"Ray, tunggu," kata Nicholas menarik tangan Raya.
"Apa?" Ketus Raya.
"Kenapa sih Lo? Gue ada salah?" Tanya Nicholas merasa aneh dengan sikap Raya.
Raya sebenarnya menyukai Nicholas namun enggan untuk mengungkapkan.
"Gapapa, udah ah Gue mau ke tempat OSIS," jawab Raya hendak pergi namun ditahan lagi oleh Nicholas.
"Kenapa sih Ray? Kok ngambekan gitu? Kaya anak kecil tahu," kata Nicholas membuat mata Raya berkaca-kaca.
Sosok Raya yang tegas yang tak pernah menangis dihadapan siapapun. Kini telah menangis hanya karena perkataan santai Nicholas.
"Loh loh? Kok nangis sih? Ray jangan nangis. Ikut Gue," Nicholas membawa Raya ketempat ambulance tadi.
Nathan masih disana bersama Freya. Nathan dan Freya merasa bingung dengan keduanya. Freya kebetulan lewat dan menghampiri Nicholas dan Raya. Freya melihat Raya menangis di pelukan Nicholas merasa aneh.
"Kenapa Lo Ray?"
Raya hanya menghiraukan pertanyaan Freya, lebih fokus menangis. Merasakan hangatnya dekapan Nicholas.
"Lo apain anak orang Nik? Wah udah ga bener ni bocah!" Kata Nathan sambil menggelengkan kepalanya.
Keempatnya hanya diam, tidak tahu harus berbuat apa. Pertama kali melihat seorang Raya Nevalda menitikan air mata berharga miliknya.
"Ray, udah ya. Sedih nih Gue jadinya. Jangan nangis ayo cerita sama kita ya?" Kata Freya menenangkan Raya.
Raya lalu mengalihkan pandangannya kepada Freya. Menatap Freya dalam dengan mata sayu.
"Freya Gue cemburu hiks," tangis Raya kembali terdengar.
"Ha? Sama siapa? Ihh gimana sih Ray? Jelasin dong Gue ga ngerti," kata Freya bingung.
"Gue suka sama cowok tapi dia malah mesra-mesraan sama orang lain," kata Raya sambil sesenggukan.
"Yah kirain Lu suka cewek," kata Nathan mengundang sebuah pukulan dibelakang kepalanya. Nathan meringis menatap Nicholas tajam.
"Siapa cowoknya? Perlu kita labrak si cewek?" Tanya Freya.
"Gak perlu! Gue... Biar Gue... Huwaa Gue gabisa Fey," isakan Raya semakin keras.
Nicholas, Nathan, dan Freya semakin bingung dengan tingkah Raya. Ternyata susah menenangkan Raya disaat Ia menangis. Freya memutuskan untuk mengajak Raya kembali ke tenda.
"Nik, kayanya cowok yang dimaksud Raya itu Lo deh," kata Nathan membuat Nicholas melotot.
"Apa-apaan? Mana mungkin lah gila! Lagian kalo emang Gue, kapan Gue mesra-mesraan cobak?" Kata Nicholas.
"Jangan-jangan, Raya cemburu sama Nayara lagi?" Perkataan Nathan membuat Nicholas terkejut.
"Ngapain? Emang Gue ngapain sama Nayara?"
"Tadi Lo gendong Nayara, nah setelah itu Raya langsung badmood kan? Kali aja karena itu," jawab Nathan.
Nicholas nampak berpikir keras. Memang ada yang salah jika menggendong adik sendiri? Oh shit! Nicholas lupa jika tidak ada yang tahu hubungan diantara keduanya. Nicholas segera berlari meninggalkan Nathan lagi. Nicholas membuka tenda lalu segera menggenggam tangan mungil Raya. Dengan nafas yang masih tak seimbang Ia menenggelamkan kepala Raya didadanya. Membiarkan Raya merasakan nafasnya yang tercekat.
"Maaf Ray, Gue ga bermaksud nyakitin Lo," suara berat Nicholas ditambah nafas yang tidak teratur. Menambah kesan seksi dari suaranya.
Raya memeluk erat pinggang Nicholas, sambil terus mengeluarkan air mata.
"Huh dasar! Mesra-mesraan didepan jomblo!" Bisik Freya lalu segera keluar tenda.
"Ngeselin banget sih si Raya! Niat baik juga malah dijadiin nyamuk! Mending Gue ketawain aja tadi!" Freya mengeluarkan unek-uneknya saat sudah berada diluar tenda.
Oh iya, Raya dan Freya tidak memiliki hubungan yang baik, keduanya adalah Rival. Mereka berdua berlomba mengejar jabatan sebagai ketua OSIS namun sayangnya Freya kalah. Kemudian dikelas keduanya juga sama-sama mengejar ranking 3 karena ranking 1 dan 2 dipegang oleh Nicholas dan Nathan. Dan sangat tidak mungkin mengejar dua badboy jenius itu. Tapi dibidang ini Freya lebih unggul.
"Tumben Lo baik sama Raya, Fey?" Perkataan Nathan mengagetkan Freya yang sibuk menghentak-hentakan kakinya.
"Gue kan emang baik. Dianya aja yang kejahatan," jawab Freya sambil melipat tangannya.
"Dihh dasar! Kakak Gue mana?" Tanya Nathan.
"Tumben manggil kakak. Ada maunya pasti," curiga Freya.
"Apaan sih gila Lo!" Pekik Nathan.
"Nathan..." munculah seorang yang Freya benci. Bella Calista pacar Nathan.
"Kenapa sayang?" Jawab Nathan membalas pelukan Bella lalu mencium bibir Bella.
Lagi, seseorang bermesraan dihadapan Freya. Ingin rasanya Freya mengunyel-ngunyel dua orang yang sedang berciuman panas itu. Tanpa basa-basi Freya langsung meninggalkan dua sejoli itu.
