Chapter 11 - Dinner..

❤️🖤❤️

Jam dinding kamar Asri sudah menunjukkan pukul 7 malam . Namun Asri masih terlihat Bingung menatap tumpukan baju baju terbaiknya diatas kasur.

"Loh Non, kok belum siap siap, bukannya sebentar lagi Den Dewa mau jemput? "tanya Bibik yang baru datang.

"Iya nih, Bik. Aku bingung mau pakai yang mana?? "

Asri membolak balik beberapa baju yang ada diatas kasur.

Bibik hanya tersenyum sambil geleng geleng.

"Memang ya, kalau anak muda lagi kasmaran begini.. "

"Hehehe.. Bibik bisa aja."ucap Asri sambil tersipu malu.

Bibik mengambil sebuah dress berwarna biru muda selutut dengan potongan lengan pendek, dan memberikannya pada Asri.

"Warna ini terlihat anggun, Non pakai ini aja! "

Asri menyambar dress itu dan tersenyum bahagia.

Bibik memang selalu bisa memberikan solusi dalam setiap masalahnya. Ia juga menganggap Bibik sudah seperti ibunya, tatkala kedua orang tuanya yang selalu sibuk bekerja.

"Makasih Bik.. "Asri memeluk Bibik erat, setelah itu Ia berlari menuju kamar mandi sambil membawa dress yang dipilih Bibik tadi.

***

Tiinnnn...

Suara kletson mobil Dewa yang memasuki halaman rumah Asri.

Setelah mesin mobil mati, Dewa turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu rumah.

"Ehh.. Ada Den Dewa! "sambut Bibik.

Dewa hanya tersenyum manis, Bibik mengalihkan pandangannya ke arah dalam rumah dan memanggil Asri.

"Non, Den Dewa udah datang!! "

"Iya Bik. Bentar! "terdengar sahutan Asri dari dalam kamarnya.

Dalam 1 menit Asri sudah berjalan menuruni anak tangga, dan berhenti. Dihadapan Dewa yang berdiri didepan pintu, sambil tersenyum tipis.

Dewa melirik Asri dari atas sampai bawah.

Benar benar cantik.. Kagumnya.

Asri memakai baju dress biru muda senada dengan sepatunya..

Rambutnya yang tergerai dan dijepit pita diujung rambut, menambah kesan anggun dan feminim.

Make up yang Ia pakai juga tidak terlalu mencolok dan terang.

"Hei! "Asri melambaikan tangannya pada Dewa .

"Hah! "kaget Dewa.

"Jadi berangkat gak. Nih? "

"Jadi lah.. Ayo.. "

Dewa berjalan menuju mobilnya dan membuka salah satu pintu mobil untuk Asri.

"Makasih."

Setelah Asri masuk, Dewa pun masuk dan duduk dibelakang setir tepatnya disebelah Asri duduk.

Mesin mobil pun dihidupkan dan diarahkan keluar halaman rumah Asri.

Tak ada satu kata pun yang terucap dari mereka berdua masing masing selain terdiam.

***

Setelah turun dari mobil ,mereka berdua jalan beriringan memasuki sebuah restoran mewah.

"Mbak pesanan meja atas nama wijaya? "

"Owh.. Dengan Bapak dan Nyonya wijaya?"Dewa hanya mengangguk dengan pertanyaan Resepsionis. "Meja spesial diruangan ujung Pak! "

Tunjuk mbak resepsionis tersebut yang langsung diangguki oleh Dewa.

Sementara Asri mengecek ngecek telinganya, yang baru saja mendengar perkataan Dewa mengenai gelarnya.

"Nyonya wijaya??..Gue gak salah denger nih.. Secepat ini kah impian gue terwujud?? "batinnya.

Setelah tiba diruangan yang dimaksud, Asri dan Dewa saling duduk menghadap satu sama lain.

