Chereads / I'm Found You / Chapter 3 - Chapter : 03 Mengenal Orang Yang Salah

Chapter 3 - Chapter : 03 Mengenal Orang Yang Salah

Waktu menunjukkan pukul 06:00 pagi. Tiba-tiba,kau teringat untuk membeli buku novel baru yang lumayan jauh dari tempat tinggalmu. Setelah selesai mandi,kau mengendap-endap menuju garasi untuk mengambil sepeda yang terparkir cantik bersebelahan dengan mobil milik keluargamu. Beberapa saat kemudian,kau bergegas menuju tempat tujuan ke toko buku yang bernama 'My Favorite Book' yang buka selama delapan belas jam tersebut. Setelah selesai membeli buku. Diperjalanan pulang,terdengar ada suara seseorang yang memanggilmu persimpangan jalan. "Hei?". Dengan suara berbisik. Mendengar hal itu,kau pun terpancing. "Siapa itu?. Tidak ada orang". Keheranan akan suara yang memanggilmu dengan memiringkan kepala mengarah ke depan.

Begitu,kau hendak melanjutkan perjalanan seolah-olah ada sepasang mata yang mengawasimu. Sehingga,kau terbirit-birit menjauh dari lokasi tempatmu berdiri. Karena,situasi masih sangat sepi. Kau memutuskan untuk bersembunyi dibalik semak-semak kecil dan menyembunyikan sepedamu dengan aman. Tak lama kemudian,orang yang selama ini mengikutimu berdiri tepat di depanmu. Dirasa,ada celah untuk melihat wajah dari orang yang tak dikenal. Tiba-tiba,dadamu terasa sakit seperti ditusuk benda tajam. Dan akhirnya,kau memberanikan diri untuk melihatnya. Inilah, wajah aslinya. Dia seorang pria yang memiliki pigmen kulit putih pucat,dia memiliki kornea mata berwarna silver,dia memiliki taring panjang ketika tersenyum kecil dan dia memakai jubah hitam dengan penutup kepala yang lebar.

Begitu terkejutnya dirimu,melihat pria semacam ini. "Ya,Tuhan..!!!. Siapa orang ini?. Kenapa,dia menakutkan sekali?. Apa yang harus aku lakukan,sekarang?". Membelakangi si pria dengan mengerlingkan matanya. Ketika,kau hendak melihatnya kembali. Tiba-tiba.. . "Kemana dia pergi?. Bukankah,dia tadi ada disini?!". Spontan, kau berdiri keheranan akan menghilangnya pria tersebut. Begitu,kau memutarkan badan pria tersebut.. . "Astaga..!!!. Akh.. siapa kau sebenarnya?. Dan apa yang kau inginkan,dariku?". Terkejut. Karena,pria ini berdiri tepat di depanmu dan kau tidak berani melihatnya. "Sebenarnya,aku sedikit lapar. Jadi bolehkah,aku meminta sedikit makanan?". Dengan tatapan tajam dan senyuman tipis. Beralasan,meminta makanan. "A.. aku tidak punya makanan. Lagipula,ini masih pagi pasti belum ada yang buka". Berani untuk memandangnya dan melangkah mundur sedikit demi sedikit.

Namun,pria itu terus mengikuti langkahmu. "Begitu. Tapi,aku rasa kau punya makanan?". Terus mengikuti langkahmu dan siap mencabikmu. "Sudah kubilang,aku tidak punya makanan. Bodoh..!!!. Menjauh dariku..!!!". Setengah mati,kau takut dengan orang ini. Dan tidak terasa,waktu cepat berlalu. Inilah yang terjadi padamu. "Hmmm.. . Baiklah. Jika,kau tidak mau memberikannya. Kalau begitu,langsung saja..". Siap menyerangmu dengan bringas. Dan begitu,satu detik mengenai dirimu,tiba-tiba muncul sinar matahari yang menghanguskannya. "Akh.. tidak..!!!". Meringis kesakitan. Karena,ultraviolet membakarnya menjadi arang dan tertiup angin entah kemana. Atas peristiwa yang kau alami,kau sangat bersyukur. Karena,Tuhan telah menyelamatkanmu dari marabahaya.

