Chereads / OUR JOURNEY / Chapter 10 - Bab 9

Chapter 10 - Bab 9

"Anak-anak, kalian disuruh buat kelompok untuk camping nya kan? Udah buat belum?" Tanya Pak Arya, wali kelas Nayara.

"Belum lah pak, kan nunggu informasi lebih lanjut dari bapak," jawab Rendi.

"Informasi masalah apa ini? Nikahan Bapak?" Kata Pak Arya garing.

Pak Arya guru olahraga yang dikenal karena sifatnya yang humoris dan gak pelit nilai. Pak Arya dipilih menjadi wali kelas unggulan karena cara mengajarnya tidak membosankan dan lumayan menghilangkan rasa penat setelah belajar.

"Informasi kapan bapak dikeluarin dari sekolah! Ya tentang campingnya lah pak," kata Tiara.

"Yaudah kelompok sendiri-sendiri aja. Tapi di masing-masing kelompok harus ada yang bertanggung jawab. Kayak, Reihan, Rendi, William, Nayara, sama Tiara harus di kelompok yang beda," kata Pak Arya. Namun kelima remaja yang disebut namanya tadi malah membentuk kelompok yang sama.

"Heh! Kalian kenapa jadi satu gitu?" Tanya Pak Arya heran.

"Kan Indonesia bersatu, bapak nyuruh kita pecah belah emang?" Kata Rendi

"Ck! Gini nih murid yang patut disleding! he, pingin Gue tebas, untung anak orang," kata Pak Arya mengundang gelak tawa seluruh kelas.

"Gapapa deh, kalian berlima satu kelompok. Yang lain cepet cari kelompok," semua siswa mencari kelompoknya masing-masing.

"Perkenalkan kami dari kelompok... Persahabatan bagai kepompong. Berubah ulat menjadi kupu-kupu. Kami dari kelompok sipatu gelang," kata satu kelompok menyanyikan yel mereka.

"Gak nyambung banget! Lagunya kepompong nama kelompoknya malah lagu perpisahan. Oke selanjutnya!" Kini giliran kelompok Nayara yang memperkenalkan diri.

"Kami dari kelompok Guardian Angel! Terinspirasi dari... Gatau tiba-tiba muncul diotak hehe," kata Reihan dan Rendi cengengesan.

"Guardian Angel katanya, salah satu anggotanya aja Devil! Seharusnya namanya Guardian Devil, hahhahaha," kata Rani berusaha memancing amarah Nayara.

Nayara justru tersenyum, namun tatapan elang yang hanya dimilkinya masih setia menunggu untuk menerkam.

"Mulut Lo perlu Gue jahit ha?! Belum tentu Nayara yang lakuin itu! Lagian kalo emang iya Nayara yang lakuin, emang ngerugiin Lo?!" Teriak Tiara mengundang emosi Rani.

Rani lalu berjalan mendekat kearah kelompok Nayara.

"Percuma pinter tapi ga punya attitude. Aib sahabat sendiri aja dibongkar, ati-ati temenan sama dia," kata Rani sambil menunjuk kearah Nayara.

"Ran mending Lo balik ke tempat duduk Lo. Jangan nyari ribut!" Bentak Reihan.

"Bisa-bisanya orang kaya Lo masuk kelas unggulan! Mending sekelas sama si Gisel," Rani hendak mendekat kearah Tiara namun dicegah oleh William.

"Udahan ributnya?" Tanya Pak Arya dengan mata tajam.

"Nah karena udah selesai, bapak persilahkan kalian istirahat duluan," kata Pak Arya.

Satu-satu siswa meninggalkan kelas, hanya tersisa Pak Arya, Reihan, dan Nayara.

"Bapak liat kemarin kamu berantem ya sama Gisel anak IPA2 ya?" Tanya Pak Arya mendekati Nayara.

"Nggak kok pak, cuma masalah remaja. Nanti juga balikan lagi, yakan Nay?" Kata Reihan.

"Kamu namanya Nayara? Kalo begitu ayo Nayara, bantu bapak bersih-bersih gudang," Pak Arya lalu menarik Reihan mengikutinya.

"Yah yah pak. Saya Reihan kali," kata Reihan saat sudah sampai di gudang penyimpanan.

"kena masalah apa si Nayara?"

