Johan terbangun saat merasakan sesuatu menusuk-nusuk wajahnya. Seluruh tubuhnya seperti mati rasa. Dia mencoba membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah langit yang gelap. Malam hari telah tiba. Gelap dan hujan. Dua kombinasi yang cocok untuk beristirahat. Sayangnya otak Johan dipaksa berpikir di mana dia saat ini.
"Nyonya ... Sandra," sahutnya lirih. Dia menggeleng lemah. Mana bisa dia menyebutkan nama Nyonyanya. Melindunginya saja dia tidak bisa.
Secara perlahan Johan memaksakan diri untuk bangun. Tidak ada siapapun di sini. Dia sendiri dan sialnya dia tidak tahu ini di mana. Perutnya terasa perih. Badannya terasa hancur. Sungguh malang nasibnya.
"Benar kau di sini, Paman Johan."
Sebaris cahaya dari sebuah senter menyentuh matanya. Johan mengerjapkan mata beberapa kali akibat silau. Suara kecil ini dia tidak asing. Benar saja setelah membiasakan penglihatannya, dia dengan jelas melihat Tuan muda Sky.