Dan kau pun pulang dengan membawa buah tangan juga trauma. Sesampainya dirumah,kau membuka kenop pintu secara perlahan dan celingak-celinguk memperhatikan situasi di dalam rumah apakah masih aman atau tidak. "Sepertinya,tidak ada orang?. Kalau mereka masih tidur,itu tidak mungkin. Huff". Masuk ke dalam rumah dengan perasaan was-was dan bergegas menuju kamar. Tiba-tiba.. . "Dari man saja kau,(Y/N)?!". Seru Suga dari belakangmu dengan tatapan tajam dan menolak pinggang. Secara perlahan,kau menoleh padanya. "Eh,kak Suga. Aku baru saja,membeli buku novel baru". Senyum terpaksa. Karena,takut melihat wajah kulkas berjalan ini. "Setelah itu,Suga menghampirimu yang seakan-akan siap untuk menendangmu ke 'An Eternal Nightmare'. Namun ternyata.. .

"Jangan seperti itu lagi,ya?". Merangkulmu,seperti layaknya anak kecil. Dalam rangkulan Suga,kau bertanya-tanya. "Kakak,kenapa kau tidak marah padaku?". Sedikit berfikir dengan memiringkan kepala. Mendengar hal itu, Suga melepas rangkulannya darimu. "Kenapa,aku harus memarahimu?. Kalau hanya sekedar,membeli buku novel ditoko yang buka selama delapan belas jam itu?. Menurutku,itu hal yang wajar". Tersenyum lebar padamu. "Yang benar saja,apa dia benar-benar gila?!. Adiknya,cari masalah malah dianggap 'WAJAR'. Sungguh tak dapat dipercaya". Gumammu dengan heran. "Oh,begitu. Sebenarnya,waktu diperjalanan pulang aku sempat tersesat tadi". Membalas senyuman Suga.

"Tapi,selama diperjalanan pulang kau tidak bertemu dengan orang jahat 'kan?". Begitu,tepat sasaran pertanyaan yang diajukan oleh Suga padamu. Mengingat kejadian tadi,kau sengaja tidak menceritakannya. Karena,kau yakin mereka tidak akan mempercayainya. "Tidak,kak Suga. Nyatanya,aku baik-baik saja". Dengan polosnya,kau mengatakan yang bukan sebenarnya. "Syukurlah,kalau begitu. Tapi,lain kali. Kau harus meminta izin,agar tidak membuat semuanya kahwatir. Oke..!!!". Mengacak-acak rambutmu,lagi. "Oke,brother..!!!". Tersenyum polos. setelah itu,kalian menuju ruang keluarga. Di tempat lain,Jeon Jungkook meminta izin kepada Kim Seokjin untuk pergi keluar untuk mencari tahu keberadaan manusia berdarah suci.

"Tuan Jin?. Maaf. Sebelumnya,aku harus pergi keluar untuk mencari tahu keberadaan manusia berdarah suci..". Menghadap Kim Seokjin yang berada diruang kerja. "Kalau begitu, berhati-hatilah. Karena,sudah banyak bangsa vampire selain kita yang bermigrasi ke kota Seoul ini". Dengan tenang, Seokjin mewanti-wanti agar tidak sampai lengah dalam mencari keberadaan manusia berdarah suci. "Baik,aku mengerti". Menutup perbincangan dengan Seokjin. Lalu,pergi. Dikala,Jeon Jungkook mencari keberadaan manusia berdarah suci. Selang lima minggu kemudian,kalian Goes To 'Hongdae Street'. (Entah,untuk apa itu?. Tapi,sepertinya seru). Setelah lelah bermain,kalian begitu menikmati suasana menyenangkan ditempat tersebut. Sehingga,kalian merasa betah berlama-lama disana. Tak lama kemudian,kau meminta sesuatu pada Suga.

"Kakak,aku ingin mencoba milk shake. Tapi,dimana tempatnya?". Berjalan santai,menelusuri Hongdae Street. "Sepertinya,kakak tahu dimana tempatnya". Menarik lenganmu. Kemudian,Suga mengajakmu pergi ke sebuah Cafe yang bernama 'Drink Heaven'. "Ini dia,surga minuman..!!!". Berdiri di depan Cafe minuman. "Surga minuman?. Wih..!!!. Jangan-jangan,minuman beralkohol juga ada disini?". Terkejut,mendengar nama Cafe yang satu ini. "Tidak. Tentu itu berbeda. Kalau minuman beralkohol,mereka buka gerainya malam hari. Dan tempat itu cenderung,memakai nama 'Club Malam'. Dan satu hal lagi,Club Malam memiliki banyak lampu hias agar menarik perhatian. Tidak,seperti Cafe-cafe yang kita kunjungi saat ini. Kau mengerti?". Memaparkan apa yang dia ketahui.