"Jadi kemarin Nayara di fitnah gitu sama Gisel terus berantem. Nggak berantem deng, lebih ke Giselnya marah-marah, tapi Nayara cuma bengong," jelas Reihan.

"Nayara emangnya cupu ya?" Tanya Pak Arya karena kalau dilihat-lihat Nayara tidak mungkin diam saja jika di fitnah.

"Bukannya cupu pak! Nayara kayanya males ngeladenin, kemarin aja dia ngaku kalo dia yang nyebarin berita. Tapi menurut saya, bukan Nayara yang nyebarin," jelas Reihan lagi.

Pak Arya hanya diam tidak berniat menanggapi ucapan Reihan.

"Bapak kok malah santai sih? Udah ah saya mau makan siang dulu," kata Reihan lalu meninggalkan gudang.

HARI CAMPING

"Nayara..." Teriak Tiara memanggil Nayara.

Nayara segera mendatangi temannya itu disusul oleh Reihan dan Rendi.

"Wihh cantik banget Lo Nay," puji Rendi.

Nayara hanya memakai celana training dan T-shirt saran Nathan.

SEHARI SEBELUM ACARA CAMPING

"Naya jangan lupa bawa jaket, sama selimut, sama bantal kalo perlu," kata Nicholas sambil merapikan tasnya.

"Kaya mau pindahan bawa-bawa bantal segala. Pake baju simple yang penting nyaman aja," kata Nathan santai.

Tas Nicholas siap, Nicholas lalu ikut bergabung dengan Nathan.

"Kak cantik gak?" Tanya Nayara dari kamarnya. Memperlihatkan croptop dan celana panjang agak longgar.

"Jelek!" Pekik kedua kakak Nayara. Nayara lalu kembali ke dalam kamarnya mencari baju lain.

"Kalo yang ini?" Nayara memakai sweater oversize dan celana pendek. Nayara hampir tak terlihat memakai celana.

"Ganti yang lain!" Kata kedua laki-laki yang duduk disofa bersamaan.

"Terus yang mana?" Bentak Nayara.

Nathan dan Nicholas segera naik kekamar adiknya lalu memilihkan baju. Nayara hanya memperhatikan kedua kakaknya sambil sesekali bercermin. Nayara lalu mengangkat croptop yang tadi Ia pakai.

"Padahal ini keren jadi kaya bad girl gitu. Kenapa dibilang jelek sih?" Kesal Nayara.

"Terlalu terbuka," jawab Nicholas.

"Mirip sama jalang yang sering sama Gue," jawab Nathan.

Nayara hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Ternyata itu alasan kakak nya melarang Nayara memakai itu.

"Terus sweater ini kan bagus, lucu. Ngapa dibilang ga bagus?" Tanya Nayara sambil memutar tubuhnya.

"Kaya gak punya celana," jawab Nicholas masih sibuk mencari pakaian Nayara.

"Gak cocok sama Lo! Bajunya lucu mukanya ganas. Perpaduan yang sangat sangat tidak cocok. No no no," kata Nathan sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

Nayara hanya pasrah lalu duduk sambil memainkan ponselnya. Tas Nayara siap, Nayara tidak perlu repot-repot jika kedua kakaknya sudah bertindak. Memang kelihatan manja, tapi dari pada salah milih baju dan akhirnya terjadi hal yang tidak diinginkan?

"Besok Lo pake celana training, biar couple kita bertiga. Ok?" Kata Nathan lalu melemparkan celana training yang sudah dibeli Nathan untuk kedua saudaranya.

"Ogah Gue pake celana kembaran sama Lo! Muka sama, celana sama, tinggal baju aja yang belum," kata Nicholas melempar celana training yang diberi Nathan.

"Oh iya, tada," Nayara mengangkat 2 baju couple yang sengaja di beli oleh Nayara.

"Apaan lagi itu astaga," kata Nicholas.

"Baju couple, cocok nih. Besok pake ya kakak-kakakku. Bhaks" Tawa Nayara pecah setelah melihat wajah Nicholas dan Nathan yang tak terlihat senang.

"Gamau!" Kata keduanya.

"Yaudah tinggal bilang ke mama kalo kalian ga jagain Naya dengan benar. Gimana? Masih mau nolak?" Ancam Nayara.

"Kan kita jagain Lo dari jauh Nay, fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan," kata Nathan.

