawab Alpha Shaquille singkat dengan ekspresi wajah yang seketika berubah, meski tidak di sadari oleh Azura Aubrey yang langsung beranjak dan berlari kecil sambil bersenandung. "Berhenti berlari, jika tidak kau akan terjatuh." Seru Alpha Shaquille yang seketika menghentikan langkah Azura Aubrey, dan kembali berjalan bak model yang tengah melintas di red carpet. Anggun dan elegant. Yang seketika membuat Azio Devian tersenyum sambil menggeleng. Begitu pun dengan Alpha Shaquille yang akan selalu tertawa jika melihat tingkah Azura Aubrey.
"Bagaimana dengan Mansion utama? Apa anda tidak sekalian mengunjunginya?" Tanya Azio Devian.
"Tidak hari ini."
"Bukankah sudah sangat lama anda tidak berkunjung ke sana?" Tanya Azio Devian lagi yang membuat Alpha Shaquille nampak berfikir.
Dan memang sudah sangat lama ia tidak mengunjungi Mansion utama, tempat di mana kenangan indah bersama Ayah dan ibunya tersimpan. Tempat di mana ia menghabiskan waktunya di usia nol bulan sampai enam tahun bersama Ayah dan ibunya. Dan juga tempat di mana kenangan buruk dan mengerikan terjadi. Di mana ia terus menagis ketakutan saat melihat mayat Ayahnya yang tergeletak berlumuran darah, dan juga suara tangis pilu dan kesakitan ibunya.
"Kita akan ke sana tanpa Didie." Jawab Alpha Shaquille. "Aku tidak akan membawa Didie ke tempat yang penuh dengan kenangan buruk dan mengerikan." Lanjut Alpha Shaquille lagi.
"Baiklah, kita akan kesana lain waktu Tuan." Ucap Azio Devian peham dengan kecemasan Alpha Shaquille.
Hingga dua puluh menit berlalu, Azura Aubrey kembali dengan outfit yang terlihat manis. Bahkan tanpa menunggu lama, Alpha Shaquille langsung beranjak dari duduknya di susul Azio Devian.
"Kita berangkat sekarang." Ucap Alpha Shaquille yang langsung mengulurkan tangannya ke arah Azura Aubrey yang langsung menyambutnya, bahkan menggenggamnya erat menuju ke mobil yang di sana sudah menunggu Akirra Raullin. Hingga berselang menit saja, mobil Alphard hitam miliki Alpha Shaquille sudah melaju meninggalkan Villa menuju ke Mansion yang membutuhkan waktu kurang lebih dua jam perjalanan.
"Apa ini Mansion kak Lee?" Tanya Azura Aubrey dengan mata melebar dan mulut yang sedikit terbuka saat melintasi halaman yang sangat luas dan nampak asri, lengkap dengan jejeran pohon pinus, dan juga taman yang disana terdapat berbagai macam jenis bunga. Bahkan pekarangan Mansion tersebut jauh lebih luas dari sebuah taman kecil yang sering di kunjungi Azura Aubrey.
'Ternyata benar, kak Lee memang seorang milioner, bahkan kak Lee memiliki istana semegah ini.'
Batin Azura Aubrey yang tidak berhenti menganggumi bangunan super mewah di hadapannya. Bahkan ia sampai lupa untuk mengedipkan matanya saat mobil sudah berhenti tepat di depan pintu utama yang di sana sudah berjejer beberapa pelayan untuk menyambut mereka.
"Kita sampai." Ucap Alpha Shaquille seketika mengejutkan Azura Aubrey yang langsung mengedipkan matanya yang terasa perih, sebab sudah sejak tadi matanya terus terbuka lebar saat menyaksikan kemegahan bangunan yang ternyata milik kakaknya sendiri. Bahkan ia sendiri masih belum percaya jika ia memiliki seorang kakak milioner seperti Alpha Shaquille yang namanya banyak terdapat di setiap surat kabar, bahkan pencaharian goggle dan jejaring sosial lainnya. Dan marga Elvern memang selalu menjadi topik perbincangan hangat di setiap sosial media dan berita lainnya atas prestasi dan kekayaan yang mereka miliki.
Dengan antusias, Azura Aubrey menyapa seluruh pelayan yang menyambut mereka, bahkan sikap ramah dan hangatnya tidak pernah hilang, dan hal itu membuat seluruh pelayan langsung menyukainya bahkan betah untuk mengajaknya berbincang saat Tuan besar mereka Alpha Shaquille sibuk di ruang kerja. Meski mereka masih sangat penasaran dengan sosok Azura Aubrey, tentang asal-usul gadis tersebut, dan bagaimana gadis tersebut bisa tiba-tiba masuk ke dalam keluarga Elvern dan langsung menjadi anak bungsu dari keluarga Elvern.
Rasa penasaran yang besar tersebut terpaksa mereka pendam bahkan kubur dalam-dalam, saat satu peringatan dari Alpha Shaquille yang melarang keras untuk mengungkit masalah yang berhubungan dengan Azura Aubrey. Yang ada di dalam ingatan mereka saat ini yaitu gadis bernama Azura Aubrey adalah adik dari seorang Alpha Shaquille. Dan mereka sangat mematuhi itu.
"Apa kakak masih sibuk?" Tanya Azura Aubrey menyembulkan kepalanya dari balik pintu ruangan kerja Alpha Shaquille.
"Tidak, kakak sudah selesai dengan semuanya. Ada apa?" Tanya Alpha Shaquille memutar kursi kerjanya dengan pandangan yang langsung tertuju ke arah pintu yang di sana masih berdiri Azura Aubrey. "Kemarilah... " panggil Alpha Shaquille yang tidak di respon sedikitpun oleh Azura Aubrey yang tetap berdiri di balik pintu dengan wajah murung. "Ada apa? Apa kau merasa bosan?" Tanya Alpha Shaquille perlahan dan langsung beranjak dari duduknya sambil melangkah mendekati Azura Aubrey.
"Hm," Jawab Azura Aubrey mengangguk pelan. "Aku ingin kak Lee menemaniku ke taman bunga seblah sana." Lanjut Azura Aubrey sambil menunjuk sebuah taman bunga mawar yang lengkap dengan sebuah kolam kecil juga air mancur yang keluar dari sebuah patung berbentuk dewi Fortuna berwarna putih.
Dan saat mendengar keinginan Azura Aubrey yang sangat ingin ke taman mawar tersebut langsung membuat Azio Devian mengalihkan pandangannya ke arah Alpha Shaquille yang masih terdiam. Azio Devian tahu, jika Alpha Shaquille sedang memikirkan sesuatu, sebah taman yang sangat ingin di lihat Azura Aubrey saat ini adalah taman bunga milik Aranka Demetria istri dari Alpha Shaquille, sosok yang tidak pernah di kenal oleh Azura Aubrey, bahkan tidak di ketahui oleh Azura Aubrey.
"Baiklah, kakak akan menemanimu." Jawab Alpha Shaquille setelah terdiam beberapa saat.
"Benarkah?" Tanya Azura Aubrey berbinar.
"Hm, tentu saja." Jawab Alpha Shaquille mengangguk dengan senyum tipis di bibirnya sambil menatap punggung Azura Aubrey yang sudah berjalan terlebih dahulu.
"Apa anda baik-baik saja?" Tanya Azio Devian perlahan.
"Hm," Jawab Alpha Shaquille singkat dan langsung melangkah menyusul Azura Aubrey yang sudah menunggunya di ujung anak tangga.
* * * * *
Bersambung...