"Ngngng.. tidak". Sedikit berfikir. atau bahkan,tidak mengerti sama sekali. Setelah itu,kau pun tersadar. "Eh..!!!. Tapi,kenapa kau bisa tahu akan hal seperti itu?!". Apa kau pernah berkunjung ke tempat seperti,itu?!". Mengerutkan kening dengan nada yang agak tinggi. Mendengar apa yang kau katakan,Suga terkejut. "Untuk itu,kita bicarakan di dalam saja. Kakak,sudah lapar". Mengalihkan pembicaraan. Mendengar yang Suga katakan,kau langsung tak berdaya. "Baiklah,aku juga sudah lapar". Mengalah pada lawan bicara. Begitu,kalian duduk dimeja pelanggan,kalian melanjutkan perbincangan. "Kakak,melanjutkan perbincangan yang tadi. Apa kau pernah berkunjung,sebelumnya?". Dengan tatapan serius, kau mengintrogasi kulkas berjalan ini.

"Tentu saja,Tidak. Kakak,tahu akan hal seperti itu. Begitu,kakak jalan-jalan keluar bersama papa. Lalu,papa menunjukkan tempat-tempat seperti itu supaya lebih berhati-hati dalam bergaul. Begitu". Menjelaskan alasan utama yang menjadi perdebatan. "Benarkah?!. Awas saja,kalau kau berani macam-macam?!". Emosimu semakin menjadi. "Hei?. Ayolah,kau tidak percaya pada kakakmu ini?!". Tertawa ketidakpercayaan atas pendapatmu. "Untuk yang satu ini,kurasa tidak..". Sedikit menggeleng-gelengkan kepala. Akibat,perbuatanmu yang begitu menyebalkan. Suga terlihat murung,seketika. "Tega sekali kau mengatakan,itu". Mengalihkan pandangan. Sementara itu,sudah berjam-jam Jeon Jungkook mencari keberadaan manusia berdarah suci. "Sudah tujuh jam,aku mencari keberadaan manusia berdarah suci. Rata-rata yang aku hirup aroma nafasnya hanya,darah manusia biasa..". Ketusnya di dalam hati,membuatnya lelah mencari.

Kemudian,tanpa dia sadari. Langkah kakinya,menuntun Jeon Jungkook ke sebuah Cafe. Yang ternyata,Cafe tersebut merupakan Cafe yang tengah kau dan Suga kunjungi. Tanpa berfikir panjang,Jungkook memasuki Cafe tersebut dan duduk diantara dua meja pelanggan yang tidak jauh dari tempat kalian sekarang. Jungkook sangat teliti dan memperhatikan dengan seksama para pengunjung yang datang ke Cafe,tersebut. Sekali lagi,manusia vampire yang satu ini selalu saja berada ditempat yang sama dengan kalian. Meskipun,kalian tidak menyadari akan kehadirannya. Tak lama kemudian,Jeon Jungkook memesan makanan dan minuman layaknya manusia. Begitu,dia mencoba makan makanan manusia dia lumayan menyukainya. Disela-sela,makan siangnya.

Tiba-tiba,datang angin sepoi-sepoi yang berhembus ke arah kalian berdua. Terutama,ke arahmu yang sontak membuat indera penciuman Jeon Jungkook mengendus salah tingkah dibuatnya. "Aroma ini,darah suci..!!!. Tapi,dimana dia?". Gumamnya dengan begitu antusias. Dan pada akhirnya.. . "Hei,aku berhasil menemukannya..". Tersenyum sinis akan keberhasilannya. "Aku harus mencari cara,agar aku bisa mendekatinya". Memikirkan strategi yang bagus untuk bisa mendekatimu,demi sebuah darah suci yang ada pada dirimu. Jungkook terus saja,memperhatikanmu yang sedang bersenda gurau dengan Suga. Tak lama kemudian,kalian memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut. Dan dengan sigap,Jeon Jungkook membuntuti kalian dari belakang.

