Saat itu Leon maupun Hana masih tak sadar. Apalagi Hana yang tertutup oleh tubuh Leon itu. Meski begitu Hana berusaha melepaskan diri karena ia juga tidak nyajan jika hal ini dilihat oleh orang lain. Hingga akhirnya...
"Hmm," Kepala sekolah bergumam yang membuat Leon melepaskan pelukan nya dan membalikkan tubuh nya, menatap kearah Kepala sekolah serta guru BK yang kini menatap nya dengan tatapan tajam.
"Ah selamat sore, Pak, Bu. Hahahaha apa kabar?" ucap Leon yang tetap santai meskipun sudah kepergok begitu. Melihat tingkah laku nya Leon yang biasa-biasa saja, sontak saja guru BK langsung bicara.
"Hmm dengar ya, Leon. Bisa tidak kamu jangan lakukan hal seperti itu di depan umum seperti ini?! perlakukan mu tadi pada Hana itu bisa membuat anak-anak disini salah paham tahu! jadi jangan lakukan hal seperti itu lagi! oke?!" tegas guru BK. Mendengar hal itu Leon hanya menundukkan kepala nya, tak menjawab apapun.
Sedangkan Hana, Hana yang awalnya diam saja seperti tidak tahu apapun itu lalu menatap kearah Leon kemudian ia menatap kearah kepala sekolah dan guru BK.
"Bu, Leon tak salah. Lagipula gak apa-apa kan jika saudara kandung saling berpelukan?" ucap Hana seraya menyantap permen yang baru dibuka olehnya pada saat ia sedang bicara. Mendengar hal tersebut membuat kepala sekolah dan guru BK seketika diam terpaku.
Leon juga terkejut saat mendengar Hana yang menyebutnya sebagai saudara kandung.
"Lho Hana, bukankah kamu...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Hana langsung memotong kata-kata kepala sekolah.
"Bapak kan hanya tahu bahwa saya punya keluarga, bukan? mentang-mentang kakak kandung saya tidak pernah saja ajak dan sekarang dia jadi anak baru, bapak mengira bahwa kami bukan saudara, hmm?" ucap Hana.
Kepala sekolah serta guru BK diam terpaku mendengar ucapan Hana yang semakin saja berani. Leon merangkul bahu Hana kemudian bicara.
"Ah ya sudah, Pak, Bu. Maafkan atas perilaku saya sebelumnya! meskipun kami memang saudara kandung tetapi kan bukan berarti kamu bersikap seenaknya kan? apalagi kami beda kelamin. Saudara kandung saja bisa saling melakukan hubungan seks," ujar Leon.
Guru BK dan Kepala sekolah menganggukkan kepala nya mendengar apa yang dikatakan oleh Leon. Tak lama berselang, mereka pun akhirnya pergi ke tempat tujuan nya masing-masing.
***
Di perjalanan...
"Ah calon istri tuan muda sangat cantik dan polos seperti anak kecil ya. Kecantikan nya itu juga natural tetapi sayangnya jarang tersenyum! pasti kalau tersenyum lebih imut dan manis lagi," ucap Alcott yang kini duduk tepat di samping pak supir sedangkan Leon dan Hana duduk berdua di belakang.
Mendengar ucapan nya Alcott, Leon tertawa sedangkan Hana menoleh dengan raut wajah polos nya itu. Dia tetap saja menunjukkan raut wajah datar nya padahal Alcott sudah memuji nya.
Dan Leon, dibalik tawa nya itu sebenarnya ia membatin dalam hatinya.
"Ih enggak tahu saja nih Alcott! kalau jiwa Dewa kematian nya udah keluar, bakal nyeremin banget. Jangankan melawan anak-anak pembully. Melawan Kepala sekolah dan guru BK aja gak ada takut-takutnya," batin Leon.
Ketika Leon baru saja membatin, tiba-tiba saja Hana menjawab apa yang dikatakan oleh Alcott.
"Bapak, salah! sifat saya itu sebenarnya tidak seperti wajah saya yang bapak bilang. Saya itu kejam! bahkan semua orang bisa saya bantai termasuk keluarga saya sendiri. Hanya dengan bermodalkan tangan kosong, saya mampu menghadapi semua nya yang menurut saya salah," ucap Hana dengan wajah polos. Mendengar hal tersebut seketika Alcott, Leon, dan pak supir diam membisu mendengar nya.
