Ditempat lain,sepulang dari rumah sakit Suga masih memikirkan kejadian penculikanmu dini hari ini. Dan bertanya-tanya,siapa dalang dari semua ini. "Bila aku ingat-ingat,pelaku penculikan (Y/N) memakai baju serba hitam dan mengenakan jubah hitam panjang pula. Tapi,aku benar-benar tidak bisa mengidentifikasi wajah si pelaku. Bagaimana ini?". Gumamnya dalam hati. Sambil,menopang dagu dengan kedua tangannya.
"Apa boleh buat?. Kalau aku hanya mengandalkan polisi dalam proses penyelidikan,waktu yang dibutuhkan akan semakin lama. Jika terlambat,aku tidak yakin (Y/N) bisa selamat. Dan entah mengapa,aku benar-benar merasa tidak nyaman akan dua orang ditempo hari itu. Aku merasa,mereka bukan orang yang baik terlihat dari tatapan mata hingga gerak-gerik mereka. Aku bisa merasakan,adanya sebuah ancaman dari dua pria tersebut". Memutuskan untuk mencari informasi mengenai keberadaanmu yang baru saja,kembali dari rumah sakit. Dengan sigap,Suga mengendap-endap menuju garasi agar tidak ketahuan oleh kedua orangtua. Perlahan namun pasti. Dalam hal ini,dia benar-benar siap bertarung sampai MATI.
Sementara itu,Seokjin merasakan kalau Suga benar-benar akan terus mencari cara agar bisa mendapatkanmu kembali. Meskipun begitu,Seokjin merasa lega akan keberhasilannya menculikmu. "Suga sedang mencarinya sekarang,aku tidak boleh lengah. Meskipun,adiknya berhasil ku dapatkan. Sebelum terlambat,aku harus membuat kakaknya tumbang. Karena,dialah penghalangnya". Membuka mata dengan ketidaknyamanan dihatinya. "Aku harus mencari cara,agar dia sulit menyelamatkan darah suciku". Memandangmu dengan tatapan mata tajam. Karena,dirasa Suga adalah sebuah dinding penghalang baginya. Seokjin terus memutar otak untuk memisahkanmu dari keluargamu dengan cara apapun.
"Maaf. Jika,aku harus melakukan ini padamu. Karena,kau sangat berharga bagiku". Mendekatkan wajahnya ke arahmu dengan membisikkan sesuatu padamu. Tak butuh waktu lama,Seokjin membuatmu semakin terikat padanya. "Sudah saatnya,kau ikut bersamaku". Mengelus rambutmu. Sehingga,muncul cahaya di dalam tubuhmu. Dan di detik itu pula,kau berada dibawah kendali Kim Seokjin secara utuh. "Kau milikku sekarang. Jadi,panggil aku dengan sebutan ayah. (Y/N)". Menatap fokus ke arahmu yang tengah terbaring. Malam berganti pagi,Suga pulang daripada mencari informasi terkait penculikanmu dengan keadaan raga yang berantakan. Lalu,diruang keluarga Tuan dan Nyonya Min menyapa dengan tatapan yang khawatir.
"Suga,darimana saja kau?!. Kau membuat kami khawatir". Nyonya Min angkat bicara dengan raut kecemasan dari keduanya. "Aku mencoba untuk mencari petunjuk mengenai (Y/N). Tapi,aku belum bisa menemukan petunjuk apapun". Dengan lesu,Suga menjawab dengan jujur. "Suga,(Y/N) tengah diculik vampire. Kita tidak tahu,vampire semacam itu tinggal dimana?!. Sudahlah,biar polisi yang menangani kasus ini. Jangan menyiksa dirimu sendiri,Suga". Tuan Min menimpali dengan memegang pundak Suga.
Mendengar apa yang dikatakan oleh sang ayah,Suga naik darah. "Karena itu,aku tidak ingin (Y/N) celaka..!!!. Meskipun,dia adik yang manja dan menyebalkan. Tapi,aku sebagai kakaknya sangat menyayanginya. Tidak ada yang bisa menyentuhnya,siapapun dia". Emosi yang tak terkendali,Suga pergi menuju kamar. Disela-sela ketegangan,Jeon Jungkook yang memata-matai keadaan keluargamu diatas pohon begitu puas melihatnya. Kemudian,Jungkook bergegas kembali pulang ke rumah dan melaporkannya pada Kim Seokjin. Sesampainya dirumah,Jeon Jungkook langsung menghadap sang majikan tentang apa yang dia lihat. "Tuan,ada kabar bagus untuk anda". Dengan segala hormat,Jungkook menghadap Kim Seokjin yang sedang merawatmu dikala masih terbaring.
"Benarkah?. Kabar apa yang kau dapat,Jungkook?". Tersenyum lebar pada Jungkook. "Suga. Kakaknya (Y/N),dia benar-benar akan melakukan apapun demi menemukan adiknya. Lalu,apa yang akan kita perbuat terhadapnya. Tuan?". Duduk dihadapan Kim Seokjin,sambil memperhatikan Seokjin yang merawatmu dengan hati-hati. Melihat tindakan yang dilakukan oleh Kim Seokjin,Jungkook mengkritik Seokjin. "Tuan,haruskah kau merawatnya?". Protes Jungkook. Sadar bahwa Jeon Jungkook merasa cemburu,Seokjin pun bertanya. "Apa ada yang salah Jeon Jungkook?. Apa kau ingin dimanja juga?". Menggoda Jungkook yang panas hatinya.
