Kini buku pun kembali di tangan Hana. Hana menatap kearah kedua temannya yang kini juga sedang menatapnya.
"Dengar ya, tidak ada boleh siapapun yang menggangguku apalagi pada saat aku membaca. Itu berlaku juga untuk Renata! kalau sampai itu terjadi, maka mulai detik itu juga orang tersebut adalah musuhku!" ketus Hana Hana yang kemudian pergi dari sana.
Melihat pemandangan seperti itu membuat Leon melongo. Leon pun menoleh ke Renata yang kini tengah menatapnya.
"Hana serem ya?" ucap Leon dengan raut wajah ketakutan. Renata yang mendengar ucapan Leon itupun hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah itu Renata memutuskan untuk membaca salah satu buku perpustakaan dan bersikap seolah seperti tidak terjadi apapun. Sedangkan Leon keluar dari ruangan perpustakaan untuk mencari Hana yang entah pergi kemana.
***
Terlihat kini Hana sedang membaca buku nya di lapangan atas sekolah. Tak lama kemudian muncullah Leon yang baru tiba. Ia pun menoleh kearah Hana dan tak menyangka bahwa akan menemui Hana disana.
Leon langsung segera masuk kedalam lapangan itu untuk menemui Hana tetapi pada saat ia mau masuk....
"Orang seperti mu, dilarang untuk mendekatiku!" ucap Hana yang kini masih di posisi nya yang sedang duduk seraya membaca buku. Mendengar hal itulah membuat Leon terkejut serta Leon jadi merasa bersalah pada Hana.
Iapun dengan berani nya mendekati Hana kemudian memeluk Hana dengan erat membuat Hana merasa sedikit kesal.
"Maafkan aku, Hana! maafkan aku!" ucap Leon yang membuat Hana agak-agak gimana gitu mendengarnya. Hana diam tak mengeluarkan sepatah kata pun. Tetapi ia melepaskan pelukan Leon kemudian menjawab apa yang diucapkan oleh Leon.
"Memangnya kamu bersalah dalam hal apa? sampai-sampai kamu meminta maaf padaku?" tanya Hana yang membuat Leon diam mematung mendengarnya.
"Aku kan tadi mengganggumu, kata kamu....kalau sampai ada yang mengganggumu saat sedang membaca atau hal lainnya, maka kamu akan menganggap orang itu sebagai musuhmu. Berati sekarang kan kamu menganggap ku sebagai musuhmu kan? huaaa aku sedih," ujar Leon dengan manja.
Hana sangat tak menyangka bahwa Leon akan bersikap manja seperti ini didepannya. Iapun menepuk-nepuk bahu Leon membuat Leon diam terpaku seraya menatapnya.
"Sudah, jangan pikirkan hal itu," singkat Hana. Leon yang diam terpaku itu, lama-kelamaan tersenyum dihadapannya Hana kemudian ia bicara.
"Bagaimana Hana? apakah aku terlihat seperti anak kucing atau anjing yang imut tadi?" tanya Leon. Mendengar pertanyaan Leon membuat Hana merasa heran. Hana pun spontan menggelengkan kepalanya lalu iapun meninggalkan Leon sendirian di lapangan sekolah atas.
Leon diam mematung pada saat melihat Hana pergi meninggalkan nya begitu saja padahal baru saja mereka habis ngobrol. Setelah itu Leon tersenyum tipis lalu bergumam.
"Umm, gadis yang sangat menarik. Tetap mempertahankan harga dirinya terus-menerus," gumam Leon. Setelah itu Leon bangkit berdiri dan meninggalkan tempat tersebut.
***
Terlihat Renata sedang berjalan menuju kelasnya. Ketika sedang berjalan menuju kelas, tak sengaja ia menabrak tiga orang kakak kelas pria yang juga sedang berjalan.
Ketiga kakak kelas itu seketika menghentikan langkahnya pada saat Renata menabrak nya. Renata yang menundukkan kepalanya itu perlahan-lahan mendongakkan kepalanya dan menatapi wajah-wajah kakak kelasnya yang menyeramkan.
Melihat wajah ketiga kakak kelas itu yang sangat menyeramkan membuat Renata ketakutan dan segera meminta maaf.
"Kak, maafkan saya! saya tak sengaja menabrak kakak," ucap Renata seraya membungkukkan tubuhnya.