"Kakak,aku ingin membeli sesuatu untuk mama dan papa dirumah". Mengingatkan pada Suga untuk membeli buah tangan. "Baiklah,kita berbelanja sekarang". Menjawab pada intinya,agar tidak terlalu lama berada diluar ruangan dan kau pun menyetujuinya. "Sesampainya di pusat perbelanjaan,kau dan Suga mulai berbelanja keperluan masing-masing dan tidak lupa membawa buah tangan untuk orang tua dirumah. Sedangkan,Jeon Jungkook tengah mengawasi kalian dari dalam mobil dan langsung menghubungi Kim Seokjin. "Tuan Jin,aku berhasil menemukan darah suci". Mendengar hal itu,Seokjin begitu terkejut. "Benarkah itu,Jungkook?.Kau yakin dengan apa yang kau katakan ini,Jungkook?". Mengerutkan kening dan mendengarkan dengan seksama.

"Ya,Tuan. Darah manusia pada umumnya,beraroma seperti bunga mawar. Tapi yang satu ini,beraroma seperti bunga sweet alison manis sekali. Apakah seperti itu,aroma darah suci. Tuan Jin?". Dengan terus mengawasi kalian,Jeon Jungkook mengidentifikasi jenis darah suci dengan jenis darah yang lain. "Ya,Jungkook. Manusia berdarah suci,aromanya seperti bunga sweet alison aromanya begitu semerbak dan sangat manis". Dengan tenang,Seokjin mengiyakan apa yang diketahui oleh pengawalnya tersebut. "Lalu,apa yang harus kita lakukan,Tuan?". Mencari solusi pada Seokjin tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun. "Mudah saja,kita buat keluarganya menderita secara mental. Tapi,kali ini,kita biarkan mereka hidup tenang". Senyum bengis akan kabar baik dari Jeon Jungkook. Dan dengan tegas,Seokjin membiarkanmu bernafas lega.

"Baik. Akan kucari tahu,dimana manusia ini tinggal". Tak kalah bengisnya dengan Kim Seokjin,Jungkook mencari tahu lebih banyak mengenai latarbelakang keluargamu. "Kupercayakan semuanya padamu,Jungkook. Terima kasih atas kerja kerasmu". Senyuman penuh ambisi untuk mendapatkan darah suci. "Dengan senang hati,Tuan Jin". Menutup teleponnya dan menenangkan diri. Setelah beberapa saat,kalian pulang dengan membawa buah tangan disertai Jungkook yang tengah mengintai kalian. Hingga,mengetahui lokasi rumah kalian. "Jadi disini,rumah mereka. Nama perumahannya Protective Wings No.78 Blok.A. Tuan Jin,aku berhasil menemukan alamat rumahnya. Lalu,apa rencana kita selanjutnya?". Tatapan tajam siap memburu mangsa.

"Kita tunggu waktu yang tepat untuk membawanya ke dalam lubang hitam yang amat menyeramkan. Dan sekarang,pulanglah dulu Jungkook. Kau pasti lelah. Setelah,berjam-jam mencari keberadaan bocah ingusan ini. Tidak perlu khawatir,kita sudah mengetahui dimana dia bersembunyi. Jadi,kita hanya perlu memikirkan strategi yang unik agar manusia ini terpancing". Jiwa iblisnya mulai tak terkendali. "Baik..". Menuruti perintah Kim Seokjin untuk kembali ke habitatnya yang jauh diluar sana.

Waktu menunjukkan pukul 20:30. Keluargamu sangat menikmati Quality Time,dikala kabar mengenai keberadaan vampire sedang booming tadi pagi. "Untuk kalian berdua,bila ingin keluar rumah cukup pada siang hari saja..". Tuan Min membuka pembicaraan. Yang sontak,membuat kalian keheranan. "Kenapa?!". Kau dan Suga menjawab pertanyaan yang sama. "Tadi pagi,terdengar kabar. Di negara kita terdapat mahluk vampire yang memangsa manusia dibuah Halte Bus". Tuan Min mewanti-wanti,agar lebih berhati-hati. "Ya. Dan sekarang ini,tidak boleh ada satu pintu rumah pun yang tidak dikunci". Nyonya Min meneruskan percakapan. "Oh. Itu sebabnya,kak Suga tidak membiarkanku sendirian dikala keluar rumah?". Menoleh ke arah Suga.

"Tidak hanya itu,ada juga vampire yang bisa bertahan dibawah paparan sinar matahari. Vampire jenis ini,lebih kuat dibanding jenis vampire pada umumnya". Dengan tenang,Suga menjelaskan apa yang diketahuinya. "Wow. Lalu,apa nama bangsa vampire yang terkuat. Kak?". Begitu antusiasnya dirimu,mendengar hal-hal berbau vampire. "Kalau tidak salah,namanya adalah Origin". Mengerlingkan matanya ke arahmu. Melihat itu,membuatmu merasa takut. "Tatapanmu membuatku tidak nyaman". Menjauhkan pandanganmu. "Kalau mama boleh tahu,ada berapa jenis bangsa vampire. Sebenarnya?". Tanya Nyonya Min dengan penasaran. "Baiklah. Yang aku tahu,ada empat jenis bangsa vampire yang tersebar di benua Eropa. Dan hal itu,tidak terkecuali di Asia Timur yaitu Korea Selatan". Dengan sedikit berfikir,Suga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang bunda.

