Ketika kalian sedang bermain. Dengan spontan,Suga melihat ke atas langit. Kemudian,melihat jam arlojinya. "15:30?!. Apa sudah cukup,kami bermain?". Memandangmu dengan sedikit berfikir. "(Y/N),kemari..!!!". Memanggilmu yang tengah bermain. Sedangkan,Suga duduk dikursi taman. "Ada apa,kak?". Berlari menuju Suga dengan polosnya. "(Y/N). Sudah waktunya,kita pulang. Papa dan mama pasti khawatir,menunggu kita dirumah". Meraih pundakmu dengan tersenyum. "hhhmmm.. . Tapi,kak ada satu wahana yang belum pernah aku kunjungi". Tatapan manja pada Suga. "Apa itu..???". Mengerutkan kening. "Rumah cermin". Dengan suara berbisik. "Kau yakin,mau mencobanya?". Merasa ragu akan rasa penasaranmu. "Tentu saja,TIDAK.. . Ayolah,kak sekali saja. Aku mohon..". Menarik lengan Suga,agar mau menuruti keinginanmu. "Baiklah. Tapi,ingat..!!!. Tetap bersamaku,ketika berada dirumah cermin. Karena,tidak sedikit dari mereka yang tersesat dirumah cermin". Tersenyum lebar. Sambil,mengacak rambutmu. "Kakak selalu saja,mengacak-acak rambutku". Gerammu. Karena,ulah Suga terhadapmu. "Itu karena,aku sayang padamu. Ayo kita pergi..". Tersenyum lebar padamu. Dengan saling berhadapan. Lalu,meninggalkanmu. "Menyayangiku?. Apa maksudnya itu?. Apa benar,dia peduli padaku?!". Keheranan akan yang dikatakan oleh Suga. Lalu,memalingkan pandanganmu ke depan sedikit menurunkan kepala. Kemudian,sedikit kegirangan. "Hei,tunggu aku..!!!". Mengejar Suga yang meninggalkanmu terlebih dahulu. Ditempat yang sama,Kim Seokjin dan Jeon Jungkook menunggu saat-saat yang paling 'Menyenangkan'. Yaitu,memangsa manusia dengan dalil menghisap darahnya hingga tewas. "Jungkook?. Tempat apa yang cocok untuk memangsa darah manusia?". Melihat situasi,agar tidak ada orang yang mencurigai gerak-gerik mereka. "Wahana yang pertama kali,kita kunjungi adalah rumah hantu". Dengan tatapan yang dingin,Jungkook menyarankan untuk pergi ke wahana rumah hantu. "Aku mengerti,rumah hantu identik dengan kegelapan. Itu artinya,sumber penerangan sangat berkurang. Ayo pergi". Tersenyum sinis dan tatapan fokus ke depan. "Baik Tuan". Mengekori Kim Seokjin. Meskipun,wahana rumah hantu terkesan menyeramkan. Tapi,banyak sekali yang menyukai wahana tersebut. Dan begitu,giliran Kim Seokjin dan Jeon Jungkook memasuki wahana permainan. Mereka melancarkan aksinya di dalam wahana tersebut. Dikala,para pengunjung yang lain ketakutan akan suasana mencekam. Kim Seokjin dan pengawalnya Jeon Jungkook,mencari kesempatan untuk membunuh beberapa orang Cost Player di dalam wahana. Mereka mengacaukan semuanya. Bahkan,mereka memangsa pengunjung manusia yang terpisah dari rombongannya. Hingga tanpa mereka sadari,perbuatan mereka terekam cctv dan membuat pengawas wahana terkejut. Lalu,melaporkan pada pihak keamanan. "Pak,ada kejanggalan di wahana rumah hantu. Para pengunjung panik..!!!". Melaporkan kejanggalan melalui monitor cctv. Tak lama kemudian,dua orang polisi setempat datang ke lokasi kejadian dan dipersilahkan untuk memulai penyelidikan. "Min Young,kau sebelah kanan dan aku sebelah kiri". Memberi perintah kepada rekan kerjanya. "Baik. Dimengerti,Min Joong". Menyetujui perintah dari rekan kerjanya yang bernama Min Joong dan penyelidikan pun dimulai. Selama rentang waktu dua setengah jam, masing-masing dari petugas menjelaskan situasi lokasi penyelidikan. "Min Young,apa ada kejanggalan disana?. Kalau tempatku sekarang,baik-baik saja. Meskipun,auranya sangat menyeramkan". Menjelaskan situasi lokasi penyelidikan sebelah kanan. "Kendalikan rasa takutmu,Min Joong. Tunjukkan jiwa pemimpinmu. Dan disini juga tidak menunjukan kejanggalan. Mungkin,pelakunya