Chereads / ALPHA. / Chapter 23 - Ternyata aku juga mencintainya.

Chapter 23 - Ternyata aku juga mencintainya.

"Hentikan, dia kakakku." Balas Azura Aubrey mulai memasang wajah cemberutnya yang membuat Zev Albion langsung mengatupkan bibirnya.

"Maaf."

"Kak Lee hanya takut jika terjadi sesuatu denganku, di tambah lagi dengan ingatanku yang masih belum pulih." Ucap Azura Aubrey yang membuat Zev Albion terkejut.

"Maksudnya?" Tanya Zev Albion mulai terlihat serius, sambil menatap wajah Azura Aubrey lekat.

"Aku baru tersadar dari koma beberapa minggu yang lalu, kata kak Lee aku baru saja mengalami kecelakaan hingga aku kehilangan ingatanku." Jawab Azura Aubrey yang lagi-lagi membuat Zev Albion terkejut, bahkan semakin erat menggenggam telapak tangan Azura Aubrey.

'Jadi.. Gadis ini kehilangan ingatannya?' Batin Zev Albion.

"Dan sejak saat itu, Kak Lee jadi sangat menjagaku, sebab aku bisa saja tiba-tiba merasakan sakit kepala bahkan mimisan." Lanjut Azura Aubrey. Sedang Zev Albion masih terdiam dengan perasaan yang semakin khawatir. "Hei.. Kenapa diam saja?" Tanya Azura Aubrey yang langsung membuyarkan lamunan Zev Albion.

"Tidak apa apa," Balas Zev Albion dengan senyumnya, "Tapi apa kau baik baik saja?"

"Hm, aku baik baik saja, sebab kakak sangat melindungi dan menyayangiku." Jawab Azura Aubrey.

'Apa manusia se kaku dan sedingin Alpha bisa menyayangi seseorang juga?' Batin Zev Albion seraya mengusap tengkuk lehernya.

"Sebenarnya ada apa? Kenapa kau sangat ingin bertemu denganku?" Tanya Azura Aubrey yang kembali menatap wajah Zev Albion yang tiba-tiba terbungkam untuk beberapa waktu.

"Aku.. Aku hanya merindukanmu." Jawab Zev Albion tertunduk. Seolah baru saja menyesali kalimat yang baru saja keluar dengan mulus dari mulutnya.

"Kau? Merindukan ku? Tapi kita..." Kalimat Azura Aubrey terhenti. Sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama. Ia juga merindukan sosok yang saat ini tengah duduk di sampingnya sambil menggenggam tangannya.

'Perasaan aneh macam apa ini.' Batin Azura Aubrey menarik nafas dalam.

"Aku menyukaimu." Ucap Zev Albion seketika yang membuat Azura Aubrey terdiam dengan jantung yang berdebar sambil terus menggigit bibir dalamnya.

Bahkan Azura Aubrey sendiri tidak bisa membohongi hatinya jika ia memiliki persaan yang sama terhadap Zev Albion. Meskipun ia sempat berfikir jika perasaannya saat itu hanyalah perasaan sesaat saja, tetapi ia salah, ia bahkan sering merindukan sosok Zev Albion secara diam-diam.

"Aku rasa aku menyukaimu Melody, entahlah sejak kapan datangnya perasaan ini, yang jelas aku hampir gila saat kemarin kau menolakku, mengabaikan semua pesan dan panggilan telfonku, bahkan kau tidak mengaktifkan ponselmu lagi, apa kau tau betapa gelisahnya aku menunggu pesan darimu?" Balas Zev Albion yang terus menatap wajah merona Azura Aubrey.