"Gimana? Udah selesai tendanya?" Tanya Nayara yang baru saja kembali sambil membawa dua kotak besar didepannya.
Dengan sigap Rendi mengambil alih satu kotak dan Reihan mengambil kotak lainnya. Nayara bilang akan mengambil persediaan makanan dan sekalian mengunjungi kedua kakaknya.
"Lama amat Lu Nay! Hayo abis ngapain?" Tanya Tiara sambil menaik turunkan alisnya.
"Ngantri tadi," jawab Nayara singkat sambil tersenyum.
"Terus ngapain tadi Lo pergi kearah ambulance?" Tanya Sandrina dengan nada sinis.
"Abis ketemu temen. Oh ya, Sandrina. Gue minta maaf soal tadi Gue nampar Lo. Gue refleks," kata Nayara tulus.
"Cuih! Gasudi Gue maafin Lo! Mendingan Gue tersesat sendiri dihutan, dari pada harus nerima permintaan maaf dari iblis kaya Lo!" Kata Sandrina sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Nayara hanya mengedikkan bahunya lalu membantu Tiara membangun tenda. Sandrina terlihat kesal dengan sikap bodo amat Nayara.
"Nay bantuin gue sini, jangan ladenin si benalu!" Kata Tiara menarik Nayara.
"Eh eh eh, Will bantuin berat gila! Woy!" Pekik Bastian saat salah satu tali terlepas dari tancapannya.
"Eh ini juga lepas Will," kata Gisel.
William segera memperbaiki semua kekurangan. Akhirnya semua tenda selesai dibangun.
"Silahkan kalian mengambil bola yang sudah diberi tulisan. Yang putri ambil di kanan yang putra ambil dikiri," jelas Raya.
Satu persatu murid mengambil bola dan mencari pasangannya. Nayara berkeliling melihat-lihat sekitar berusaha mencari pasangannya nanti.
"Punya Lo 29?" Tanya seorang siswa.
"Iya, Lo partner Gue kan?" Tanya Nayara lagi.
"Oh bukan itu yang duduk dibawah pohon partner Lo," kata siswa itu sambil menunjuk kearah temannya.
"Owh thanks ya," siswa itu berlalu meninggalkan Nayara. Nayara mulai berjalan mendekat kearah tenda tempat kerumunan siswa-siswa perokok. Banyak kaleng minuman keras berserakan. Nayara berjalan perlahan sambil menghindar dari siswa yang mabuk.
"Oh Nay kenapa?" Tanya seorang siswa lagi.
"29?" Kata Nayara to the point.
"Iya nih. Kita setim kan?"
Nayara menganggukan lalu segera pergi dari kerumunan para siswa itu. Nayara bernafas lega setelah beberapa saat menahan nafas agar tidak menghirup asap rokok.
"Gisel Lo sama Gue!" Pekik Andre yang kini sudah merangkul Gisel.
"Gue sama Indah," kata Bastian yang ikut merangkul Indah.
"Hmm siapa yang megang nomer 13?" Tanya William kepada teman-temannya.
"Gue Will," jawab Sandrina sambil mendekat ke arah William.
"Shit! Padahal Gue berharap Nayara!" Kata William pelan.
"Owh, kita partner hehe," kata William canggung.
"Gausah canggung-canggung. Gue santai kok orangnya," jawab Sandrina sedikit memegang pundak William.
"Oh iya," kata William sambil menurunkan tangan Sandrina dari bahunya.
"Eh ada yang lihat Nayara gak?" Tanya Tiara yang tiba-tiba datang bersama Reihan.
"Dari tadi habis makan malam udah ga keliatan dia," jawab Rendi.
"Sial! Ngapain cobak Gue setim sama Lo!" Bentak Tiara kearah Reihan.
"Gue bisa jagain Lo!" Kata Reihan tak kalah ngegas.
"Elo? Jagain Gue? Astaga hahaha ga salah denger? Astaga Will Lu denger Reihan bilang apa?" Kata Tiara sambil tertawa terbahak-bahak.
"Modelan kaya Lu ga mungkin lah bisa jagain Gue! Awas aja Lu nempel-nempel! Gue sikat pala Lo!" Ancam Tiara.
"Nay dari mana Lo? Ini siapa?" Tanya Rendi sambil menunjuk kearah siswa yang berada disebelah Nayara.
"Gue Jesse Adrian. Panggil Gue jesse," kata siswa yang bernama Jesse itu.
"Ngapain Lo sama Nayara?" Tanya Tiara.
"Dia partner Gue. Udah ayok kita kumpul," Nayara membimbing seluruh timnya lalu ke tempat kumpul.
"Tugas kalian malam ini adalah mencari nama anggota OSIS yang diikat disalah satu pohon. Total ada 20 nama anggota OSIS dan 10 nama samaran. Setiap Tim akan dibagi menjadi 2 kelompok lagi paham? Tim yang mengumpulkan nama terbanyak akan menjadi pemenangnya," kata Raya didepan seluruh murid.
"Kalo kita menang dapet apa kak?" Tanya Rendi.
"Dapet nomer telpon kak Nicholas," jawab Raya diiringi sorakan dari siswi-siswi.
"Ngapain Gue gila? Kenapa ga Nathan aja?" Tanya Nicholas.
Raya hanya menghiraukan perkataan Nicholas lalu segera pergi meninggalkannya.
Kelompok Reihan dibagi menjadi 2. Tim 1 Indah, Bastian, Andre, Gisel, Sandrina dan William. Sedangkan Tim 2 Nayara, Tiara, Jesse, Rendi, Reihan, dan Wulan. Wulan merupakan partner Rendi kali ini.