Awalnya Sehan tidak merasa bahwa pria itu akan memanggilnya, tetapi ketika ia sedang menundukkan kepala, tiba-tiba saja terdengar suara dari seseorang yang begitu dikenalinya tersebut yang baru saja memanggil namanya sehingga laki-laki itu yang mengetahuinya pun langsung menatap ke arah David dan Celine yang saat ini sedang memandang ke arahnya.
"Kak David," panggil Celine. "Untuk apa Kakak memanggilnya?"
"Dia juga adalah adikku, Celine," jawab David. "Dia juga adalah kakakmu, bukankah kita masih saudara sedarah?"
Sehan yang mendengarnya pun langsung terdiam mendengar bagaimana Celine yang begitu mengabaikannya sehingga membuat laki-laki tersebut yang mengetahuinya menghela nafas.
"Celine," panggilnya. "Aku ke sini untuk meminta maaf kepadamu."
"Aku tidak butuh maafmu, Kak Sehan."
"Hey, jangan berkata seperti itu kepada kakakmu sendiri, Celine. Aku tidak suka kau berkata seperti itu kepadanya."
"Seandainya saja Kakak tahu apa yang sudah dia lakukan kepadaku."
Kening David langsung berkerut setelah mendengar apa yang baru saja di katakan oleh seseorang tersebut sehingga kini pria itu memandang ke arah adik laki-lakinya itu yang saat ini sedang menundukkan kepala.
"Sehan."
"Maafkan aku, Kak David."
"Apa yang sudah kau lakukan padanya?"
"Aku benar-benar minta maaf, Kak. Tetapi, aku tidak bersungguh-sungguh bersikap seperti itu kepadanya."
"Katakan yang sejujurnya padaku, Sehan. Apa yang sebenarnya terjadi, hah?"
Tatapan David yang begitu tegas membuat Celine langsung tersenyum smirk melihat seseorang yang berada di depan sana yang saat ini sedang merasa ketakutan sehingga membuat gadis tersebut berbicara.
"Cepat katakan yang sebenarnya kepada Kak David, Kak Sehan. Aku tidak ingin kau dan kakakku yang lainnya terus menyakitiku."
Sepertinya memang sudah waktunya Sehan untuk mengakui semuanya sehingga kini laki-laki tersebut mau tidak mau untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi di rumah besar ini.
"Celine disiksa oleh Ayah, Kak David, tetapi tidak ada yang berani menghentikannya, jadi aku merasa bersalah padanya."
"Apa?"
Kemudian tatapan David kini beralih kepada seorang gadis cantik yang saat ini berada di sampingnya dengan keterkejutannya yang begitu luar biasa. Pria itu melihat Celine yang mulai menitikkan air matanya sehingga kini ia langsung membawa sang adik ke dalam pelukan. Dirinya benar-benar tidak mengetahuinya selama ini, karena ku pikir tak akan ada masalah yang lebih berat dari yang dialaminya.
"Maafkan aku, Celine. Aku terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri sampai aku tidak tahu apa yang telah terjadi kepada adikku sendiri."
"Sekarang, katakan padaku, Celine. Apakah ini adalah alasanmu memintaku untuk membawamu tinggal bersamaku?"
Celine yang sedang menangis pun langsung menyunggingkan kedua sudut bibirnya tersenyum denga napa yang baru saja di katakan oleh David kepadanya sehingga kini laki-laki tersebut yang mengetahuinya menghela nafas.
"Aku akan berbicara pada Ayah."
"Jangan!"
"Kenapa? Aku harus tahu apa alasan Ayah melakukan semua itu!"
"Kak, aku mohon jangan melakukannya."
Sementara itu Sehan yang sedari tadi diam pun ikut merasa menyesal karena selama ini ia tidak bisa menjaga adiknya dari ayahnya sendiri sehingga dirinya kini harus menerima rasa sakit yang didapatkan dari Celine.
"Jika Kak David memang menyayanginya, aku harap kau bisa membawanya keluar dari rumah ini."
Celine dan David yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya kepada Sehan yang saat ini sedang memandangnya dengan sendu. Kedua orang tersebut melihat bagaimana laki-laki itu yang terlihat sangat hancur sehingga membuat pria itu yang mengetahuinya pun menghela nafas.