"Maafkan aku, aku tidak berniat membuatmu merasa gelisah seperti ini, aku hanya... "

"Aku mengerti." Sela Zev Albion. "Mungkin kau butuh waktu untuk memikirkan semuanya, apa orang yang baru kau kenal sepertiku pantas untuk berada di dekatmu atau tidak. Aku mengerti ketakutan dan kekhawatiran mu. Jadi, kau tidak perlu merasa terbebani oleh perasaanku." Ucap Zev Albion, sedang Azura Aubrey masih terdiam sambil mengatur perasaannya. Dan kembali menanyakan pada hatinya, kenapa jantungnya masih terus berdebar, 'apa ia juga menyukai pria ini' Itulah pertanyaan yang memenuhi kepala Azura Aubrey saat ini.

"Melody, katakanlah sesuatu, jangan diam saja." Ucap Zev Albion perlahan dengan wajah yang terlihat penuh harap. "Katakan apa yang kau pikirkan sekarang. Apapun itu, aku siap mendengarnya."

"Sejak saat itu aku juga sering memikirkanmu, aku rasa... sepertinya aku juga... menyukaimu." Balas Azura Aubrey dengan polosnya seraya menatap wajah Zev Albion yang bahkan sudah sejak tadi menatapnya.

Seketika kebahagiaan memenuhi ruang hati Zev Albion, senyum terkembang di bibirnya, dengan tatapan mata hangat saat melihat senyum manis di wajah Azura Aubrey.

"Tapi.. "

"Ada apa?" Tanya Zev Albion saat melihat ekspresi yang penuh kecemasan tergambar di wajah Azura Aubrey, "Sepertinya ada yang mengganjal di hatimu." Tanya Zev Albion lagi kembali menggenggam telapak tangan Azura Aubrey yang sudah lima menit lalu menjadi kekasihnya. Yang tanpa mereka sadari jika ada satu fakta yang tidak memperbolehkan mereka untuk saling mencintai. Fakta yang tidak mereka ketahui, dan fakta yang belum tentu mereka berdua terima, jika sebenarnya mereka memiliki hubungan darah kakak dan adik kandung.

"Kita tidak akan sering bertemu, kau tau kan, kak Lee tidak mungkin mengizinkanku untuk selalu keluar rumah seperti ini." Ucap Azura Aubrey mengungkapkan kegelisahan hatinya.

"Aku mengerti." Ucap Zev Albion.

'Karena orang-orang Ayahku juga mengincarmu, maafkan aku, jika kau mengetahui aku anak dari seorang pria berdarah dingin seperti Ayah, apa kau masih akan menyukaiku?'

Batin Zev Albion yang mulai merasa gelisah, namun berusaha ia tutupi dengan senyum sambil terus mengusap rambut panjang Azura Aubrey dengan lembut.

"Tidak masalah jika Alpha melarangmu untuk keluar rumah, dan mulai saat ini kau hanya boleh berada di luar rumah jika itu bersamaku, apa kau mengerti?" Ucap Zev Albion mulai posesif.

"Alpha?" Tanya Azura Aubrey mengernyit. "Bukankah kau harus sopan kepada kakak?"

"Iya... iya... Kak Alpha." Balas Zev Albion tersenyum lebar. "Maaf,"

"Hm, tidak masalah." Jawab Azura Aubrey mengangguk kecil.

"Berjanjilah, jangan pernah keluar rumah seorang diri." Ucap Zev Albion mulai serius.

"Iyaa, tapi kenapa kau jadi berubah posesif seperti kak Lee?" Tanya Azura Aubrey yang hanya di balas senyuman oleh Zev Albion.

"Itu karena aku tidak ingin terjadi apa apa denganmu Melody. Apa kau mengerti?" Jawab Zev Albion perlahan.

"Iyaa.. Aku janji." Balas Azura Aubrey seraya mengacungkan jari kelingkingnya dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah ovalnya.

'Kenapa dia selalu bertingkah manis seperti ini, apa dia tidak sadar jika jantungku terus berdebar sejak tadi,'

Batin Zev Albion bahkan dengan gemas langsung meraih tubuh Azura Aubrey untuk di peluknya erat, hingga membuat Azura Aubrey sedikit merasakan sesak nafas.

