Dua lelaki bertemu, setelah satu tahun kemarin pernah bertemu dan saling menyapa. Hanya saja perbedaan waktu dan kejadian kali ini sangat berbalik dari kenyataan. Dilan yang tersenyum, kini perlahan meredup.
Langkahnya maju mendekati pria bernama Endru tersebut.
Tangannya mengepal bulat-bulat di bawah awan gelap. Malam itu mengantarkan keberanian di dalam diri Dilan.
Ia pun melayangkan bogem ke arah Endru dengan kuat.
Pow!
"Akh!"
Endru terdorong akibat pukulan keras oleh Dilan, dengan telapak memegangi pipinya yang meninggalkan bekas.
"Kau?!" gerutu Endru.
Dilan melangkah dan meraih kerah baju Endru dengan kuat. Matanya mencolot tajam ke arahnya persis kemarahan yang begitu membara.
Emosi membuncah hendak pecah di depannya.
"Sudah kukatakan jangan pernah mengganggu Emira," hardik Dilan.
"Heh!" ledek Endru.
"Lihatlah dirimu ini!" ejeknya lagi.
"Kau akan kubawa ke kantorku!" cecah Dilan.