"Sehan," panggil David. "Kalau begitu, bisakah kau menceritakan yang sebenarnya terjadi? Aku akan menjaga Celine dengan baik, jika memang benar dia tidak melakukan kesalahan apapun."
"Baiklah," ujar Sehan dengan senyum tipisnya itu. "Aku bisa menceritakannya kepadamu."
Kemudian pandangannya beralih kepada Celine yang saat ini sedang memandangnya. "Tetapi sebelum itu, sebaiknya kau bertanya lebih dulu kepadanya sebelum akur menceritakan yang terjadi."
Hal itu membuat pandangannya David langsung beralih kepada seorang gadis yang berada di sampingnya saat ini sehingga kini laki-laki tersebut yang mengetahuinya pun tersenyum.
"Adikku, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Ayah, dia selalu memperlakukanku dengan sangat berbeda. Aku merasa taka man berada di rumahku sendiri, benar-benar sangat terasa asing."
"Apa kau benar-benar tidak memiliki alasan apapun?"
"Tidak, Kak David."
David yang mendengar itu langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali memandang Sehan yang saat ini masih berdiam diri di depan sana.
"Sehan, sekarang kau ikut denganku."
"K-kemana?"
"Aku ingin mendengar semuanya darimu."
Sehan memandang seorang gadis yang berada di depan sana, begitu pula dengan Celine yang saat ini juga sedang menatapnya sehingga membuat laki-laki tersebut yang mengetahuinya pun langsung menghela nafas seketika.
"Baiklah."
Akhirnya David pun memeluk erat sang gadis sekali lagi sebelum akhirnya benar-benar berlalu pergi meninggalkannya di dalam kamar dengan Sehan yang mulai berjalan di belakang untuk mengikutinya.
"Kak Sehan."
Saat laki-laki itu melintas di depan Celine, ia langsung menghentikan langkahnya dan menatap seorang gadis yang berada di sampingnya tersebut sehingga dirinya yang mengetahui hal itu menghela nafas.
"Celine …"
"Aku harap kau menceritakan semuanya kepada Kak David."
Sehan hanya diam dengan tatapannya yang begitu dalam kepada seseorang yang berada di hadapannya saat ini. Sedangkan Celine saat ini tersenyum tipis melihat bagaimana saudaranya tersebut memandangnya dengan seperti itu.
"Aku tahu kalau kau sebenarnya peduli padaku, jadi … untuk kali ini ku mohon padamu untuk menceritakan semuanya kepada Kak David. Aku berjanji akan membawamu pergi dari rumah ini, jika seandainya kau membantuku."
"Tidak perlu." Sehan tersenyum, kemudian satu tangannya mengusap puncak kepala dari adiknya tersebut dengan penuh kasih sayang.
"Tapi kenapa? Ayah sudah jahat padaku, aku juga tahu kalau kau pernah mendapatkannya seperti apa yang sudah ku dapatkan, kan?"
"Aku masih mampu untuk menjaga diriku dengan baik, Celine. Tetapi tidak dengan dirimu sendiri, kau membutuhkan Kak David untuk bisa keluar dari penderitaanmu sendiri."
Mendengar itu membuat Celine langsung memalingkan wajahnya ke arah lain dengan helaan nafas beratnya tersebut, sedangkan Sehan hanya diam tersenyum sebelum akhirnya benar-benar berlalu pergi meninggalkan sang adik dengan perasaan yang sulit dijelaskan.
"Aku akan mengorbankan diriku sendiri untukmu, Celine. Ini adalah bentuk kepedulianku untuk yang terakhir kalinya kepadamu, sebelum akhirnya Ayah akan kembali menyakitiku."
Sehan terus melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruangan di mana David yang sudah menunggunya. Hari ini apapun yang akan terjadi, ia akan mempertanggungjawabkannya sehingga dirinya kini menarik nafasnya dalam sebelum akhirnya menghembuskannya kembali.
Tidak terasa kini ia sudah berhenti di depan sebuah pintu ruangan di mana di dalamnya pasti David sudah menunggu dirinya. Mengetahui hal tersebut membuat Sehan langsung merapikan pakaiannya sejenak, lalu menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menghembuskannya kembali dan setelah itu pintu pun dibukanya.
"Kak David."