Chereads / extraordinary love / Chapter 46 - bab 46 takut

Chapter 46 - bab 46 takut

Rena memeluk kyra dari belakang membuat langkah kyra terhenti .

"Jangan pergi! Kyra, izinkan aku egois untuk kali ini. Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi dariku. Aku juga tidak akan pernah mengizinkanmu hidup normal lagi. Kamu akan selalu di sampingku ,bersamaku dan menerima cintaku."ucap Rena berkaca-kaca

Mata kyra berlinang air mata, ia berusaha menahan tangis nya namun tak bisa.

"Tapi kamu bisa mendapat masalah karenaku .mungkin juga akan mendengar hinaan dari mamah ela. Aku tidak mau kamu terluka karna ucapan mamah ela"ucap kyra

"Jangan cemaskan tentang aku! Aku akan baik-baik saja selama kata hinaan itu bukan darimu. Kyra, dari dulu sampai sekarang aku hanya mementingkan pendapat kamu di banding orang lain. Aku hanya peduli pada omongan kamu bukan orang lain. Di duniaku ini hanya ada dirimu yang tinggal dan hidup disana"ucap Rena

Kyra membalik , keduanya saling menatap. Perlahan kyra mendekatkan wajahnya pada Rena, semakin dekat namun kyra terhenti lalu memeluk erat Rena.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun memilikimu lagi. Kamu akan selalu bersamaku, disisiku dan bahagia bersamaku"suara Rena.

Keduanya melepaskan peluk mereka,Rena mendekatkan wajahnya lalu mencium kening kyra cukup lama.

Rena dan kyra menemui yang lain, Alya bersembunyi di balik Bu Ira.

"Jadi kalian akan apa sekarang?"tanya  leo

"Kyra dan Alya akan tinggal bersama denganku"ucap Rena

"Aku gak mau. Aku takut sama pho"ucap Alya

"Alya, maafkan pho ya!"bujuk kyra

"Enggak. Kalau mamah mau bersama pho ,pergi saja!"ucap Alya

"Ya udah, kyra kamu ikut aku!"ucap Rena

"Aku tidak bisa meninggalkan Alya disini"ucap kyra

"Jangan buat aku marah!"ucap Rena sedikit keras

"Gini aja, Rena biarkan kyra dan Alya disini. Mamah akan menjaga mereka dan jika ada apa-apa mamah akan langsung menghubungi kamu"ucap Bu Ira

"Baiklah. Aku pulang dulu. Alya sampai besok"ucap Rena

Rena pergi dari sana begitupun dengan yang lain.

Hari sudah sore, Rena berada di rumah Kirana. Keduanya duduk di sofa.

"Aku tahu tentang kyra. Wulan dan ayu memberi tahuku. Rena,,,"ucap Kirana terpotong

"Aku tahu apa yang akan kamu katakan jadi jangan katakan apapun padaku!"ucap Rena

"Sekarang kyra harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Sampai kapan kamu akan menyelesaikan masalah kyra? Kapan kyra akan dewasa jika kamu yang selalu menyelesaikan masalahnya?"tanya Kirana.

"Dia sudah dewasa dan jika dia semakin dewasa, aku akan kehilangan dia."ucap Rena.

"Jangan bertidak egois! Kamu harus pikirkan tentang Alya. Dia masih kecil, di masih butuh kasih sayang seorang ayah. Jangan biarkan dia menjadi korban karna keegoisan kamu!"ucap Kirana

Rena hanya diam menatap Kirana .

"Aku memutuskan untuk menjadi egois kali ini. Aku takut kyra terluka lagi dibandingkan diriku yang terluka atau dibenci. Setiap luka  dan pukulan yang ia alami dan terima , aku merasakan sakitnya. Saat aku melihat tubuh kyra penuh dengan luka dan memar, diriku merasakan sangat terluka dan sakit, aku merasa hancur. Dalam hati dan diriku sekarang hanya ada rasa takut"ucap Rena

"Rasa takut?"tanya Kirana

"Aku takut dia terluka lagi, aku takut aku tidak bisa melindungi kyra. Aku takut dia terluka lebih dari sekarang, aku takut karna aku meminta dia untuk hidup normal, dia bertemu dengan pria kasar  lagi. Karna itu aku akan jadi egois kali ini"ucap Rena

"Keegoisan kamu akan membuat Alya sedih dan menjadi korban"ucap Kirana

"Aku tidak peduli ,.sudah kubilang yang penting sekarang adalah kyra "ucap Rena

"Baik tapi ingat ini jika kamu melakukan sesuatu yang melebihi batas, aku akan menghentikan kamu apapun caranya"ucap kirana serius dan tegas.

Keduanya saling menatap satu sama lain.

Waktu menunjukkan jam 01.35 wib, Rena berada di kursi dalam rumahnya. Ia ingat saat melihat memar di tubuh kyra dan saat kyra di siksa oleh dikta , mata Rena berlinang air mata.