"Hei.. Kau membuatku sesak, ada apa? Kau tidak akan kehilangan aku." Goda Azura Aubrey yang justru membuat Zev Albion semakin mempererat pelukannya.

'Kenapa aku jadi merasa takut sekarang, kenapa aku menjadi sangat takut untuk melepaskannya dari pelukanku. Aku ingin selalu bisa melindunginya.' Batin Zev Albion ketakutan.

"Tentu saja aku tidak akan kehilanganmu, karena kau sudah menjadi milikku. Dan aku berjanji akan selalu melindungimu." Gumam Zev Albion semakin mempererat dekapannya, bahkan suaranya terdengar bergetar, dengan mata yang mulai berkaca. Dengan perlahan Zev Albion menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Azura Aubrey untuk menyembunyikan kegelisahan dan ketakutan yang saat ini di rasakannya.

"Ada apa? apa kau baik-baik saja?" Tanya Azura Aubrey perlahan sambil menepuk pelan punggung Zev Albion.

"Aku baik-baik saja, aku hanya takut jika aku tidak bisa melindungimu," Jawab Zev Albion dengan suara beratnya, bahkan bayangan sang Ayah sudah memenuhi pikirannya saat ini.

"Melindungi ku? Tapi aku akan baik-baik saja. Tidak ada yang akan melukaiku. Lagi pula ada Kak Lee yang juga selalu menjagaku, jadi kau tidak perlu sekhawatir itu." Balas Azura Aubrey meyakinkan. "Dan meskipun kau tidak mengatakan hal itu. Aku tau, jika kau akan selalu menjagaku." Lanjut Azura Aubrey.

"Tapi.. Tunggu sebentar." Balas Zev Albion yang tiba-tiba melepas pelukannya sambil memegang kedua bahu Azura Aubrey erat.

"A-da apa?" Tanya Azura Aubrey panik.

"Siapa pria pucat yang menggenggam tanganmu waktu itu?" Tanya Zev Albion seketika yang sontak membuat Azura Aubrey melongo dan mulai mencerna pertanyaan yang di ajukan oleh Zev Albion, sampai akhirnya ia tertawa saat mengingat semuanya, terlebih lagi saat melihat ekspresi Zev Albion saat ini.

"Dokter Aldrich Alexe Fenelon, Dokter pribadi sekaligus sahabat kak Lee" Jawab Azura Aubrey yang masih tertawa.

"Dokter? Dia? Seorang Dokter?" Tanya Zev Albion mengernyit.

"Hm.. Dia Dokter yang hebat. Dan selama ini Kak Drich juga yang merawatku saat koma sampai akun sadarkan diri." Jawab Azura Aubrey tersenyum.

"Iya aku tau, namanya seperti tidak asing, dia cukup populer." Balas Zev Albion yang nampak terlihat sedang berfikir.

"Kak Drich memang seorang Dokter yang cukup populer." Puji Azura Aubrey.

"Yes I know, berhenti memujinya, kau bisa membuatku cemburu." Balas Zev Albion.

"Hei ayolah.. Apa kau cemburu?" Tanya Azura Aubrey merasa lucu.

"Tentu saja, dan bisa kah kau memanggilku dengan sebutan yang lebih layak? Biar bagaimanapun juga, aku kan sudah menjadi kekasihmu sekarang." Protes Zev Albion yang membuatnya malah terlihat manis.

"So? Kau ingin aku panggil dengan sebutan apa?" Tanya Azura Aubrey memiringkan kepalanya.

"Suami." Balas Zev Albion asal.

"Heeii.. "

"Ada apa? Apa kau tidak ingin menjadi istriku?" Tanya Zev Albion yang bahkan mulai serius dengan candaannya sendiri.

"Bukankah kau terlalu berlebihan?" Balas Azura Aubrey seraya menepuk lengan Zev Albion dengan sangat keras, hingga membuat Zev Albion sedikit meringis sambil mengusap lengannya.

"Sepertinya dulu kau seorang atlit tinju." Balas Zev Albion yang masih mengusap lengannya.