"Bu.. bukan begitu,Tuan. Baru kali ini,aku melihatmu begitu peduli pada manusia. Bahkan pada bocah ingusan seperti,dia?". Salah tingkah dengan yang Seokjin katakan. Lalu,Seokjin hanya membalasnya dengan senyuman. Setelah itu,Seokjin meneruskan percakapannya begitu selesai merawatmu. "Sebenarnya,aku merasa kalau dia anak yang baik dan manja. Selain itu,dia anak yang penurut juga masih haus akan kasih sayang. Itu sebabnya,aku memperlakukan dia sebagaimana mestinya". Tersenyum menurunkan kepala.
"Apa Tuan menyukai anak,ini?. Tidak apa-apa,kalau anda menyukainya. Mungkin seharusnya,kau punya penerus untuk kelangsungan hidupmu nanti. Meskipun,kita mahluk abadi yang tak kenal mati. Jika,kau tanya aku". Menggoda Seokjin yang mulai menyukaimu. "Jika,kau berpendapat seperti itu?. Mungkin,perkataanmu ada benarnya. Tapi,jika suatu saat aku mulai menyukai anak manusia untuk dijadikan penerusku selain dirimu?. Apa kau tidak merasa terganggu. Jeon Jungkook?". Stick balik Jeon Jungkook dengan saling berhadapan terkait persoalan yang serius. "Apapun yang menjadi keputusanmu,itu adalah yang terbaik untukmu. Tuan". Menurunkan kepala tanda kesetiaan pada Tuannya. "Baiklah. Jika,kau tidak keberatan". Tersenyum lebar mendengarnya.
"Tuan,apa sudah saatnya kita beri pelajaran pada Suga?". Memandang ke arah lain. Lalu pada Kim Seokjin. "Belum saatnya,Jungkook. Kita harus memancingnya terlebih,dahulu". Menenangkan Jeon Jungkook yang tak sabar akan cerita selanjutnya. "Tapi lambat laun,dia akan tahu. Tuan..". Mendesak Kim Seokjin. "Aku tahu,Jungkook. Kita harus mencari cara,agar dia tidak mudah melacak keberadaan darah suci ini". Tatapan mata tajam,Seokjin mencari solusi yang tepat untuk melumpuhkan Suga. Sementara itu,sekitar pukul 14:00. Tuan dan Nyonya beserta kakakmu Suga sudah menunggu lama laporan dari pihak berwajib. "Jadi,bagaimana dengan keberadaan (Y/N) pak?. Apa (Y/N) sudah berhasil ditemukan?". Suga membuka percakapan.
"Maaf. Tuan,belum ada titik terang. Tapi meskipun begitu,kami akan terus menyelidiki kasus ini". Tegas Let.Jend.Kim Boom. "Lalu,apa anda menemukan hal ganjil ditempat lain mengenai isu adanya vampire?". Ujar Suga dengan tatapan tajam pada Let.Jend.Kim Boom. "Mengenai hal itu,kami menemukan fakta baru terkait keberadaan vampire". Menunjukkan beberapa foto yang diduga sesosok vampire. "Kami mengambil foto ini,disekitar pusat perbelanjaan Lotte Department Store's Main Branch. Namun,belum bisa kami pastikan kalau orang ini adalah pelaku penculikan keluarga anda". Menjelaskan secara detail,mengenai penyelidikan penculikanmu.
"Pukul berapa,dia muncul?". Pertanyaan singkat Suga dengan tatapan fokus pada Let.Jend.Kim Boom. "Sekitar pukul 23:00,Tuan..". Ujar Let.Jend.Kim Boom,menjelaskan semuanya dengan gamblang. Ketika,Let.Jend.Kim Boom menjelaskan mengenai pria yang melompat dari satu gedung ke gedung yang lain malam kemarin. Suga berfikir untuk mencari tahu tentang keberadaan manusia misterius yang satu,ini. Dengan harapan,dia berhasil menemukan titik terang mengenai keberadaan dirimu. Hari terus berganti. Dikediaman Kim Seokjin,kau mulai siuman dari tidur panjangmu. Begitu kau terbangun,Seokjin sudah ada dihadapanmu. Namun dikarenakan,kau berada dibawah kendali sihir Kim Seokjin.
Jadi yang kau lihat,Kim Seokjin adalah ayah kandungmu. Meskipun,kau terlihat tampak bingung untuk beberapa waktu. "Hai..!!!. Selamat pagi,bintang kecilku. Senang rasanya,kau sudah bangun". Fake smile yang merekah. "Hhm.. siapa kau?". Menerka wajah yang ada dihadapanmu. "Kau ini. Tentu saja,aku ini ayahmu. Kalau bukan,siapa lagi?". Mencoba untuk mempengaruhimu. Seokjin berhasil membuatmu hilang ingatan. Jadi,begitu Seokjin mengaku sebagai ayah kandungmu BEDEBAHNYA dirimu yang refleks merangkulnya begitu saja. "Ayah..!!!. Aku takut. Tadi,aku bermimpi buruk". Merangkulnya dengan manja. Kemudian,melepas rangkulan dari Kim Seokjin.