Dewa menatap layar ponselnya, dan menunggu makanan yang telah Ia pesan sebelumnya.

Sementara Asri menghela napasnya, dan takut takut ingin bertanya pada Dewa.

"Emm.. Maaf, tadi maksud mbak mbak tadi apa ya?? "

"Maksud yang mana?? "Dewa meletakkan ponselnya dan menatap Asri.

"I.. Itu.. Masalah Nyonya dan Bapak wijaya?? "

"Ohh.. Itu.., nanti kamu juga tau sendiri apa maksud nya! "Dewa tersenyum manis dan kembali memainkan ponselnya.

Sementara Asri semakin bingung dengan penjelasan Dewa, bukannya jawaban yang iya terima, tapi malah sebuah teka teki rumit.

"Hai Dewa! "sapa seorang Gadis cantik memakai dress pendek dan tidak berlengan.

"Hai"Dewa menyambut wanita itu dengan pelukan hangat.

***

Asri POV

Gila disaat Gue lagi mikir tentang ucapan Dewa, ada seorang cewek seksi yang datang dan memeluk Dewa seenaknya.

Gak lihat ada Gue disini apa nih orang, sumpah ngenes banget Gue. Apa jangan jangan nih cewek yang dimaksud Dewa sebagai Nyonya wijaya!!

Oh shit.

Jadi Dewa ngajak Gue kesini cuma mau nunjukin istrinya.

Kamvretttt nih orang,promosi Istri loh.. Mentang mentang Gue jomblo.

Gila, rasanya remuk sudah hati Gue.hancur sudah impian Gue,kenapa sih semua cowok tuh sama aja, gak punya perasaann!!! Brengsekkkk..

Kecuali Suami si Vani, hehehe..

"kamu kemana aja sih, aku muter muter loh, nyarinya! "ketus cewek tersebut.

"Iya, sorry Nda! "

Wihhhh...pakai acara panggil Bunda lagi, bener bener kelewatan nih orang, fiks.. Ini salah Gue juga sih, ngapain juga Gue naruh harapan lebih sama orang yang bahkan belum Gue kenal sepenuhnya.

Mending Gue pergi aja deh, daripada nih hati keluar dari tempatnya.

"Gue ketoilet bentar ya!! "

Dewa dan cewek itu menatap kearah Gue yang dari tadi mereka abaikan.

"Oke, jangan lama lama ya Sri! "sungut Dewa.

Gue hanya tersenyum getir dan beranjak dari duduk Gue sambil berjalan keluar ruangan yang tadinya berdesain romantis berubah jadi dramatis.

***

Setelah kepergian Asri, cewek itu duduk dihadapan Dewa sambil tersenyum jahil.

"Jadi itu cewek yang bakalan jadi kakak ipar sepupu Gue!! "

"Masih calon Nanda, itu pun kalau Dia nerima! "

"Ya diterimalah, secara.. Kakak sepupu Gue kan ganteng, Ehh.. Btw Gue belum kenalan sama Dia tadi!, Ntar loe sampekin ya sama Dia, salam dari calon adik ipar.. Emm.. Gue pergi dulu ya, Soni udah nunggu didepan!"

Setelah bicara panjang lebar,akhirnya cewek itu pergi meninggalkan Dewa diruangan sendirian.

"Huh..saya jadi gugup gini ya, Asri ke

mana sih? Kok belum balik? "

Disaat Dewa sedang menetralkan jantungnya yang berdetak kencang sambil menunggu Asri diruangan.

Asri yang katanya pergi ketoilet, sekarang sudah berada didalam taksi menuju rumahnya.

Sejak keluar ruangan tadi, Ia bukannya ketoilet tapi malah keluar restoran dan memutuskan untuk pulang tanpa mengabari Dewa.

Ia benar benar merasa kecewa, karena setelah susah payah Ia move on, kini Ia harus merasakan luka untuk yang kedua kalinya.

❤️🖤❤️