"Hal ini,tidak bisa dibiarkan..!!!. Kalau kita hanya berdiam diri saja?. Maka,nyawa manusia akan terancam bahaya". Semua terkejut,saat Suga angkat bicara. "Hanya,ada satu cara agar kita bisa bertahan hidup". Dengan tatapan yang tajam,Suga merencanakan sesuatu. "Apa itu?". Pertanyaan singkatmu membuat semua penasaran. "Kita sendiri yang memusnahkan mereka". Dengan serius,Suga menjawab pertanyaan yang tak terduga. "Jangan sampai kita lengah,mengahadapi bangsa vampire. Jika memang,vampire itu benar-benar ada". Nyonya Min mengingatkan semuanya,agar tetap waspada. "Ya. Mama benar,kita tidak boleh dijajah di negeri sendiri". Mendengar pendapat ayahmu,semuanya setuju. Selang dua jam kemudian,kalian memutuskan untuk bergegas tidur.

Disamping itu,Jeon Jungkook menghadap tuannya Kim Seokjin untuk menceritakan semua informasi yang dia miliki. "Tuan,darah suci telah ditemukan". Menghadap Kim Seokjin dengan segala hormat. "Jelaskan dimana darah suci itu berada,Jungkook?". Dengan tatapan tajam,Seokjin ingin segera mengetahui lokasi tempat tinggal keluargamu. "Dia berada di perumahan Protective Wings No.78 Blok.A. Tuan". Dengan menurunkan kepala,Jungkook menceritakan semuanya. "Kalau begitu,kita harus segera mendapatkannya". Memandang ke depan. "Baik Tuan". Menuruti perintahnya. Hari terus berganti. Disaat,semua orang tengah was-was mengenai keberadaan vampire. Kau dan Suga mengunjungi tempat pusat perbelanjaan,agar kelak tidak perlu keluar malam bila ada persediaan makanan yang kurang. Namun,dikala kalian bersiap-siap untuk pergi.

Seokjin dan Jungkook sudah mengawasi kalian sedari dini hari untuk membuntuti kalian. Setelah selesai berbelanja,Suga meminta untuk duduk dikursi taman. Karena,lelah membeli keperluan rumah tangga oleh ibumu. "Apa kau lelah,(Y/N)?". Memandangmu dengan tersenyum. "Ya. Kak,aku sangat lelah. Hari ini,persediaan makanannya sangat banyak dibanding sebelum-sebelumnya". Menjawab pertanyaan dari Suga dengan polosnya. "Ya. Mungkin ini,akibat kabar keberadaan vampire". Tersenyum. Karena,memikirkan kabar tentang keberadaan vampire. Lalu,Suga teringat sesuatu. "Oh. Ya..!!!. Kebetulan ada ice cream baru. Jadi,kakak membelinya untuk kita makan hari ini". Dia memberi kejutan padamu. "Wah..!!!. Ice cream baru,kak?". Terkejut. Karena,Suga mengeluarkan ice cream dari kantung belanjaan.

"Ya,ini ice cream yang kau inginkan itu. Jadi,kakak membelinya tanpa sepengetahuanmu. Ada kursi,kita duduk disini". Mengajakmu duduk untuk makan ice cream. Ditengah makan ice cream,ada dua orang pria yang duduk membelakangi kalian. Karena,terdapat dua kursi yang dihimpitkan. Namun,saling membelakangi satu sama lain. Kedua pria tersebut tidak lain dan tidak hanya,Kim Seokjin beserta pengawalnya Jeon Jungkook yang mengincar darah segar salah satu dari kau dan Suga. Disela-sela kalian makan ice cream,Kim Seokjin dan Jeon Jungkook menguping pembicaraan kalian. "Kakak?. Dari topik pembicaraan kita yang kemarin,kakak tahu darimana mengenai asal-usul bangsa vampire?". Memandang Suga sambil makan ice cream.

