Situasi tegang di tengah larut malam. Sontak empat pria memasang gaya sembari membuka jalan untuk pria terhormat. Jebran mengerutkan kening di antara tanda pembuka itu.
Sosok pria yang mungkin dikenalnya muncul.
Puk! Puk! Puk!
Tepuk tangan perlahan oleh si pria bernama Yasar.
"Yasar?" ucap Jebran terpelangah.
"Wah! Inilah mengapa aku selalu memintamu untuk menjadi agen rahasiaku, tapi kau menolaknya," ujar Yasar dengan wajah tersenyum sinis.
"Kenapa kau kemari?" tanya Jebran.
"Hei, jangan marah dulu! Aku punya bisnis denganmu," sebutnya.
"Aku tidak perlu uang," ketus Jebran.
"Hahaha, aku tahu. Mana mungkin aku memintamu untuk bekerja kepadaku, tapi ada sesuatu yang ingin kubicarakan," sebutnya.
"Bicaralah! Aku tidak punya waktu," dengus Jebran.
Keduanya berdiri dan saling menatap. Yasar mendekati Jebran dan mulai membisikkan sesuatu. Sontak raut mata Jebran terkesima dengan bisikan yang membuat dirinya terkejut.
"Tidak akan!" tampik Jebran.