"Benarkah?. Memangnya,kau bermimpi apa?". Tersenyum dan duduk manis setelahnya. "Aku bermimpi,bertemu dengan seorang pria misterius. Dia muncul dibalik tirai kamarku dan dia berdiri tepat di depanku. Anehnya dari tatapan matanya,membuatku merasa tidak bisa bergerak atau bahkan berteriak. Lalu,begitu dia memperlihatkan taring runcingnya. Aku sadar,kalau dia adalah seorang vampire. Kau tahu,ayah?. Baru saja,aku hendak melarikan diri dia langsung menyerangku. Kemudian,aku terbangun..". Dengan wajah yang polos,kau menjelaskan semuanya. "Begitu. Mungkin pada saat kau tertidur,kau lupa berdoa terlebih dahulu. Jadi itu sebabnya,kau bermimpi buruk". Tersenyum dengan nada yang lembut.
"Hmm.. sepertinya begitu". Keheranan,mengingat-ingat yang sudah berlalu. "Ayah?. Dimana kita sekarang?. Rasanya,ini bukan rumah kita?". Memandang polos Kim Seokjin. Mendengar hal itu,Seokjin terkejut. "Tentu saja,ini rumah kita (Y/N). Kau benar-benar lupa". Meyakinkanmu agar mempercayainya. "Benarkah?". Gumammu pelan disamping Seokjin. "Sudahlah. Asal kau tahu,tempat ini adalah tempat ternyaman yang tidak pernah kau bayangkan. Dan sebenarnya,ayah sengaja membeli rumah ini agar jauh dari hingar bingar kota Seoul. Jadi sekarang,lebih baik kau bergegas mandi. Setelah itu,kita sarapan..". Cakapnya dia berbicara,Seokjin terus mempengaruhimu. "Baik ayah..". Menuruti perintahnya. Yang sebenarnya,dia orang yang BEJAD.
Selesai mandi,Seokjin mempersiapkan hidangan untuk sarapan bersama dikamarmu. "Kau sudah selesai?. Ayo,kita sarapan bersama. Sudah lama,ayah ingin makan bersamamu". Duduk dimeja makan panjang beroda yang sudah disiapkan. Kemudian,kau duduk berhadapan dengannya dan memulai jamuan makannya. "Ini,makanlah yang banyak. Kau baru saja sembuh sakit. Jadi,kusajikan makanan kesukaanmu yaitu Bulgogi dan Bimpap". Menghidangkan makanan ke alas makanmu. "Ayah tidak perlu melakukan,ini". Merasa malu atas yang Seokjin lakukan terhadapmu. "Kenapa tidak?. Aku melakukan ini. Karena,aku menyayangimu (Y/N)". Terkejut dengan yang kau katakan.
"Aku tahu. Tapi..". Kecanggunganmu tak terkendali. Kemudian,pembicaraanmu terpotong Seokjin. "(Y/N)?. Sebagai orang tua,apapun akan ayah lakukan demi membahagiakan yang menjadi anak. Meskipun,kau sudah menginjak usia remaja itu tidak akan menjadi masalah. Yang terpenting adalah bagaimana caranya,agar kau tidak kekurangan kasih sayang dari orang tua. Mengerti?". Dengan tutur kata yang lembut,Kim Seokjin semakin menjadi. "Aku mengerti,ayah". Tersenyum polos dengan memiringkan kepala. Mendengar nasihat dari Kim Seokjin,kau pun bersedia memakan hidangan yang disajikan oleh Kim Seokjin dan kalian begitu menikmati suasana yang menyenangkan hari ini.
Namun ditengah kau sedang sarapan,Kim Seokjin berbangga hati. "Sekarang,kau tidak bisa lepas dariku. Karena,kau sudah terikat denganku. Dan akan ku pastikan,kau tidak bisa mengingat apapun. Kecuali hanya aku,darah manisku". Fokus memandangmu dengan tajam. Begitu kau refleks memandangnya,Seokjin dengan sigap memalingkan pandangannya. Melihat itu,kau pun bertanya. "Ayah?. Kalau boleh aku tahu,apa yang terjadi padaku?. Karena,aku merasa tertidur dalam waktu yang cukup lama?". Ragu untuk mengatakannya. Tapi,kau sangat penasaran. Sebuah pertanyaan yang rumit untuk dijelaskan dari bocah ingusan dihadapannya membuat Seokjin menghentikan aktivitas mengisi perutnya.
Tak berselang lama,Seokjin menjawab pertanyaan dengan begitu santainya. "Untuk itu.. . Sebenarnya,kau mengalami kecelakaan pada saat kau berjalan menghampiri ayah yang menjemputmu diseberang jalan Gian's Napoli. Dikarenakan terdapat proses pembangunan baru bernama Laundry Pizza,tiba-tiba bagian depan gedung tersebut roboh dan kau mengalami luka yang cukup serius. Jika,ayah terlambat menyelamatkanmu sudah dipastikan nyawamu tidak tertolong pada saat itu. Dan dari peristiwa itu,kepalamu terbentur benda keras yang membuatmu koma beberapa Minggu. Itulah yang terjadi padamu (Y/N)". Ujar Seokjin memandangmu fokus. "Begitu. Pantas saja,aku tidak mengingat apapun". Tersenyum cengengesan mendengarnya.
Melihat kelakuan polosmu,Kim Seokjin pun mencoba mencairkan suasana. "Syukurlah,kau baik-baik saja sekarang. Ayah sangat cemas melihat keadaanmu yang begitu memprihatinkan. Dan bahkan,ayah tidak berhenti berdoa untuk keselamatanmu 'nak". Jelasnya lagi. "Terima kasih. Ayah,kau sudah memberikan yang terbaik untukku. Maaf,kalau aku selalu merepotkanmu". Menundukkan kepala dan menitihkan air mata. Melihat situasi itu,Seokjin menghampirimu. Lalu,menenangkanmu dalam rangkulannya. "Tidak apa-apa,semuanya baik-baik saja. Jangan berkata seperti itu,kau anakku. Sudah seharusnya,aku melindungimu. Jangan khawatir,ayah akan selalu bersamamu". Menenangkanmu dengan mengusap kepalamu.