"Hmmm.. . Kakak tahu mengenai asal-usul bangsa vampire itu dari internet". Ujar Suga dengan kegirangan. "Oh. Jadi,vampire itu benar-benar ada?. Menurut kabar yang beredar,ada seorang wanita yang darahnya dihisap oleh vampire pada siang hari?. Berarti,jenis vampire ini adalah jenis vampire Origin ya kak?". Mencoba mengingat jenis vampire. "Kau benar,jenis vampire ini yang paling kuat". Membenarkan apa yang kau katakan. "Kalau begitu percuma saja,siang hari pun sama berbahayanya dengan malam hari..". Frustasi akan situasi yang menyebalkan ini. "Sepertinya begitu. Cepat habiskan ice creammu,nanti ada vampire lewat". Menyetujui pendapatmu. Lalu,menakut-nakutimu. "Jangan seperti itu,kalau ada vampire sungguhan apa kau bisa melawan mereka?". Memukul lengan Suga.

"Kau ini,tentu saja tidak. Kalau ada vampire,kakak akan mengajaknya makan malam". Tersenyum tenang ke arahmu. "Yang benar saja,kalau aku yang bertemu vampire?. Aku ingin minta tanda tangan dan fhotonya. Kalau cara sepertimu,mungkin kita yang akan menjadi makan malamnya". Memandang sinis Suga. Mendengar hal itu,Suga berubah fikiran. "Hmmm.. . Benar juga. Mereka 'kan mahluk penghisap darah. Akh.. payah..!!!". Tersipu malu dengan pembicaraanmu. "Tapi,type vampire apa yang kau sukai?". Suga memandangmu penasaran.

"Tentu saja,vampire yang baik kak Suga. Kalau vampire yang jahat?. Akan ku penggal kepala mereka dan ku jadikan lampu gantung dimalam Helloween,setelahnya". Menatap tajam ke arah Suga. Lalu,tertawa lepas. "Ternyata,kau seram juga ya kalau sedang marah. Kalau kakak,vampire yang jahat itu,lebih baik dijadikan dendeng balado atau dijadikan boneka seram seperti,Annabelle". Tersenyum bahagia. Dikala,kebobrokan kalian kumat. Sementara itu,Seokjin dan Jungkook yang berada dibelakang kalian hanya sekedar diam mematung. Tak lama kemudian,Jungkook menggerutu. "Tuan..?!". Memandang Kim Seokjin bagai singa yang lapar. "Tentu saja..". Melihat Jeon Jungkook memberi aba-aba,Seokjin pun bertindak cepat.

"Maaf,kalau aku mengganggu percakapan kalian". Tersenyum menoleh pada kalian berdua. Yang sontak,membuat pandangan kalian teralihkan. "Sepertinya,kalian sedang membicarakan soal vampire?". Memandang kalian dengan tersenyum. Sedangkan,Jeon Jungkook hanya tersenyum kecil. "Ya. Kami sedang membicarakan soal vampire yang tengah booming saat,ini". Dengan polos,kau menjawab pertanyaan dari Kim Seokjin. "Oh. Benarkah..?. Lalu,apa yang kalian ketahui tentang vampire tersebut?". Sedikit menoleh pada Jungkook. Yang sontak,membuat Jungkook pun menoleh padanya. "Menurut kabar,ada seorang wanita yang tewas digigit vampire pada saat korban baru selesai bekerja. Itupun pada siang hari". Menjelaskan tentang kejadian beberapa Minggu lalu.

"Begitu. Berarti,negara kita sedang kedatangan tamu tak diundang ya?". Terlihat ramah. Namun sebenarnya,terselebulung niat jahat. "Ya. Dan bisa jadi,mereka menjajah umat manusia hanya demi kelangsungan hidup mereka". Tersenyum tenang,Suga meneruskan perbincangan. "Menghisap darah manusia?". Kim Seokjin terpancing. "Akh.. bukan..". Suga tersenyum cengengesan. "Lalu apa?". Jeon Jungkook pun ikut terpancing. "Jadi,pekerja parkiran". Tersenyum lebar. Yang sontak,membuat semuanya tertawa. "Ya elah. Ku kira,jadi kuli bangunan. Atau paling tidak,jadi pedagang asongan". Tertawa geli membuat candaan bertema vampire. Disela-sela kalian bersenda gurau,hati Jeon Jungkook terusik. "Mereka benar-benar menyebalkan..!!!". Gumamnya dalam hati dengan fake smilenya.

