Aku harus mundur, atau tetap berharap Allah mempertemukan kita kembali dalam ikatan akad?
-Khadijah-
*
CKLEK! Terdengar suara pintu ruangan mulai terbuka lebar. Terdengar juga suara langkah kaki yang mulai bergemeletuk. Terlihat sebuah senyuman di ujung sana. Namun tetap saja tetap tanya seperti iblis. Khadijah terdiam dan membisu sambil menatap sebuah tempat singgasana seorang pria tampan pada.
Pintu ruangan big bos terbuka, Khadijah diam melihat ketampanan bosnya yang bikin leleh. "Sumpah dia mirip banget cuiiiy, kayak aktor drama turki. Hoaaam, bosnya bikin aku lupa, kalau...."
Khadijah hanya mampu menelan salivanya, ia merasakan gugup setengah mati. Namun, ia hanya mampu menundukkan kepalanya.
"Ehem."
"Mampus, dech. Sumpah bosnya kece badai, apa aku pindah lain hati yaaa? Oh, Omg imanku mulai melemah seketika! Sumpah gantengnya bikin aku....."
"Siti Khadijah Puteri Ayass."
"Iya, saya pak."
Khadijah melangkah ke meja big bos, ia merasa deg deg serr. Apalagi berhadapan sosok yang dibicarakan banyak karyawan. Dia hanya bisa menelan air ludah nya sendiri sambil menatap ketampanan dari bosnya.
"Tenang kamu, Dijah. Ingat kamu cuman cinta dengan Rumi. Ini cobaaan? tapi, bagaimana kalau ini takdir," batin Khadijah menjerit seketika, ia baru beberapa hari di Istanbul sudah ketemu cowok tampannya mendewa. "Sumpah, apa ini jalan move on ku, agar aku pindah lain hati. Sumpah ganteng banget melebihi oppa - oppa korea,"batin Khadijah meneguk saliva.
"Kamu pegawai baru di sini?"
"Iya, pak. Kenapa, pak?"
Khadijah terlihat gugup sambil menundukkan kepalanya.
"Baiklah, saya suka dengan desain contoh yang kamu kirimkan, semoga kamu tingkatkan prestasimu. Ingat peraturan di sini tidak boleh berhijab!"
"Apa? nggak boleh berhijab?!"
"Iya! saya bos di sini, kalau kamu nggak suka silahkan saja ajuin surat pengunduran diri kamu!"
"Bapak pikir saya takut! saya akan mengajukan surat pengunduran diri saya ke pihak HRD! Ingat Allah tak pernah tidur, pak! ini hak saya sebagai perempuan muslimah, saya bekerja di sini, karena kemampuan saya bukan karena pamer dengan penampilan saya!" protes Khadijah.
"Oh, bukannya kebanyakan muslimah sekarang cuma pakai hijab seperti kamu sebagai pencitraan saja! dan kelakuan banyak yang busuk di sana!"
"Oh, pikiran bapak sepicik itu? apa bapak itu hanya satu penilaian dan menyamakan semuanya?!"
"Oh, saya pun tidak percaya dengan perempuan berhijab, karena saya pernah tau perempuan seperti itu hanyalah menutupin kebusukannya."
"Baiklah, kalau penilaian bapak seperti itu, saya bisa apa? Tapi, mulai hari ini adalah hari pertama dan terakhir saya bekerja di Perusahaan bapak Samuel terhormat, karena bapak menilai seseorang hanya dari sebuah penampilan, bagi saya hijab ini adalah amanah saya kepada Allah SWT, saya tidak peduli dengan teman-teman yang lain memakainya dengan tujuan apa, karena mereka berhak memilih dosanya!" cicit Khadijah. "Kalau gitu saya permisi."
Khadijah melangkahkan kakinya, ia pun beranjak keluar.
"Tunggu!"
Langkah kaki Khadijah terhenti seketika, ia sebenarnya tidak rela kehilangan pekerjaan di hari pertamanya, apalagi di Perusahaan berskala internasional.
Khadijah memutar balik badannya, lalu tersenyum kecut menatap Samuel yang sedang melipat kedua tangannya di dada. Ia memasang senyum sedikit.
"Baiklah, saya akan beri kamu kesempatan, dan saya tidak akan memaksakan kamu melepas hijabmu," ucap Samuel menarik kata-katanya.
"Oh,"
"Kenapa cuma oh?"
"Saya sudah bertekad untuk mengundurkan diri, karena saya tidak bisa bekerja dengan diterima terpaksa, berapapun gaji itu saya tidak pernah peduli, bagi saya harga diri lebih baik, Pak."
"Sombong kali kau gadis berhijab, apa kau...."
"Kata ayah saya, selagi saya benar harus saya pertahankan, bagi saya menjilat ludah sendiri itu menjijikan, jadi saya akan mengundurkan diri detik ini juga!"
"Oh, begitu. Bukankah, kamu sudah tanda tangan kontrak selama lima tahun dengan perusahaan saya, kalau kamu batalin kontrak kita, kamu sudah tau berapa pinaltinya, hah?"
"Anjay, sialan banget nich bos, dia punya kartu skak matiku? Gila amat pinaltinya bikin aku mati berdiri? Kalau dirupiahkan bisa lima miliyar! aduh sumpah, ini bos bikin aku pusing!" Khadijah bergumam dalam hatinya. "Uang segitu? 2 juta lira? harus ngerampok atau nggak ngepet! oh, big no! pinjem ayah dan daddy? mereka aja sulit, apalagi keadaan mommy yang makin memburuk. Biaya butuh banyak? Ya, aku nyerah. Jalani aja bekerja with big bos devil!"