Dari raut wajahnya memang sangat gelisah. Tapi sebenarnya,Seokjin begitu bahagia. Tipu muslihat Kim Seokjin,berjalan dengan baik. Hingga ditempat lain,Suga berpakaian rapi disertai memakai topi,kacamata dan kumis palsu agar tidak mudah dikenali. Semenjak Kim Seokjin berhasil menculikmu,Jungkook terus mengawasi keberadaan Suga yang tentu saja agar rencana jahat mereka berhasil tanpa kendala. Suga yang tidak rela adiknya direnggut oleh tangan-tangan jahil hibrid,mengikuti arah mata angin juga hati nurani untuk mencari dan terus mencari informasi mengenai oknum manusia vampire yang dia yakini sering menampakkan diri di tempat perkumpulan kaum surga dunia.
Hingga disatu sisi,Jungkook merasa lega karena Suga tidak terlihat lagi ditempat itu. Yang sebenarnya,dugaan Jungkook salah besar Suga melakukan penyamaran agar identitasnya tidak terbongkar dan naluri Suga terbukti tidak pernah salah dalam menyelidiki seseorang. "Sepertinya,dia sudah menyerah untuk mencari adik kesayangannya. Jadi sekarang,tinggal menunggu waktu yang tepat untuk bersenang-senang". Duduk dimeja pelanggan diluar restoran makanan siap saji Mingles,sambil memperhatikan seluruh penjuru tempat itu. Diwaktu yang sama,posisi Suga berdiri tidak jauh dari tempat Jungkook bersantai saat ini. Hingga,Suga mengutuk mahluk ini dalam hati.
"Sampai saat ini,aku memang tidak punya barang bukti kalau mereka pelakunya. Tapi,entah mengapa hatiku berkata lain. Jika,memang nuraniku benar kalau mereka pelakunya. Maka,aku bersumpah..!!!. Ku buat kalian menderita bagaikan di neraka. Lihat saja,ku bayar kontan pada kalian semua". Setengah menoleh pada Jungkook yang sedang lengah. "Bagus,inilah yang kami tunggu-tunggu. Suga sudah tidak terlihat mencari adikknya,lagi. Jadi,sudah dipastikan. Bahwa,darah suci itu berhasil kami kuasai..". Bersuka cita atas keberhasilan yang begitu amat PERSETAN. Tak berapa lama,Jeon Jungkook memutuskan untuk beranjak dari tempat itu karena tugasnya sudah selesai. Meskipun,para polisi masih melakukan perburuan terhadap mereka yang menjadi status DPO yang begitu rumit untuk dijelaskan. Tapi,taktik mereka dalam menyamar tak kalah cerdik demi menghindar dari kejaran polisi. Dirasa sudah waktunya untuk melancarkan aksi berburu vampire,Suga pun melakukan hal yang sama. Namun,dia justru berlawanan arah dengan Jeon Jungkook.
Jungkook yang tidak menyadari bahwa,orang yang dia tabrak itu adalah Suga. Sontak,begitu mereka saling bertabrakan dengan sigap Suga langsung memasang alat pelacak dibagian pangkal leher baju Jeon Jungkook dan microphone kecil dibelakang pundaknya. Sehingga nantinya,server dari pelacak tersebut bisa terdeteksi melalui ponsel,GPS dalam mobil maupun laptop sekalipun. Dan Suga bisa memastikan,kalau kecurigaan yang dia sembunyikan terhadap dua orang asing ini tidak keliru. "Ouh..!!!. Maaf,aku terburu-buru..". Suga menabrakkan diri pada Jeon Jungkook. "Tidak apa-apa,aku juga minta maaf. Karena,tidak memperhatikan jalan". Saling meminta maaf dengan tersenyum lebar.
"Baiklah,senang bertemu denganmu nak". Memberi salam pada Jeon Jungkook dan begitupun sebaliknya. "Senang bertemu denganmu juga pak". Membalas senyuman dan memberi salam juga. Tak berapa lama,Jungkook pun pergi berlalu. Tapi,tidak untuk Suga yang masih menatap langkah Jeon Jungkook yang terlebih dahulu meninggalkannya. Kemudian,Suga memalingkan pandangannya dengan keheranan. "Pak?. Kau fikir,aku sudah tua?!". Memandang sinis dengan fokus ke depan. Sesampainya di mobil,Jungkook menghubungi Kim Seokjin yang tengah bermain denganmu. Begitupun dengan Suga yang bergegas mengaktifkan GPS dari mobil agar mudah melacaknya dan mendengarkan apa yang dibicarakan Jeon Jungkook .
Hallo,Tuan?. Apa dia masih bersamamu?". Membuka percakapan terlebih dahulu. "Maksudmu,bintang kecilku?. Tentu saja,dia aman bersamaku. Ada apa?. Apa dia masih mencari nyawa cadangannya yang hilang?". Memandangmu sesekali. Dari percakapan antara Kim Seokjin dan Jeon Jungkook. Awalnya,Suga tidak mengerti siapa orang yang mereka bicarakan. Namun,begitu Jungkook spontan menyebut namamu Suga terkejut. "Sebenarnya,siapa orang yang mereka bicarakan?". Penasaran dan cemas,mendengar pembicaraan Kim Seokjin dan Jeon Jungkook. "Tidak. Tuan,dia sudah menyerah mencari tahu akan keberadaan adiknya. (Y/N)". Perasaan lega dan percaya diri.