berhasil melarikan diri". Merasa situasi sudah aman. Tiba-tiba,muncul sosok tinggi dihadapan Sheriff Min Joong yang membuatnya histeris. "Min Joong?. Min Joong,ada apa?!". Menyusul rekan kerjanya dengan tergesa-gesa. Dan begitu ditemukan,Min Joong sudah tergeletak tak bernyawa. "Min Joong,apa yang terjadi padamu?. Apa ini?. Tidak mungkin..!!!". Meragukan semua yang dia lihat,hari ini. "Hal ini,mungkin saja terjadi". Seokjin berdiri tepat dibelakang Sheriff Min Young. Dengan spontan,Min Young memutarkan badannya. "Siapa kau sebenarnya?. Dan apa yang kau inginkan dari mereka?!". Dengan sigap,menodongkan senjata. Namun,dihempas oleh Seokjin dengan kekuatan pikirannya. "Seperti yang kau ketahui,akulah yang kau cari. Asal kau tahu,kalian adalah MAKANANKU". Tatapan yang dingin. Seokjin mencekik Sheriff Min Young. Hingga,tulang larynx-nya patah hanya dengan sedikit tekanan. Lalu,menghisap darahnya melalui kontak mata. "Tuan. Saatnya,kita pergi..". Berdiri dibelakang Kim Seokjin yang tengah menatap tajam mayat Min Young. Lalu,mereka melarikan diri tanpa diketahui. Disisi lain,kau dan Suga tengah mencoba wahana rumah cermin. "Kakak,ayo masuk". Menarik lengan sang kakak. "Iya.. iya.. . Kau ini..". Geleng-geleng kepala akan kelakuan konyolmu. "Wow..!!!. Kakak lihatlah,cermin-cermin ini. Bagaimana cara menyusunnya,ya?". Keheranan akan tempat wahana yang satu ini. "Kakak tidak tahu. Tapi yang pasti,kita tidak boleh sampai berpencar". Melihat ke sekeliling tempat wahana dengan tenang. "Kakak. Pukul berapa,sekarang?". Mengikuti perintah Suga. Agar tidak sampai berpencar. Tapi.. . "Sekarang pukul 17:30 dek. Kita harus pulang sekarang". Begitu,Suga memberitahu akan lamanya kalian bermain. Tiba-tiba,kau menghilang. Ketika,Suga memutarkan badan. "Dek,kita pulang sekarang. Kemana dia?". Tengok kiri dan kanan dengan keheranan. Lalu,kebingungan setengah mati mencarimu. "(Y/N)?. (Y/N),dimana kau?!". Mencari dan terus mencarimu yang tiba-tiba menghilang. Akhirnya,Suga menemukanmu dibagian paling ujung. "Boom..!!!". Ujarmu yang berhasil mengejutkan Suga. Namun.. . "(Y/N)..!!!. Dasar kau,anak nakal. Menyebalkan..!!!". Dengan refleks,Suga menjepit kepalamu dengan lengannya yang bagaikan bantal. Dan disitulah,pertandingan smackdown dimulai. "Kak. Kak. Ampun,kak hanya bercanda". Setelah beberapa saat,dihajar oleh Suga. Kemudian,Suga menarik telingamu keluar. "Ikut aku sekarang". Sesampainya diluar,kau masih dikomat-kamit oleh Suga. "Kau ini,membuatku khawatir. Sekarang,coba jelaskan apa alasanmu melakukan hal ini?!". Melepaskan jepitan dari telingamu. Kemudian,memutarkan badan. "Sebenarnya, aku melakukan ini untuk menguji seberapa besar kau peduli padaku..!!!". Dengan tatapan yang mengkhawatirkan. "Apa?!. Yang benar saja,kau melakukan ini. Hanya karena,kau takut aku tidak peduli padamu. Ya ampun,anak ini. Jika,aku tidak peduli padamu?!. Lalu,untuk apa aku selalu ada untukmu?!". Menolak pinggang dengan angkuhnya. "Tapi,buktinya kakak selalu sibuk sampai tidak punya waktu untuk bermain denganku..!!!". Menangis tersedu-sedu, mengingat hal-hal yang yang menyebalkan selama Suga tidak ada bersamamu. Mendengar hal itu,Suga terdiam sejenak. Lalu,tersadar bahwa yang dilakukannya itu salah. "Kau ada benarnya (Y/N),aku benar-benar kakak yang payah. Maaf,sudah membuatmu kesal. Dan selalu beranggapan,bahwa kau baik-baik saja selama kakak tidak ada. Akh.. (Y/N)-ku terluka". Meraihmu yang tengah terluka hatinya. Setelah,suasana hatimu tenang Suga mengajakmu pergi. "Karena,suasana hatimu sudah tenang. Jadi,ikut kakak". Melepas rangkulannya. Kemudian,menarik lenganmu dengan