"Seminggu ini Naya sedih loh. Masak kalian gamau balikin senyum Naya? Capek tahu gak sih seminggu ini datar mulu," kata Nayara dengan puppy eyes nya.

Mau tidak mau Nicholas dan Nathan mengiyakan permintaan adiknya.

Dan disinilah mereka berdua berakhir. Dihadang siswi-siswi saat baru saja setelah turun dari mobil. Penampilan mereka terlihat imut.

"Yaampun Kak Nicholas uwu banget sih," kata seorang siswi.

"Pingin macarin ihh gemes," sambung yang lainnya.

Nayara yang melihat dari jauh menahan tawanya melihat kedua kakaknya merasa tersiksa. Bayangkan saja the most wanted SMA Kejora, berpakaian imut kali ini.

"Astaga Nay, kak Nicholas imut banget. Kak Nathan apa lagi omaigat," kata Tiara heboh sedari tadi.

"Nay, celana Lo couple an tuh sama mereka berdua," kata Rendi yang sadar akan celana training Nayara.

"Kebetulan kali. Emang Gue aja yang punya celana kaya gini?" Kata Nayara sambil tertawa.

"Tumben liat Nayara ketawa astaga. Imut juga Lo," kata Reihan. Semenjak mereka dekat, untuk melihat senyum Nayara adalah sebuah berkah bagi dua laki-laki itu.

"Bagus dong Nayara mau senyum. Jujur takut Gue liat tatapan tajem dari Lo mulu," kata Tiara lalu merangkul Nayara.

"Ayo lah masuk bis," ajak Rendi.

Keempat teman itu dengan sesekali tertawa berjalan kearah bus terparkir. Keempatnya menjadi pusat perhatian karena mereka terlihat cocok berjalan bersama.

Reihan terlihat gagah dengan baju setengah lengan dan celana longgar beserta sepatu kets putih.

Rendi memakai baju lengan panjang dan celana pendek selutut dengan sabuk yang sedikit terlepas.

Tiara dengan sweater plus rok mininya, menambah kesan fenimin.

Apalagi Nayara, Celana longgar dan T-shirt santai membuat Nayara terlihat swag.

"Pingin deh gabung sama kelompok itu," kata Santi teman geng Rani.

"Apa Lo bilang? Yaudah sana gabung!" Bentak Rani membuat Santi ciut.

Gisel dari tadi memperhatikan Nayara, entah kenapa hatinya sakit melihat sahabat yang dulunya dekat dengannya kini malah terasa semakin jauh. Padahal itu karena ulahnya sendiri, bertindak tanpa berfikir. Gisel setia memandangi senyum yang terukir diwajah Nayara yang selama ini jarang dilihat Gisel. Kenapa malah Gisel yang bersedih? Seharusnya Nayara yang paling sedih saat ini.

"Gisel ayo naik," ajak Bastian.

Gisel dan teman-temannya akhirnya menaiki Bus.

"Kok Lo bengong mulu sih?" Tanya Bastian karena sedari tadi Gisel hanya melamun, mengingat senyum Nayara.

"Gapapa, ga mood aja," jawab Gisel singkat.

"Eh btw baju Gue hari ini bagus gak?" Tanya Indah mencoba berkomunikasi dengan Gisel.

"Bagus kok," jawab Gisel tanpa melihat ke arah Indah sekalipun.

"Anak-anak, apa masih tersisa tempat kosong?" Tanya Pak Arya.

"Masih pak, di barisan belakang. Cukup untuk 5 orang," jawab Bayu ketua kelas Gisel.

"Ok nak silahkan duduk dibelakang," kata Pak Arya mempersilahkan 5 orang murid yang tidak dapat kursi di bus mereka.

"Nayara kan?" Heboh Indah.

Nayara, Tiara, William, Reihan dan Rendi. Yang kebetulan dilempar ke bus lain karena kurangnya tempat. Pandangan Nayara dan Gisel bertemu, Nayara berdiri sejenak hingga suara Tiara menyadarkannya.

"Nay, cepetan maju."

Nayara lalu duduk disamping jendela.

"Will, kamu duduk disebelah cewek baju pink," kata Pak Arya menunjuk Gisel.

"Hai Gisel," sapa William.

Gisel menahan senyumnya. Perasaannya antara tidak nyaman karena harus ada Nayara didekatnya dan senang karena Ia bisa duduk disebelah William.