Mendengar hal itu,Suga merasa lemas dengan apa yang dikatakan Jungkook. "Sudah kuduga. Sejak awal,merekalah yang selama ini menculik (Y/N). Tapi,apa yang mereka inginkan dari (Y/N)?!. Seberapa berharganya (Y/N) Dimata mereka. Sehingga,nekat menculik (Y/N)?. Ya Tuhan,berikan aku kemudahan untuk menyelamatkan adikku (Y/N)". Tak terkendali. Dan benar saja,apa yang Suga firasatkan. Dalang utamanya adalah Kim Seokjin juga Jeon Jungkook. "Baiklah. Kalau begitu,berarti kita tidak perlu khawatir kehilangan apa yang kita miliki saat ini..". Mengelus rambutmu dengan kabar baik dari Jeon Jungkook. "Ya. Sepertinya begitu. Sebentar lagi,aku akan pulang untuk melihat kondisi dari (Y/N)". Tersenyum lebar. Karena,usaha mereka membuahkan hasil. "Tentu saja,dia menunggumu". Tersenyum ke arahmu. Lalu,menutup teleponnya.
Sudah waktunya,Suga menyelamatkanmu dengan persiapan yang sangat matang. Dan disaat Jungkook melajukan mobilnya,Suga membidik body belakang bagian bawah mobil milik Jungkook dengan pelacak tambahan dengan tepat sasaran. Sebuah robot pelacak yang dia dapatkan dari Polisi Nasional Korea. Disamping itu,kau mengajukan pertanyaan pada Kim Seokjin. "Ayah,siapa yang menelponmu?. Kelihatannya,ayah senang sekali?". Menoleh pada Kim Seokjin dengan tersenyum manis. Karena,dia takut salah bicara,Seokjin pun mengalihkan pembicaraan. "Bukan siapa-siapa. Dia teman ayah yang ingin sekali bertemu denganmu,(Y/N)". Kebingungan,mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaanmu. "Kenapa,dia ingin bertemu denganku?". Polosmu keheranan.
"Karena,dia sangat suka anak kecil..". Tersenyum manis padamu. Mendengar hal itu,kau pun mengerti. Kau yang tengah bermain diruang keluarga bersama Kim Seokjin. Hanya,bisa diam dirumah karena Seokjin takut terjadi sesuatu padamu. Apalagi,jumlah vampire Hunter semakin banyak dikota Seoul. Jadi tetap saja,mereka merasa was-was dan tidak bisa bergerak dengan bebas. Disela-sela kau teralihkan oleh Kim Seokjin,Seokjin membuat minuman berupa susu vannila khusus untukmu. Yang tentu saja,terdapat sihir di dalamnya. Setelah itu,siap untuk kau minum. "Waktu sudah menunjukkan pukul 17:45. (Y/N)?. Minumlah,susu vannilanya". Menyodorkan susu padamu.
Dikala,dia tengah berdiri sekitar delapan langkah jauhnya dengan membelakangimu untuk menunggu reaksi dari sihirnya. "(Y/N)..?". Memanggilmu dengan lembut. Yang sontak,begitu kau selesai meneguk susu tersebut kau benar-benar makin diperbudak oleh Kim Seokjin. Kemudian,begitu kau mendengar panggilan dari Kim Seokjin tubuhmu melayang ke arahnya. Dan secara refleks,Kim Seokjin Merangkulmu dan dia semakin OMG. "Jangan takut,ayah akan selalu ada untukmu. Aku yang akan merawatmu juga menjagamu,seumur hidupku. Karena itu,tetaplah bersamaku". Berbisik ditelingamu dalam posisi kedua tangan memelukmu. Kemudian,kau tertidur dalam rangkulannya.
Kim Seokjin semakin percaya diri. Karena,dia benar-benar merasa mempunyai seorang anak. Meskipun,kau bukan darah dagingnya dan hal itu ada kaitannya dengan tujuan utamanya. Ditempat lain,Jungkook tengah diperjalanan pulang dengan membawa buah tangan untuk yang ada dirumah. Namun tanpa dia sadari,Suga membuntutinya dengan harapan ada celah untuk mengambil langkah selanjutnya. Dengan fokus,Suga terus membuntuti Jeon Jungkook hingga harus melalui jalan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon Cemara yang rindang. Setelah beberapa saat mengekori Jeon Jungkook,sampailah disebuah rumah elit tersembunyi yang dikelilingi pohon Cemara sejauh mata memandang.
Dan disinilah,tempat Jungkook menghentikan mobilnya. Kesempatan yang bagus untuk Suga mengambil foto dari ponselnya. Karena,sebagai barang bukti kalau perjuangan Suga tidak sia-sia. Lalu,Suga bergumam dalam hatinya. "Jadi,disini rumah kediaman Kim Seokjin dan Jeon Jungkook?. Terlihat seperti,rumah elite tak berpenghuni. Aku harus tuntaskan kasus,ini". Memperhatikan dengan seksama. Selama microphone yang Suga terapkan dipundak belakang Jungkook terpasang,semakin besar rasa kebenciannya terhadap dua Mayat hidup ini. "Tuan,aku sudah pulang..". Seru Jungkook yang pulang lebih cepat. Sambil,membawa buah tangan yang sangat banyak. "Hei,Jungkook?. Lama,tidak bertemu hari ini". Membalas sapaan dari Jeon Jungkook.
