Kepalaku merunduk sembari menggusar-gusar rambutku. Dan akhirnya, aku hampir tertidur di atas meja kerjaku.
"Emira," panggil Arga ke arahku.
Sontak kepalaku berdiri dengan tegak dan menatap dirinya.
"Ah, ada apa?" tanyaku.
"Kau kenapa?"
Arga mengerutkan kening.
Dia merundukkan pandangan dan mendorong dagunya mengenai meja. Matanya tersorot padaku sembari mengintip perempuan yang ada di hadapanku.
"Psstts!" desisnya.
"Ah," sebutku.
"Ssttss!"
Dia mengancamku untuk bersuara.
Arga mengambil sepucuk kertas yang ada di atas meja, lalu menuliskan sesuatu.
"Bantu aku untuk mendekatinya!"
Tulisan yang ia tulis, diperlihatkan padaku.
Aku menatap tulisan Arga yang terlihat agak kikuk itu. Mataku memperhatikan gerak-gerik si karyawan baru itu. Sepertinya dia sangat serius menulis naskah berita.
"Hemm ...."
Aku menarik napas panjang. Dan meraih kertas yang bergelantungan.
Dengan lihainya aku menulis, "Lakukan sendiri, jika kau pria jantan!"