"Aku kira hanya aku yang menderita dan tersiksa selama empat tahun ini, kyra. Ternyata kamu lebih menderita dibanding diriku. Maafkan aku kyra. Maafkan aku!"ucap Rena sendiri merasa bersalah dan sedih

Rena memejamkan matanya, perlahan air mata mengalir membasahi wajah rena.

Di rumah Bu Ira, kyra duduk menyandar di tempat tidur. Alya tertidur pulas dekatnya. Kyra ingat pada Rena yang terlihat sedih, marah karna masalahnya dengan Dikta.

"Maafkan aku karna aku tidak bahagia sesuai keinginan kamu Rena. Maafkan aku lagi-lagi aku membuatmu sedih Rena"ucap kyra sendiri

Kyra menatap Alya yang terbaring tidur, ia menyentuh wajah Alya pelan dan lembut penuh kasih sayang.

"Maafkan mamah karna membuat kamu dalam keadaan seperti ini. Maafkan mamah karna kamu memiliki seorang ibu seperti mamah. Maafkan mamah karna membuat kamu sedih Alya."ucap kyra lalu mencium kening alya cukup lama.

Keesokannya, Rena sampai rumah Bu Ira namun disana sudah ada Bu ela, pak Arip dan Dikta.

"Kembalikan anak dan cucuku!"ucap Bu ela tegas

"Kyra dan Alya tidak akan kembali ke rumah Dikta!"ucap tegas Rena

"Jangan ikut campur urusan keluargaku!(bentak Bu ela). Kau hanya orang asing.!" Ucap Bu ela

"Jangan bentak anakku!( Ucap Bu Ira marah tak terima Rena di bentak). Ela seharusnya kamu malu karna memiliki menantu yang kasar dan gak setia!"ucap Bu Ira.

"Jaga ucapan kamu!"ucap Bu ela marah

"Mah, aku dan Alya tidak akan kembali pada orang kasar seperti dia"ucap kyra menatap Dikta penuh benci.

"Ya ,terserah kamu saja. Aku juga tidak peduli. Aku kesini Karna di paksa ibu kamu. Aku juga kesini untuk memberikan surat perceraian kita, aku akan menikahi kekasihku"ucap Dikta dengan santai tak peduli pada siapapun

Dikta memberikan amplop pada kyra. Bu ela mendengar itu membuatnya terkejut dan tak percaya.

"Ayah, kenapa seperti itu? Bagaimana dengan Alya? Alya ingin bersama ayah"ucap Alya memegang tangan Dikta

"Aku tidak peduli padamu. Dari dulu sampai sekarang aku tidak peduli ataupun sayang padamu. Dulu karna ibumu sangat cantik jadi aku menikahinya. Kamu tidak berarti apapun untukku"ucap Dikta dengan entengnya tak peduli Alya yang terluka mendengar hal itu.

Alya menangis mendengar hal itu, Rena mendekat pada Dikta lalu menghantam wajah Dikta dengan keras.

"Kurang ajar! Pergi, pergi dari sini!!"ucap Rena marah pada Dikta

Dikta tersenyum tipis lalu pergi dari sana .

Alya mendekat pada Rena lalu memeluk Rena dengan erat.

"Jangan menangis! Ada pho disini"ucap Rena

Rena pun memeluk Alya dengan erat. Bu ela terlihat bingung harus apa, ia dan pak Arip pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

Beberapa saat, semua duduk di kursi.

"Alya ,lapar gak?"tanya Bu Ira

"Iya, Alya merasa lapar"ucap Alya

"Kalau gitu , nenek siapkan makanan dulu"ucap Bu Ira lalu pergi  ke dapur.

"Rena, Alya akan tinggal bersama Rena dan nenek."ucap kyra

"Kenapa?"tanya Rena

"Agar dia tidak terganggu dengan masalah ini. Setelah selesai , aku akan jemput dia"ucap kyra.

"Jadi Alya akan tinggal bersama bibi Reni?"tanya Rena

"Iya. Alya juga akan sekolah disana. Kata mamah kyra, kita berdua akan tinggal bersama bibi Reni tapi mamah harus mengurus beberapa hal disini lebih dulu"ucap Alya

"Baiklah. Sekarang Alya ke dapur. nenek pasti sudah menyiapkan makanan yang enak"ucap Rena

Alya tersenyum lalu pergi ke dapur .

"Apa yang kamu lakukan selama empat tahun terakhir? Kenapa kamu tidak pernah menanyakan kabarku? Kenapa kamu selalu mengabaikan pesan dan telpon dariku?"tanya kyra

"Banyak yang terjadi dan banyak yang aku lakukan selama empat tahun . Terutama jika hal itu berkaitan dengan dirimu. Banyak pula hal yang harus aku tahan karna kamu."ucap Rena menatap kyra

"Apa kamu tahu aku begitu rindu padamu?"ucap kyra

Rena mengangguk 'iya'

"Ceritakan padaku seperti apa Rena selama empat tahun terakhir!" Ucap kyra

Rena diam, keduanya saling menatap satu sama lain.

Next....