"Senang bertemu denganmu juga Tuan. Bagaimana dengan anak itu?. Aku membawa banyak buah tangan untuknya". Menunjukkan banyak barang pada Seokjin. "Dia sudah tidur lebih awal. Tapi,kalau kau benar-benar ingin bertemu dengannya?. Akan ku bangunkan dia,sekarang". Tersenyum dengan yang Jungkook lakukan. Setelah beberapa lama,berbincang diruang utama mereka menuju kamarmu. Kemudian,Jeon Jungkook menghampirimu. "Hei,tukang tidur?. Cepat bangun,aku membawakan sesuatu untukmu". Tersenyum menggodamu yang tengah tertidur. Lalu.. . "Jangan merangkulku..!!!. Dasar anak manja. Cepat,bangun dulu..!!!". Jungkook tertawa geli dan begitu pun dengan Kim Seokjin.
Disamping itu,Suga yang sangat serius mendengarkan percakapan kalian melalui microphone kecil. Disela-sela pengupingannya,Suga sangat merindukan suara orang ketiga selain mereka. "Kakak,mengganggu saja. Dasar menyebalkan..!!!". Terbangun dengan suara Jungkook yang mengusik mimpi indahmu. Dan akhirnya,tangisan Suga pecah begitu mendengar suara mungilmu. "(Y/N)?. Ada apa denganmu. Sehingga,kau begitu dekat dengan mereka?. Benar-benar sulit dipercaya. Aku harus memberitahu mama dan papa,segera". Tancap gas untuk beranjak dari tempat itu. Sesampainya dirumah,Suga memanggil Tuan dan Nyonya Min.
"Mama,papa..?!. Ada yang harus aku bicarakan dengan kalian". Seru Suga membuat keduanya gempar dan menghampirinya dengan tergesa-gesa diruang tengah. "Ada apa,nak?. Apa kau menemukan sesuatu?". Nyonya Min membuka percakapan. "Tentu saja,ini ada kaitannya dengan (Y/N)". Dengan menatap tajam pada keduanya. "Benarkah?!. Lalu,dimana (Y/N) sekarang?". Tuan Min tercengang mendengarnya begitupun dengan Nyonya Min. "Dia berada diperumahan elite tersembunyi yang dipenuhi pohon Cemara,terletak ditengah hutan Pyeongchang-gun provinsi Gangwon,Korea Selatan". Tutur Suga dengan tanpa ekspresi. Mendengar hal itu,begitu banyak pertanyaan yang mereka ajukan.
"Apa dia baik-baik saja,Suga?. Apa pelaku menyakitinya?". Wajah khawatir terpancar dari Nyonya Min. "Untuk itu,aku hanya bisa memperhatikan dari nada suara (Y/N) tidak lebih. Dan aku rasa,dia baik-baik saja. Tidak terdengar seperti,suara kekerasan secara fisik maupun non fisik. Dalam artian,(Y/N) diperlakukan dengan baik. Tapi,aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi?". Keheranan dengan kondisimu saat,ini. "Apa maksudmu,nak?. Kau berasumsi,kalau (Y/N) sudah dipengaruhi atau dihipnotis. Begitu?". Tuan Min menerka apa yang sulit dijelaskan oleh akal sehat Suga. "Ya. Sepertinya begitu. Kalau kalian ingin mengetahui lebih jelas soal ini,ikuti aku". Bergegas menuju ruang kerja. Tuan dan Nyonya Min,mengikutinya dari belakang.
"Lihatlah ini. Ini adalah alat pelacak seseorang yang aku incar. Sedangkan yang satu ini,berfungsi sebagai media untuk mendengarkan suara seseorang yang telah aku pasang berupa microphone kecil dibagian tubuh yang memungkinkan suara orang tersebut terdengar oleh microphone. Jadi,secara tidak kalian sadari. Ditengah polisi sedang mencari dalang utama penculikan (Y/N),aku sudah tahu siapa pelakunya". Ujar Suga pada Tuan dan Nyonya Min dengan menjelaskan satu per satu alat inteligen. "Lalu,siapa pelakunya Suga?". Mereka penasaran. "Kim Seokjin dan Jeon Jungkook pelakunya". Tatapan mata yang tajam. Mendengar hal tersebut,mereka hanya diam seribu bahasa. Karena,mereka tahu sedang berurusan dengan siapa sekarang.
Sementara itu,kau yang tengah menikmati berbagai sajian makanan,minuman dan mainan dari Jeon Jungkook begitu sangat senang karena sangat diperhatikan. Dengan harapan,kau tidak meminta yang aneh-aneh terkait dunia luar. Sekitar pukul 22:30 waktu setempat,kau merasa mengantuk dan menghentikan waktu bermainmu dengan Jeon Jungkook. "Kakak,aku mengantuk. Besok kita lanjutkan lagi,ya?". Menguap dan menggesekkan mata. "Mmm.. . Padahal,kakak masih ingin bermain bersamamu (Y/N)". Murung. Karena,waktu bermain sudah selesai. "Besok kan masih bisa?". Tatapan mata yang polos. "Mmm.. . Baiklah,selamat malam". Dengan berat hati,Jungkook memberi salam perpisahan.
