Suara adzan Subuh yang merdu terdengar berkumandang sayup-sayup, dari sebuah masjid yang entah berada di mana. Roy, Hendri, Tio, Bagas, tampak terduduk lemas di kursi kayu panjang persis di depan kamar jenazah RSCM. Mereka ikut mengantarkan Ibu dan Kakaknya Anwar untuk melihat jenazah Anwar yang meninggal tertabrak truk semalam.
"Astaga! Gue benar-benar enggak nyangka, si Anwar bisa meninggal dengan cara tragis seperti itu. Bahkan jarak kematiannya berdekatan sekali dengan meninggalnya Sion, yang baru beberapa hari yang lalu," desis Tio dengan bibir bergetar karena merasa sedih juga takut.
"Iya- ya, kok bisa kebetulan seperti itu, jadi parno gue!" sahut Bagas sambil bergidik ketakutan.
"Parno kenapa lagi, Lo?" tanya Roy dengan kesal.
"Parno aja Roy, namanya mereka teman dekat kita!" sahut Bagas.