"Bagaimana kamu lanjutin kontrak atau bayar pinalti?!"
Khadijah tersenyum kecut, "Baiklah, saya akan lanjutin kontrak saya. Meskipun, saya sedikit malas dengan anda!"
Samuel sangat tertarik dengan semua desain yang diajukan oleh Khadijah. Ada beberapa investor tertarik, karena desain yang diajukan Khadijah saat bergabung. Unik dan bikin terpikat.
"Kalau begitu saya sudah email kerjaan pertama untuk kamu, setelah makan siang email balik, dan kita akan meeting Belia Group."
"Baiklah, saya akan kerjakan. Kalau sudah tidak ada yang kita bahas, saya akan segera kembali ke ruangan saya!"
Khadijah menghela napas lega, ia pun hampir aja kehilangan pekerjaaan. Ia pun harus drama dulu.
Cklekk
Khadijah keluar dari persembunyian monster. Ia bisa melengang dengan napas yang sudah reda.
"Waduh, dia tadi diapakan big bos yaaa?"
"Apa dia dipecat?!"
"Mana ada lihat mukanya biasa aja!"
"Dia lolos donk dari monster!"
"Mungkin?"
"Huh, ternyata anak baru itu beruntung banget!"
"Apa dia ada hubungan dengan bos?"
"Hilih, bos kan udah punya tunangan yang bodynya aduhaiiii!"
"Hooh, masa naksir ama pakaian cewek longar-longar?"
"Mungkin selera bos berubah, sejak kepentok apa gitu."
"Syukur anak baru itu lolos."
"Aku juga bersyukur, ternyata nasibku sebagai manager HRD aman."
"Syukur banget!"
Seluruh pegawai berbisik menatap Khadijah yang baru keluar dari ruangan big bos yang super galak ala macan kurang makan.
*
Belia Group perusahaan kosmetik terbesar. Memiliki banyak anak perusahaan. Kini Belia Group perusahaan internasional, beberapa sahamnya melonjak tajam.
Ms. O adalah pemilik Belia Group, ia terkenal sebagai iblis dalam perusahaan. Bahkan, ia memecat beberapa pegawainya cuman gara-gara berpenampilan busuk.
"Ms. O."
Seluruh pegawai berhamburan menuju meja kerja mereka masing-masing. Penampilan wanita usia tiga puluh lima tahun selalu cantik dan sempurna layaknya remaja usia belasan tahun.
"Syahid!"
"Iya bos ku!"
"Suruh anak baru itu menghadapku!"
"Okay, siap bosku!"
Syahid Al Fath dia adalah asisten Ms. O, ia terbilang karyawan yang terkenal penjilat. Semua pegawai di Belia Group sudah sebal dengan Sahid.
"Anak baru, kamu dipanggil bu bos."
"Baik, Pak."
Rumi baru kali ini masuk, ia menjabat sebagai manager pemasaran atas dasar rekomendasi Mr. Lee.
"Aduh, hari pertama. Semoga bosnya baik Ya Allah," batin Rumi, lalu beranjak dari ruang kerjanya menuju ke sebuah ruangan Ms. O.
Ms. O atau Olivia Belia Fatma dia adalah pemilik tunggal. Ia juga berteman spesial dengan Mr.Lee. Maka, dari itu Rumi bisa masuk ke perusahaan Belia Group tanpa seleksi.
Rumi masuk ke ruang Ms. O yang serba putih. Ia mencium aroma vanilla di ruangannya. Ia melihat seorang wanita duduk di meja kerjanya. Cantik dan bibir merah merona tatapan bak samurai.
"Astaga, nich wanita seperti kehabisan kain buat pakaiannya, ini bikin lelaki pada maksiat mata," batin Rumi yang hanya mampu menundukkan pandangannya. Ia merasa risih dengan pakaian bosnya.
"Kamu manajer pemasaran baru?"
"Iya, bu."
"Okay, kalau gitu keluarlah."
"Baik, bu."
Rumi pun keluar dari ruangan Ms. O.
"Cuman gitu doank?" batin Rumi, lalu melangkah kembali ke ruangannya.
*
Khadijah hanya diam saja sambil menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Sebenarnya dia sedikit kesal sekali dengan bosnya yang meminta dia untuk melepas hijabnya. Dia menggumam dalam hati dengan rasa kesal yang begitu mendalam dengan bosnya.
"Apa salahnya aku memakai sebuah hijab? Apakah sebuah hijab akan mempengaruhi nilai prestasi seseorang? "Khadijah menggumam dalam hati kecilnya sambil meremas beberapa kertas yang ada di tangannya.
Khadijah berpikir untuk mengundurkan diri dari perusahaan karena memiliki seorang bos yang tidak bisa menghargai seorang karyawan. Dia merasa memakai sebuah hijab adalah sebuah kesalahan dan dosa di perusahaan itu.
Terlihat Khadijah masih sangat kesal sekali. Dia menggerutu dalam hati kecilnya. "Kenapa harus mempunyai Bos seperti dia?"
Khadijah terlihat sangat dongkol sekali ketika mengingat kata-kata dari Samuel. "Dasar manusia Pluto!" Dia menggumam dalam hati kecilnya dengan rasa yang kesal.
Khadijah berusaha untuk mengatur pernafasannya. Dia berusaha untuk tetap sabar menghadapi bosnya yang menyebalkan sekali dalam kehidupannya.
"Kamu harus sabar saat dia menghadapi seorang pria yang selalu saja berkata seenaknya! Mungkin dia karena bos kamu yang selalu saja bersikap semena-mena kepada beberapa karyawan lainnya!" Khadijah beranjak dari tempat duduknya sambil menggumam dalam hati kecilnya sangat kesal sekali.
*