Melihat ada yang aneh terhadap Jungkook,Suga menggerutu dalam hati. Namun sayang,Suga belum bisa membaca karakter dari Kim Seokjin. Yang dia sadari adalah perbedaan dari pigmen kulit mereka. "Aku merasa tidak nyaman dengan anak,ini. Kalau pria berjas hitam ini,aku belum bisa membaca karakternya. Meskipun begitu,aku harus hati-hati. Apalagi,anak sepolos (Y/N) sangat rentan kejahatan. Terlihat dari kondisi pigmen kulit mereka,sangat berbeda dengan pigmen kulit manusia lainnya. Aku tidak boleh lengah". Sadar bahwa,ada yang janggal dari kedua pria baru ini. Suga mencoba memperhatikan fisik mereka,lebih seksama lagi. "Oh. Iya,hampir lupa. Perkenalkan,namaku Min (Y/N). Dan ini kakakku,Min Yonggi atau biasa dipanggil Suga". Memperkenalkan diri dan kakakmu.

Inilah yang Kim Seokjin dan Jeon Jungkook tunggu. "Akhirnya,aku tahu identitasmu". Gumamnya. Jeon Jungkook kegirangan bukan kepalang. "Darah suci,aku akan segera mendapatkanmu". Ujar Kim Seokjin dalam hati dengan memandangmu. "Namaku,Kim Seokjin dan ini pengawalku Jeon Jungkook". Memperkenalkan diri dan pengawalnya. "Senang bertemu dengan kalian. Dan aku kira,dia puteramu pak,Seokjin". Tersipu malu dengan kesalahpahaman ini. Mendengar hal itu,mereka berdua tersenyum. "Itu hal yang wajar,banyak orang yang mengatakan demikian. Tenang saja. Dan senang bertemu dengan kalian juga". Tersenyum lebar. Dan entah mengapa,begitu Seokjin menoleh ke arahmu. Seperti,ada benda tajam menusuk jantungmu. Yang sontak,membuatmu kesakitan. Melihat itu,Suga refleks Merangkulmu. "(Y/N),apa yang terjadi padamu?!". Sigap Merangkulmu.

"Kakak,dadaku tiba-tiba sakit". Meringis kesakitan dengan posisi tangan berada di dada dan kau berada dirangkulan Suga. Sementara,Seokjin dan Jungkook melindungimu dari samping agar tidak terjatuh. "Kalau begitu,kita bawa adikmu ke rumah sakit". Seokjin memberi saran. "Tidak. Aku tidak punya riwayat sakit jantung. Sungguh,pulang ke rumah saja". Menahan sakit tak biasa. Tiba-tiba kau jatuh pingsan. Semakin kacau situasi. Akhirnya,Suga bergegas membawamu pergi ke rumah sakit. Setelah,Seokjin dan Jungkook menolong Suga untuk memasukkanmu ke dalam mobil. Mereka berdua pura-pura tidak bisa menemanimu ke rumah sakit.

"Maaf,kami hanya bisa membantumu sampai disini". Menyembunyikan sesuatu dibalik raut wajah yang terlihat panik dari Kim Seokjin. "Tidak apa-apa,aku mengerti. Terima kasih,sudah membantuku". Perasaan yang tak karuan. "Sama-sama,hati-hati dijalan". Saling menghawatirkan satu sama lain. Lalu,Suga bergegas pergi. Dikala,Suga membawamu ke rumah sakit Seokjin dan Jungkook masih berada di dalam mobil. Seokjin terlihat senang atas kejadian hari ini. Sehingga,Jungkook bertanya. "Sebenarnya,apa yang anda lakukan ketika menatap anak itu. Tuan?". Bertanya penuh penasaran. "Aku hanya memberi sedikit penekanan pada jantungnya". Memandang ke depan. "Maaf..". Tidak memahami yang difikirkan Kim Seokjin.

"Sudahlah,waktunya kita pulang". Tersenyum. Memalingkan pandangannya ke luar mobil. Jungkook yang benar-benar penasaran dengan apa yang dilakukan Seokjin. Namun,dia hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan majikannya ini. "Baik..". Bergegas pulang ke rumah. Ditempat lain,Suga telah sampai di rumah sakit tempat paman kalian bekerja. Dengan sigap,Suga memanggil tim medis. "Keadaan darurat,tolong adik saya pak..!!!". Seru Suga kepada tim medis yang berlalu lalang. Semuanya panik,begitu detak jantungmu mulai melemah dan Dokter yang menanganimu adalah Lee Min Ho. Saat ini,Suga menunggu diluar ruangan tempatmu dirawat dan menghubungi Tuan dan Nyonya Min dirumah.