"Heeii..."

"Baiklah.. Maafkan aku." Balas Zev Albion yang kembali membawa tubuh Azura Aubrey ke dalam pelukannya, mengecup dahi Azura Aubrey lembut sambil mengusap rambut panjang itu.

"Aku akan mengantar mu pulang. Aku yakin kau melarikan diri dari rumah." Bisik Zev Albion.

"Kak Zev mengetahuinya?" Tanya Azura Aubrey terkejut.

"Tentu saja, dari pertama aku melihatmu keluar tanpa seorang pengawal satu pun, dan jika mengingat se posesif apa kakak mu, sudah cukup membuatku yakin, jika kau keluar rumah secara diam-diam."

"Maaf... aku... "

"Aku tahu, bahkan aku merasa sangat bahagia, kau melakukan ini untukku. Terima kasih Melody." Balas Zev Albion seraya menangkup wajah oval Azura Aubrey yang hanya mengangguk dengan senyumnya. "Kita pulang sekarang, sebelum orang-orang menyadari jika kau sedang tidak berada di rumah." Ucap Zev Albion yang langsung beranjak dari duduknya, sambil mengulurkan tangannya kearah Azura Aubrey yang bahkan langsung menyambut tangannya dengan cepat.

Dengan erat di genggamnya tangan itu sambil melangkah menyeberangi jalan menuju mobilnya yang tidak butuh waktu lama langsung melaju dengan kecepatan tinggi. Tanpa mereka sadari jika sejak pertemuan pertama mereka setengah jam yang lalu, ada beberapa pasang mata yang tengah mengawasi mereka dari jarak jauh, dan itu sudah berlangsung sejak tadi.

Dengan cepat Tyrion Ellgar meraih ponselnya untuk melaporkan semuanya kepada Bos besar yang sudah memerintahkannya untuk mengawasi mereka.

"Halo Tuan besar, Tuan muda barusan mengantarkan gadis itu."

* * * * *

VILLA ALPHA SHAQUILLE.

Dengan tarikan nafas lega, Azura Aubrey langsung melompat naik ke atas tempat tidurnya, membenamkan tubuhnya dengan selimut, saat ia kembali ke Villa tanpa di ketahui oleh Akirra Raullin. Bahkan orang-orang tidak menyadari jika ia sempat menghilang dari Villa selama setengah jam, itulah di dalam pikiran Azura Aubrey saat ini.

"Maafkan aku kak Lee, aku tidak bermaksud untuk kabur dari rumah, aku hanya ingin memastikan perasaanku selama ini kepadanya, aku hanya ingin mengetahui jawabannya, kenapa jantungku selalu berdebar tiap kali mengingat wajahnya. Dan sekarang akhirnya aku tahu, jika aku ternyata sudah jatuh cinta padanya." Gumam Azura Aubrey masih membenamkan tubuhnya di dalam selimut tebalnya.

Sedang di kota lain, nampak Alpha Shaquille dengan wajah datarnya saat melihat sebuah video yang di kirim oleh Akirra Raullin beberapa menit lalu. Video rekaman CCTV saat Azura Aubrey keluar dari Villa secara diam-diam, dan rekaman video saat Azura Aubrey bertemu dengan Zev Albion. Meskipun mereka belum mengetahui, siapa sosok pria ber hoodie lengkap dengan topi yang di temui Azura Aubrey beberapa menit yang lalu.

"Siapa pria ini?" Tanya Alpha Shaquille dengan tatapan dinginnya. Bahkan langsung melemparkan ponselnya ke atas lantai.

"Siapa pun pria itu, dia pasti pria yang baik Tuan, sebab begitu jelas terlihat jika dia sangat melindungi Nona Melody, bahkan dia mengantarkan Nona Melody untuk pulang." Ucap Azio Azura yang langsung memungut ponsel Alpha Shaquille yang sudah menjadi dua bagian dari atas lantai.