cepat. Namun dengan sigap,kau bertanya. "Kemana..?". Sedikit ragu atas yang diperintahkan oleh Suga. Lalu,Suga menjawab. "Ikut saja..". Nada yang datar. Selang beberapa saat kemudian, Suga mengajakmu pergi ke Cafe Kopi. Kemudian,kau bertanya. "Untuk apa kita,kemari?. Dan ada ditempat,ini?". Enggan untuk keluar mobil. "Kau tidak akan tahu,kalau kau tidak mau ikut. Kau tidak percaya pada kakakmu,ini?". Dengan berjalan mundur,Suga terus memancingmu. "Aku..". Entah,apa yang harus kau katakan mengenai tempat ini. "Kalau tidak mau ice cream,ya sudah". Setengah menoleh ke arahmu dengan sinis. Setelah,berjalan mundur. "Ice cream?. Ditempat ini,ada ice cream juga?. Kakak..!!!". Bergegas keluar mobil. "Kakak,aku mau ice cream yang ukurannya lebih besar. Boleh ya kak. Aku sudah lama tidak makan ice cream". Pintamu. Agar,dibelikan ice cream yang besar. "Iya..". Tersenyum. Sambil,mengacak-acak rambutmu. Begitu kalian sampai dimeja pelanggan,Suga memesan ice cream special. "Tolong,pesan ice cream special untuk dua orang". Memesan ice cream kepada pramusaji. Tak lama kemudian,hidangan penutup yang ditunggu pun tiba. "Wow..!!!. Bentuknya sangat lucu. Terima kasih,kak Suga". Kegirangan,melihat ice cream yang super keren. "Sama-sama. Mulai sekarang,kalau kau kesepian hubungi saja kakak. Dan kemana pun kau ingin pergi,katakan saja". Dengan lembut,Suga menasihatimu dan berusaha memahamimu. "Iya kak. Tapi,masalahnya adalah kau tahu 'kan kalau aku dipingingit?. Jadi,kaulah yang harus mengerti. Bahwa,aku benar-benar tidak tahu nama tempat dan jalan. Jika,aku tahu nama tempat dan jalan?. Aku tidak perlu menunggu kakak yang menemaniku,jalan-jalan". Memandang ke arah Suga dengan murung. Lalu,memandang ke mangkuk ice cream. Kemudian,meratapi perjalanan hidup. Akibat,masa muda yang kurang menyenangkan sedari kecil. Mendengar hal itu,Suga terdiam sejenak. Lalu,mengalihkan pembicaraan. "Sudah. Cepat habiskan ice creammu,kita harus segera pulang". Dengan hati terenyuh,Suga bingung harus mengatakan apa mengenai dirimu. Dan kalian pun pulang dengan perut kenyang. Dan tak lupa,membawa buah tangan untuk orangtua kalian dirumah. Malam yang semakin larut. Sesampainya dirumah,banyak cerita menyenangkan selama kalian liburan. Orangtua kalian,begitu senang dengan cerita tingkah konyol kalian. Hingga,waktu tidur pun tidak mau berhenti memikirkannya. Sampai akhirnya,kalian tidur dengan nyenyak. Sementara itu,Kim Seokjin tengah termenung diatas kursi King Size-nya disebuah ruang utama yang hanya disinari rembulan sebagai sumber penerangannya. Karena,belum berhasil menemukan 'Holy Blood' yang dia cari. Dan dia memutuskan untuk mencarinya sendiri,keberadaan holy blood tersebut. Hingga,Jeon Jungkook selaku pengawal setianya bertanya. "Apa yang membebanimu,Tuan?". Berdiri disamping kiri Kim Seokjin. "Kau pasti tahu,seharian ini kita tidak menemukan darah suci?". Mengerlingkan mata ke arah Jeon Jungkook. "Ya. Tuan. Aku pun berfikir demikian". Sedikit menurunkan kepala. "Aku masih penasaran akan keberadaan darah suci itu. Manusia yang kita bunuh sore tadi,mereka hanya manusia biasa yang tidak memiliki darah suci". Sedikit frustasi. Karena,kesulitan mencari darah suci. "Kalau begitu,izinkan aku untuk mencari darah suci tersebut". Dengan segala hormat,Jungkook turut serta dalam mencari darah suci. "Terima kasih,Jungkook. Kau selalu setia membantuku". Tersanjung akan pengabdian Jeon Jungkook. "Sudah menjadi kewajibanku,Tuan. Karena,hanya kau tempat berlindungku..". Menurunkan kepala tanda hanya Seokjin,sebagai tempatnya bernaung. Dan Jungkook pun siap berburu manusia berdarah suci itu.