Alcott yang semula menganggap Hana itu baik dan polos itu seketika agak-agak merinding sendiri mendengar nya. Meski begitu Alcott tetap tidak percaya bahwa Hana akan melakukan hal seperti itu.
"Ah kamu nih bercandanya lucu sekali. Jangan bercanda deh kamu Hana! wajahmu itu semakin gemes lho kalau kamu becanda," ujar Alcott sambil tertawa. Leon yang mendengar hal itupun memilih untuk diam, ia tidak ingin ikut campur dalam urusan ini.
Ia membuka artikel yang membahas mengenai cara menaklukkan wanita yang berhati dingin seperti ice batu daripada membantu sepupu sekaligus asisten nya yang sedang cari mati.
"Hmm sudah saya bilang sejak tadi? jangan panggil saya dengan nama saja kan? harus pakai Dek atay Mbak! apakah tadi bapak tidak dengar?" kata Hana. Alcott pun melirik Hana dari kaca spion mobil.
Seketika Hana yang terlihat gemesin sebelumnya itu kini berubah menjadi sosok yang menyeramkan bagi Alcott. Aura menyeramkan dan kejam nya kini mengelilingi nya yang membuat Alcott akhirnya percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Hana sebelumnya itu bukan bercanda.
"Ah Han.... maksud saya Dek Hana mau apa? saya mau memesan minuman di tempat langganannya tuan muda soalnya! dikit lagi kita sampai ke tempat nya," tutur Alcott yang berusaha untuk tetap tenang. Sontak saja, Hana langsung menjawab nya.
"Tidak mau!" ketus nya yang membuat semuanya menjadi takut pada nya termasuk Leon yang awalnya sedang membaca artikel.
Sedangkan ditempat lainnya...
Terlihat Renata yang kini tengah menunggu bus di halte bus. Tak lama setelah itu muncul Lavender. Lavender berlari dari arah kanan kemudian duduk tepat di samping kanan Renata. Awalnya mereka berdua sama-sama tak sadar hingga akhirnya...
"Lho Lavender? kok kamu ada disini?" tanya Renata seraya menatap kearah Lavender. Mendengar suara nya Renata, Lavender pun juga menoleh kearah nya.
"Eh kak Renata, kok kak Renata bisa ada disini? kebetulan sekali ya, hahahaha," jawab Lavender yang kemudian tertawa. Renata tersenyum sejenak kemudian kembali bertanya.
"Oh ya, Lavender. Kenapa kamu jam segini belum pulang? biasanya sudah pulang. Kemana kakakmu, hmm?" ucap Renata. Lavender diam sejenak lalu menjawab nya.
"Ah begini kak, hari ini itu aku jadi host di acara yang diadakan oleh sekolah ku. Makanya aku gak dianter sama kak Hana karena kak Hana kan dia pulang ke hotel karena bunda kami juga sedang keluar sedangkan aku menghadiri acara sekolah," ujar Lavender. Mendengar hal itu Renata mengangguk-anggukkan kepala nya.
"Oh jadi begitu ya. Ngomong-ngomong kakakmu ada di hotel mana? aku jadi ingin berkunjung ke tempat hotel nya agar bisa menginap di sana semalam sekaligus ngerjain PR bareng!" kata Renata. Mendengar pertanyaan nya Renata, Lavender mengingat-ingat sejenak lalu mengangkat kedua bahu nya.
"Entahlah aku pun juga enggak diberitahu oleh kak Hana dimana dia menginap nya. Coba saja nanti kak Renata telepon!" tutur Lavender. Mendengar hal itu Renata hanya membalas nya dengan menganggukkan kepala nya.
Tiga puluh menit kemudian...
Terlihat Hana yang kini sedang mengaduk-aduk segelas minuman dingin berukuran besar. Tepat di hadapan nya terdapat Leon yang meminum ice coffee yang diatasnya terdapat beranekaragam toping sedangkan di tempat lainnya terdapat Alcott yang duduk ditemani oleh pak supir.
Alcott memesan coklat hangat sedangkan pak supir memesan Hot coffee.