"Cih, pria baik? Bajingan tengik itu bahkan memeluk Didie sampai berulang kali Ev, apa itu yang kau sebut dengan pria baik?" Tanya Alpha Shaquille semakin meradang.

"Yah, i-tu... "

"Cari tahu, siapa bajingan tengik itu." Ucap Alpha Shaquille sambil menunjuk ponselnya yang sudah hancur di tangan Azio Azura. "Dan perintahkan semua pengawal untuk lebih ketat menjaga Didie, kunci gerbang utama. Jangan biarkan Didie keluar Villa meskipun di taman. Ini hukuman buatnya dariku."

"Baiklah, aku akan mencari tahu. Tapi Tuan, bukankah anda terlalu keras kepada Nona Melody?"

"Keras? Aku rasa tidak. Aku hanya ingin melindungi Didie, kau tahu itu Ev." Balas Alpha Shaquille berkacak pinggang.

"Saya tahu, tapi. Anda jangan melupakan satu fakta, jika Nona Melody adalah seorang gadis remaja yang butuh seorang teman yang se frekwensi dengannya. Selama ini Nona Melody selalu sendiri, bahkan ia akan menyendiri selama dua puluh empat jam saat kita tidak sedang berada di rumah. Dan itu sangat lah membosankan."

"Aku tahu, tapi Didie baik-baik saja selama ini."

"Iya, Nona Melody memang selalu nampak baik-baik saja. Bahkan sekalipun ia tidak pernah berkata 'tidak' untuk anda. Dia selalu tersenyum, tertawa, tanpa kita sadari jika dia juga butuh teman baru, dia kesepian." Ucap Azio Devian yang membuat Alpha Shaquille terdiam sejenak. Ia akui, jika selama ini Azura Aubrey memang selalu terlihat ceria, bahkan Azura Aubrey selalu berkata jika Azura Aubrey hanya butuh dirinya dan tidak butuh siapapun lagi. Tanpa ia sadari jika selama ini Azura Aubrey hanya benar-benar tidak mau membuatnya khawatir.

"Nona Melody juga butuh seorang teman."

"Teman atau pacar? Dan bajingan tengik itu... " Kalimat Alpha Shaquille kembali terhenti dan langsung memijat tengkuk lehernya. "Aku akan mematahkan tangannya karena sudah berani memeluk Didie tanpa izin."

"Pasti pria itu sudah berakhir di danau jika saja ia memeluk Nona Melody tanpa izin." Balas Azio Azura perlahan.

"J-adi kau ingin mengatakan jika Didie mengizinkan bajingan tengik itu untuk memeluknya?" Tanya Alpha Shaquille semakin geram.

"I-iya sepertinya begitu, tapi bukankah itu hanya sebuah pelukan biasa Tuan, anda tidak perlu cemas memikirkan... "

"APA? PELUKAN BIASA? HEEII EV... KAU MEBELAH BAJINGAN TENGIK ITU SEKARANG?"

"Bukan membelanya Tuan, tapi kenyataannya, Nona Melody juga baik-baik saja, dan... "

"Aisshh... hentikan, kalian membuat darah tinggiku kumat sekarang." Ucap Alpha Shaquille yang masih memijat tengkuk lehernya.

Dan sepertinya Alpha Shaquille harus mulai menerima jika ada seseorang yang akan mencintai dan menyayangi Azura Aubrey. Rasa sayang sebagai seorang pria dan wanita. Meskipun Alpha Shaquille masih berat hati. Namun Azio Azura benar, jika Azura Aubrey adalah seorang gadis remaja yang juga butuh seorang teman. Meskipun ia merasa sudah memberikan segalanya kepada Azura Aubrey. Namun semua itu tidaklah cukup.

Dengan perlahan Alpha Shaquille merebahkan tubuhnya di sofa sambil menunggu rapat penting bersama Klien.

"Aku akan istrahat sebentar." Ucap Alpha Shaquille memejam.

* * * * *

Bersambung...