Ketiga kakak kelas itu tersenyum pada saat melihat Renata yang sedang membungkukkan tubuhnya. Mereka saling bertatapan seperti saling berkomunikasi tetapi menggunakan hati.
Usai membungkukkan tubuhnya, Renata berdiri tegap dan berniat untuk berjalan pergi. Akan tetapi sayangnya...
"Eits, tunggu! mau pergi kemana ha?" ucap ketiga pria itu yang membuat Renata terkejut.
Setelah itu Renata berjalan mundur tetapi salah satu dari ketiga kakak kelas tersebut mencegatnya.
"Jangan kabur, Dek. Urusan kita belum selesai," ucap salah satu dari ketiga kakak kelas itu. Renata sangat ketakutan pada saat itu.
Ketiga kakak kelas itu berjalan mendekatinya hingga pada akhirnya...
Bugh...Bugh....Bugh...
Renata memberanikan dirinya menonjok perut-perut kakak kelasnya hingga kakak kelasnya itu kini diam terpaku.
Usai menonjok, Renata langsung segera pergi dari sana. Tetapi ketiga kakak itu tidak tinggal diam dan mengejar Renata. Namun pada saat mereka mau mengejarnya.
Srukk...
Muncul Hana yang berdiri tepat dihadapan mereka sehingga mereka bertiga menghentikan langkahnya.
"Jangan pernah sakiti temanku!" singkat Hana dengan nada dan tatapan dinginnya. Ketiga kakak kelas itupun tertawa kemudian mereka pun angkat bicara.
"Hahahaha orang cupu seperti mu, bisa-bisanya melindungi teman mu itu. Melindungi diri sendiri saja tidak bisa!" ucap kakak kelas 1.
"Sudah deh, gak perlu mengancam begitu. Lebih baik kamu saja yang menggantikan posisi temanmu, bagaimana?" ujar kakak kelas 2.
"Hmm tipe wanita seperti mu ini mudah untuk dilecehkan," singkat kakak kelas 3. Hana hanya diam ketika mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh ketiga kakak kelasnya tersebut.
"Maaf, saya mau bertanya," singkat Hana yang membuat ketiga kakak kelas itu terdiam. Hana pun tersenyum tipis kemudian melanjutkan kata-katanya.
"Kakak tidak tahu siapa saya ya?" lanjut Hana seraya menunjukkan sebuah kartu. Ketika melihat kartu tersebut, raut wajah ketiga pria itupun langsung berubah.
"Apakah itu benar? atau memang itu adalah tipuan yang kamu buat agar kamu bisa mengancam siapapun?" tanya kakak kelas 1.
Hana terdiam ketika mendengar kakak kelas 1 berbicara. Setelah itu ia berjalan mendekatinya dan tanpa disangka-sangka, Hana langsung menendang kakak kelasnya hingga jatuh.
"Tak bisa dibiarkan begitu saja! sebelumnya kamu hampir saja melakukan tindakan seksual pada temanku! aku tidak akan tinggal diam!" tegas Hana yang membuat ketiga kakak kelasnya itu menjadi ketakutan padanya.
Pada saat Hana sedang mengurus ketiga kakak kelas, Leon berjalan kearah sana dan sesampainya ditempat Hana, iapun terkejut ketika melihat Hana yang kini sedang bersama kakak kelas.
Melihat hal itupun membuat Leon akhirnya bertindak. Leon pun berlari mendekati Hana dan kemudian menendang ketiga kakak kelas itu agar Hana kagum padanya.
Tetapi Hana tidak ada rasa kagum sedikitpun pada saat melihat Leon yang muncul seperti seorang pahlawan dan langsung menghajar semuanya.
"Berani-beraninya kalian berurusan dengan calon istriku! kalau sampai kalian menyentuh sehelai rambutnya, maka aku akan membunuh kalian semua bahkan orang-orang yang kalian sayangi!" ancam Leon usai menghajar ketiga kakak kelas.
Ketiga kakak kelas itu nampaknya takut ketika mendengar ancaman Leon yang cukup menyeramkan bagi mereka. Tetapi menurut Hana, ia sudah sering sekali mendengar ancaman itu dalam cerita novel.
"Hmm ancaman seperti apakah itu?" gumam Hana yang tampaknya tidak menyukai ancaman Leon dan justru malah merendahkannya.