"Selamat malam,kak Jungkook. Muach..!!!". Membalas salam perpisahan dari Jeon Jungkook dan tak lupa dengan kiss byenya. Yang sontak,membuat Kim Seokjin dan Jeon Jungkook tertawa. Sesampainya di ranjang tempat tidur,kau menginginkan sesuatu dari Kim Seokjin. "Ayah?. Bolehkah,aku memingingkan sesuatu?". Dengan polos dan malu-malu. "Tentu saja,apa yang kau inginkan?". Duduk manis disampingmu. "Mmm.. . Bolehkah,aku bermain besok?. Karena,aku belum tahu tempat wisata yang lain selain taman". Wajah memelas. Berharap,diizinkan untuk pergi ke dunia luar. Mendengar dari nada suaranya,Kim Seokjin merasa bingung antara merasa iba dan takut rencana jahatnya gagal. Namun disisi lain,dia merasa lega. Karena,sudah lama dia tidak mendengar Suga yang terus mencurigai dan mengawasinya selama lebih dari 255 Minggu ini.
Tapi tetap saja,ada hal yang membuatnya bimbang. "Tentu saja,kita bisa pergi jalan-jalan bersama". Tersenyum manis padamu. "Wah..!!!. Terima kasih,ayah..!!!". Spontan merangkulnya dengan kegirangan. "Sama-sama. Sekarang,cepat tidur kita berangkat pukul 07:00". Tersenyum malu-malu. "Siap boss..!!!. Tapi,ayah tidur disini ya?". Mengemis dengan penuh harap. Terdengar gila memang. Tapi apalah daya,Seokjin hanya bisa mengalah pada bocah ingusan sepertimu ini. "Baiklah. Apa kau ingin mendengarkan cerita?". Duduk disampingmu dengan penuh sisi misterius. "Tidak. Aku ingin kau membelai rambutku sampai aku tertidur. Tapi,bukan berarti ayah meninggalkanku begitu aku sudah tertidur". Tersenyum manja dengan mata yang sayu.
"Kau ini. Ayah janji,tidak akan meninggalkanmu". Tersenyum. Sambil bersandar dipapan sandaran ranjang. "Benarkah?. Kau selalu saja,meninggalkanku..". Menatap sinis Kim Seokjin. "Ya. Aku mengaku salah,nak. Tapi bukankah,kau terlalu besar untuk ditemani tidur?". Tertawa geli mendengarnya. "Mmm.. . Ya,itu memang benar. Usiaku akan menginjak 16 tahun. Tapi menurutku,selagi orang tua masih ada itu hal yang wajar kan?". Mengerutkan kening dengan nada yang manja. "Meskipun begitu,kau sudah dewasa..". Tersenyum manis dengan sesekali menurunkan kepala. "Tapi,aku tidak bisa jauh dari orang tua". Menundukkan kepala. Karena,Seokjin selalu mempermainkanmu.
Mendengar hal itu,Seokjin terdiam sejenak. Sambil,menatap ke arahmu. "Aku mengerti. Maafkan aku.. . Kemarilah..". Menarikmu yang kemudian,dia Merangkulmu saling berhadapan. Dia mulai mengelus rambutmu. Hingga,kau bertanya lagi. "Ayah,tolong sampaikan terima kasih pada kak Jungkook". Nada yang manja. "Tentu saja,akan ayah sampaikan..". Tersenyum lebar. Tak berapa lama,kau pun tertidur. Dan pada saat itulah,Kim Seokjin memandangmu dikala tertidur. Lalu,dia berfikir untuk mencicipi darahmu disaat ada kesempatan. Dia mencoba mendekatkan wajahnya ke lehermu yang kedua kali,menghirup aroma segar darahmu. Namun sekali lagi,dia ragu untuk melakukannya. Karena,ada seribu pertanyaan dibenaknya.
"Aarrrggh.!!!. Kenapa,aku selalu tidak bisa melakukannya?!. Aku yang menginginkannya. Tapi,aku merasa iba terhadapnya?. Kenapa..?!". Tak terkendali. Dan menjauhimu dengan sigap. "Ayolah,aku menginginkannya sangat menginginkannya. Apa yang..?. Apa yang terjadi padaku,sekarang?". Putus asa ingin mencicipi darahmu. Tapi,dia tidak tega terhadapmu. Disamping itu,Suga menunjukkan sesuatu pada Tuan dan Nyonya Min. Dengan mengaktifkan kembali server pelacak dari pangkal leher baju Jeon Jungkook,Suga bisa membuktikan pada Tuan dan Nyonya Min kalau kau berhasil ditemukan. "Disinilah,lokasi (Y/N) sekarang". Menunjukkan server dari pelacak melalui monitor laptopnya. "Lalu,bagaimana caranya kita menyelamatkan (Y/N)?". Tanya Nyonya Min pada Suga.
"Saat ini,aku masih mencari cara yang tepat untuk menyelamatkan (Y/N). Tapi,kalian tidak perlu khawatir (Y/N) pasti akan kembali..". Memandang ke depan. Lalu,pada monitor pelacak. Kemudian,Suga menyuruh Tuan dan Nyonya Min untuk bergegas tidur. "Papa dan mama tidur saja,biar aku yang menanganinya". Mengalihkan pembicaraan dan mencoba menaruh kepercayaan pada mereka. "Baiklah. Selamat malam,nak..". Tuan dan Nyonya Min menutup perbincangan dengan harap-harap cemas. Setelah beberapa saat,Suga duduk dimeja kerja dengan memanggil namamu dan bertanya-tanya akan keadaanmu. "(Y/N),apa yang sedang kau lakukan disana?. Apa kau bisa merasakan naluriku sebagai kakak,disana?". Menggigit jari dengan perasaan tak karuan.
