Isamu yang mendengar dialog antara guru dengan muridnya itu pun berpikir sejenak tentang apa maksud dari kata-kata yang diucapkan mereka berdua.
"Ah kalian berdua pacaran?" tanya Izumi cepat tanpa mempedulikan pertanyaan konyolnya.
"Mungkin" kini giliran Hanako yang menjawab, tentu saja membuat Isamu yang mendengar itu terkejut.
"Kalau begitu, kami berdua pamit sensei" tambah gadis itu lagi dan direspon oleh anggukan dengan senyum tipisnya guru seni mereka, Izumi Aiko.
Mereka berdua berbalik dan mulai menjauh dari kedua guru itu. Dengan penuh keyakinannya, Kazuo Keiji menggenggam tangan kirinya Hanako yang berjalan disebelahnya. Mengerti permainan pacar barunya itu, gadis itu pun membalas genggaman tangannya dengan sedikit lebih erat.
Tentu saja pemandangan saat mereka berdua
bergandengan tangan membuat pandangan Isamu
terpaku pada mereka sampai kedua insan itu
keluar dari ruangan tersebut.
Mungkin nanti saja aku tanyakan langsung ke Kirei - batin Isamu Gin.
"Kita sudah keluar, lepaskan" pintah Hanako yang
melihat Kazuo masih setia menggenggam tangan
nya.
"Diamlah, kalau begini kan semua orang akan
berpikir kalau kita pacaran"
"Terus?"
"Ah kau itu lemot sekali, kalau semua tahu,
otomatis kan kabarnya menyebar, itu pasti
mungkin bisa terdengar sampai ke mereka"
"Terserah katamu" gadis itu memilih untuk tidak
lagi memprotes perlakuan Kazuo terhadapnya.
"Mau ke kantin?" tanya Kazuo ditengah perjalanan
mereka menuju ke kelas.
"Tidak" jawab gadis itu cepat.
Sedikit kesal dengan sifatnya Hanako, membuat
laki-laki itu melepas genggaman tangannya dan
beralih merangkul pundak pacarnya, menghapus
jarak yang ada diantaranya mereka berdua.
Tentu itu membuat Hanako sedikit tersentak,
pasalnya baru kali ini dia sangat dekat dengan
laki-laki selain kakaknya, Isamu Gin.
"Kau ini irit sekali berbicara, ceria sedikit" katanya
dengan nada suara yang sedikit lebih keras.
"Iya iya, menjauhlah sedikit" kata gadis itu yang
merasa dirinya gugup berdekatan dengan Kazuo.
"Tidak"
"Awas"
"Tidak mau"
"Tch, kau membuat semua orang ngelihat kita!"
"Tidak mau dan tidak peduli"
"Kazuo lepas"
"Heee jangan panggil aku Kazuo, sekarang ini aku pacarmu"
"Jadi aku harus panggil apa?"
"Nama depanku"
"Tidak mau" tolaknya mentah-mentah.
"Harus mau, kita ini pacaran loh"
Gadis itu memilih untuk tidak membalas perkataan Kazuo, dia mendecih kesal melihat tingkah laku pacar barunya itu.
Semenit berlalu, mereka sudah menapakkan kaki
di kelas. Hanako dengan cepat langsung duduk
dikursinya. Dan Kazuo, dia menarik satu kursi
untuk ditempatkannya tepat menghadap Hanako,
pacar barunya.
"Nani?" tanya gadis itu yang merasa dirinya terus-
menerus ditatap oleh Kazuo.
"Tidak. Oh iya, pulang sekolah kita jalan"
"Kemana?"
"Kau mau kemana?"
"Aku bilang ke oka-san(ibu) kalau pulang sekolah
aku mau ke rumah teman"
"Yaudah kalau gitu kita ke rumahku"
"E-eh!?"
"Kenapa? lagian juga dirumahku gak ada orang"
"Orangtuamu?"
"Ah itu..mereka udah cerai, jadi Ibuku jarang ke
rumah"
"Gomenasai(maaf)"
"Tidak apa-apa, jadi gimana? mau kan"
"Ya, asal kau kasih aku makan"
"Iya-iya, semuanya untukmu" katanya dengan tawa
halusnya dan tangan kanan yang mengacak-acak
surai cokelat gadisnya.
Seketika kupu-kupu berterbangan diperutnya saat
setelah mendapat reaksi Kazuo seperti itu. Jelas,
siapapun gadisnya pasti akan luluh dengannya.
Laki-laki tampan dengan bahu lebar, tubuh yang
tinggi dan kekar, tatapannya yang tajam, serta
bagian-bagian tubuh lain yang mendukung rupa ketampanannya itu.
to be continued-