"Papa,(Y/N) dilarikan ke rumah sakit. Beritahu mama mengenai hal ini". Wajah panik Suga diruang tunggu. Sesampainya Tuan dan Nyonya Min dirumah sakit,dr.Lee Min Ho pun keluar dari ruang UGD. "Bagaimana keadaan (Y/N) Dok?". Tanya Suga dengan raut wajah panik dari ketiganya. Berharap,kau baik-baik saja. "Saat ini,masih belum diketahui apa gejalanya. Tapi,mudah-mudahan dia hanya kelelahan saja". Dengan tenang,Min Ho menjelaskan kondisiku saat ini. "Belum diketahui?". Semuanya kebingungan dengan yang Min Ho katakan. "Saya pun bingung,harus mengatakan apa?. Tapi yang jelas,(Y/N) jangan dibiarkan sendiri dan jangan sampai melamun". Tersenyum kecil untuk mencairkan suasana.

"Bila aku ingat. (Y/N) kalau punya masalah,dia tidak pernah bercerita". Suga menjelaskan karaktermu. "Dia memang jarang bicara,kalau bicara pun seperlunya". Tuan Min menambahkan cerita. "Itulah yang saya khawatirkan. Kalau yang terjadi pada (Y/N) saat ini,akibat dari penyakit hati. Maka,sangat sulit di identifikasi". Dengan serius,Min Ho menyimpulkan kondisimu. "Lalu,agar tidak berkepanjangan apa yang harus dilakukan?". Suga memandang fokus pada Min Ho. Mendengar hal itu,Min Ho menyarankan.

"Saya sarankan,kenali karakter anak dan coba pahami isi hatinya. Karena,anak yang pendiam seperti (Y/N) memang sangat sulit ditebak. Jadi,saya sarankan. Begitu punya waktu luang,ajak dia bicara akan hal yang terjadi disepanjang harinya. Jangan,menunggu dia yang membuka perbincangan duluan. Tapi,kita sebagai orang tua yang harus sering bertanya akan hal yang terjadi dilingkungan bermainnya". Ujar Min Ho. "Baik. Kami mengerti. Terima kasih,Dok sudah menangani (Y/N) dengan baik". Berterimakasih. Karena,sudah menanganimu dengan baik. "Sama-sama. Bila (Y/N) sudah siuman,kabari saya. Permisi". Dengan tersenyum,Min Ho pergi berlalu untuk memeriksa lebih lanjut hasil diagnosamu yang belum terpecahkan.

"Kedua orang itu,benar-benar membuatku penasaran". Gumam Suga dengan mengerutkan keningnya. Memikirkan kedua pria itu. Yang membuat sang bunda bertanya-tanya. "Suga,apa yang kau fikirkan?. Kita harus melihat (Y/N),sekarang". Nyonya Min menepuk pundak Suga. Lalu,bergegas menuju ruang rawat inap. Karena,kau sudah pindah ruangan begitu Lee Min Ho selesai menanganimu. "Tidak apa-apa,ma". Mengelak apa yang dia bicarakan. Ditempat lain,Kim Seokjin sedang memikirkan sesuatu sembari duduk disofa ruang utama. Seakan-akan,dia bisa merasakan kondisimu dikejauhan. Sesekali dalam posisi mata tertutup,dia mengawasimu. Kemudian,Jeon Jungkook datang menghadap.

"Tuan?. Maaf. Jika,aku mengganggu ketenanganmu. Kalau boleh aku tahu,apa yang membuat (Y/N) meringis kesakitan?". Dengan segala hormat,Jungkook sangat penasaran yang Seokjin perbuat. "Sebenarnya,begitu aku memandang (Y/N) aku menusuk dibagian jantungnya. Meskipun,aku terlihat seperti tidak melakukan apa-apa. Tapi,efeknya bisa berkepanjangan..". Memandang ke arah Jungkook. "Untuk apa kau melakukannya?". Sedikit kebingungan. "Aku melakukan hal itu,agar aku bisa mengawasinya setiap waktu". Meminum darah segar dari botol yang berada disampingnya. "Lalu,kapan kita bisa mendapatkannya?". Jungkook memancing Kim Seokjin.

"Sudah saatnya,kita mendapatkannya. Jungkook". Memandang ke depan. Lalu pada Jungkook dengan senyum menyeringai.