Ditempat lain,kau tengah tertidur tiba-tiba kau terbangun oleh suara seseorang yang memanggilmu. "(Y/N)..?". Suara berbisik dengan nada datar,suara itu terdengar jelas di telingamu. Hingga,kau terkejut dan membuka mata secara spontan. "Hha..!!!". Nafas yang terengah-engah dengan mengerutkan kening. Lalu,menoleh ke belakang karena posisimu menyamping ke kiri. Terlihat,Seokjin tertidur dalam posisi yang sama. Kemudian,kau mencoba untuk tenang dan duduk sejenak. Melihat ke penjuru ruangan. Lalu,memutuskan untuk berjalan mengelilingi rumah kediaman dimalam hari. Dengan bertanya-tanya,suara siapa yang ada di dalam mimpi tersebut. "Aku heran,suara siapa tadi?. Terdengar seperti,suara laki-laki yang memanggilku. Aku jadi takut..". Berjalan tak tentu arah. Dikala,semuanya mulai lengah.
Hingga disuatu ruangan,pandanganmu teralihkan. "Benda apa itu?". Menoleh ke sudut ruangan tak terpakai. Yang dimana,terdapat sebuah benda yang memantulkan cahaya dari sinar bulan. Begitu,kau mendekatinya dan membuka kain yang menutupi benda tersebut. Ternyata,itu sebuah cermin dan begitu terkesimanya dirimu melihat ukiran kayunya sangat eksotis. Tanpa ragu,kau mencoba berkaca dicermin itu. Namun,keanehan mulai muncul saat kau memandang fokus dirimu dicermin. Disana,kau melihat wajah seorang pria yang sedang merangkulmu dengan tersenyum lebar. Dan pada saat dia memanggilmu. Kau merasa,suara pria tersebut sama persis dengan suara yang ada di dalam mimpimu.
Karena,posisimu tengah dipengaruhi oleh Kim Seokjin. Jadi,kau sangat sulit menebak siapa sosok pria ini. Begitu,banyak hal yang kau lihat dari cermin itu. Hingga,kau memalingkan pandanganmu dari cermin tersebut. Sampai-sampai,kau tidak menyadari kalau Seokjin berdiri tepat dibelakangmu. "Ada apa (Y/N)?. Apa yang membuatmu,memalingkan pandanganmu dari cermin?". Dengan nada yang panik,dia spontan merangkulmu. Begitu,kau refleks memalingkan pandanganmu dari cermin. "Mmm.. . Tidak apa-apa,ayah. Aku hanya terlalu fokus melamun tadi. Jadi,aku memalingkan pandanganku dari cermin". Melepas rangkulannya dan menceritakan semuanya. "Kau yakin baik-baik saja,nak?!". Memandangmu dengan penuh cemas. "Ya. Ayah,aku baik-baik saja..". Meyakinkan Seokjin untuk tidak perlu cemas.
"Baiklah. Kalau begitu,kita kembali ke tempat tidur". Menarikmu menuju ruang tidur. Begitu sampai diruang tidur,Seokjin bertanya lagi. "Ayah kira,kau pergi untuk mengambil minum. Tapi,kenapa lama sekali?". Ternyata,kau ada diruang belakang. Ayah sangat khawatir tadi". Tersenyum manis akan kelakuanmu. "Maaf,ayah aku membuatmu khawatir". Senyum cengengesan tanpa dosa. "Jangan kau ulangi lagi. Kau ini. Ayah kira,kau diculik vampire". Mengejekmu dengan menyentuh hidungmu. Yang sontak,membuatmu ketakutan. "Ayah jangan mulai..". Tatapan mata death glare. Melihat itu,dia tertawa lepas. "Baiklah. Baiklah. Dilihat-lihat,kalau kau marah sangat terlihat lucu bagiku". Tersenyum memandangmu. Namun,kau hanya tersenyum tenang dengan memiringkan kepala.
Setelah itu.. . "Maaf,aku hanya mengambil air minum. Lalu,aku jalan-jalan setelahnya". Tersenyum manja. Tapi,terlihat raut wajah yang tegang. "Ayah mengerti. Lain kali,beritahu ayah jika kau ingin minum". Memberi selimut. Dikala,kau terbaring. "Baik ayah". Tersenyum manis padanya. Kemudian,kalian kembali tidur. Meskipun,kau tidak menceritakan yang sebenarnya. Ditempat lain,Suga pun sedang tertidur nyenyak. Namun,masih banyak beban mengenai cara yang tepat untuk menyelamatkanmu dari genggaman Kim Seokjin. Sehingga,dia terbangun dari tidurnya dan merenung sejenak.
Kemudian,dia teringat akan suatu hal yang berkaitan dengan pembasmi vampire yaitu anggota Bulletproof. Dimana,mereka adalah pembasmi vampire yang terkenal dipenjuru Korea Selatan. Terutama,di Seoul Korea Selatan. Setelah lama berfikir,Suga memutuskan untuk tidur kembali agar energinya kembali pulih. Meskipun,memutuskan untuk beristirahat beberapa saat dan membiarkanmu dalam cengkeraman Kim Seokjin sejenak agar dia bisa melanjutkan penyelidikannya kembali mengenai kasus penculikan yang disebabkan oleh bangsa vampire.