Chapter 9 - BUKTI CCTV

"Setelah ini ke mana kita akan pergi?"

David yang baru saja memasuki mobil itu bertanya kepada seorang wanita yang berada di sampingnya tersebut dengan senyum manisnya.

"Hey, bukankah kau masih banyak pekerjaan?" ujar Jane dengan kening yang berkerut. "Sudah, kau menjanjikan membeli pakaian untukku saja ini sudah lebih dari cukup."

"Kau tidak ingin sesuatu?" tanya David dengan kedua alis yang terangkat memandang seseorang yang berada di sampingnya saat ini.

"Tidak," jawab Jane. "Ayo cepat antar aku pulang saja."

Setelah itu seseorang yang berada di sampingnya saat ini langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk melajukan mobilnya pergi menjauhi toko tersebut.

Selama perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan dan hanya terdengar suara audio mobil.

Jane yang hanya diam sembari menatap jalanan raya dengan pikirannya yang terus saja tertuju kepada seorang gadis yang tiba-tiba datang ke Mansion.

Ia ingin bertanya kepada David, tetapi dirinya merasa bahwa ini bukanlah saat yang tepat untuk menanyakan hal tersebut sehingga dirinya kini menjadi merasa dilema sendiri.

Tetapi David yang berada di sampingnya pun menoleh dan melihat sesuatu yang tidak biasa sehingga membuat pria tersebut langsung bertanya.

"Ada apa?" tanyanya dengan satu tangannya yang saat ini mencoba menyentuh pergelangan tangan sahabatnya tersebut. "Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu."

Jane yang terkejut pun langsung menoleh ke arah samping di mana David berada. Wania tersebut menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Tidak ada David," jawab wanita itu sembari melepaskan genggaman tangannya dari seorang pria di sampingnya. "Aku tak memikirkan apapun, mungkin itu hanya perasaanmu saja."

Pria itu yang merasa bahwa ada yang tidak beres dengan seseorang di sampingnya pun langsung menghela nafas dengan pandangannya yang sedari tadi tidak lepas dari jalan raya.

Hingga di mana lampu lalu lintas berwarna merah membuatnya langsung menghentikan mobilnya lalu David mengambil kesempatan untuk menanyakan lebih detail kepada seorang wanita di sampingnya ini.

"Aku sudah mengenalmu bertahun-tahun, Jane. Jadi kau tidak bisa membohongiku sama sekali, katakanlah apa yang terjadi."

Wanita di sampingnya saat ini mulai memejamkan kedua matanya mencoba menahan diri untuk tidak menitikkan air mata.

Menurut Jane, ini akan terlalu berlebihan jika seandainya ia menangis di hadapan David. Ini bukan dirinya sama sekali dan wanita tersebut tidak ingin terlihat lemah di hadapan pria tersebut.

"Jane," panggil David. "Aku akan berhenti bertanya jika kau mengatakan yang sebenarnya."

"David ..." Wanita itu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali memandang seorang pria di sampingnya. "Apa kau memiliki seseorang?"

Pria itu yang mendengarnya pun langsung mengerutkan keningnya menatap seorang wanita yang berada di sampingnya saat ini sebelum akhirnya David hendak membuka suara.

Akan tetapi suara klakson membuat David dengan sangat terpaksa harus mengurungkan niatnya sehingga membuat pria tersebut kini langsung melajukan mobilnya. Sedangkan Jane menundukkan kepala lalu menghela nafas dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

***

Sebuah mobil baru saja memasuki area Mansion membuat Jane yang mengetahui hal tersebut langsung mengambil barang belanjaannya itu lalu keluar dari dalam mobil meninggalkan David seorang diri.

Tetapi, sebelum itu Jane tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pria itu yang sudah memberikan semua ini.

"Apa yang terjadi padanya? Kenapa Jane bertanya seperti itu?"

David yang masih berada di dalam mobil pun langsung memijit pangkal hidungnya sejenak sembari memikirkan yang terjadi kepada Jane.

'David, apa kau memiliki seseorang?'

Hal tersebut membuatnya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya keluar dari dalam mobil untuk mengecek CCTV.

"Raka!" panggilnya yang saat ini berada di luar mobil.

Seorang pria yang merupakan bodyguard David pun baru saja datang, lalu menundukkan kepala sebelum akhirnya berkata, "Ya, saya di sini Tuan muda."

David yang melihatnya pun langsung menghela nafas sejenak dengan kedua tangan yang berkacak pinggang.

"Raka, bisakah kau kirimkan video rekaman CCTV Mansionku?" pinta David. "Aku akan kembali ke kantor, jadi sebaiknya kau secepatnya memberikannya kepadaku."

Seorang pria yang berada di hadapannya pun langsung mengangguk. Raka berkata, "Baik, Tuan muda. Secepatnya saya akan mengirimkannya kepada anda."

David yang mendengarnya pun langsung mengangguk lalu berjalan hendak memasuki mobilnya kembali meninggalkan Raka yang masih menundukkan kepalanya itu sebelum akhirnya pria tersebut melihat kepergian majikannya itu dari hadapannya.

"Apa yang telah terjadi?" gumam Raka dengan kening yang berkerut. "Apa ada seseorang yang masuk ke Mansion? Sejak kedatangan gadis asing itu, Tuan muda menjadi sangat lebih ketat sekarang."

Setelah itu Raka pun memutuskan untuk kembali masuk ke Mansion dan menuju ke sebuah ruangan khusus di mana semua CCTV yang terpasang akan terlihat di sana.

"Mari kita lihat apa yang sebenarnya terjadi."

Pria itu baru saja mendudukkan dirinya di kursi menghadap sebuah komputer yang memperlihatkan beberapa ruangan Mansion dan sekitarnya di sana.

Beberapa saat kemudian kedua matanya langsung terbelalak ketika melihat sesuatu yang tidak biasa di sini membuat Raja yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas.

"Bukankah gadis itu sudah diusir oleh Tuan muda? Lalu untuk apa dia kembali ke sini, hah?"

Merasa bahwa ini adalah suatu hal yang sangat penting membuat Raka langsung mengirimkannya kepada David untuk dilihat oleh tuan mudanya secara langsung.

***

David yang baru saja sampai di basement langsung mengerutkan keningnya ketika mendengar suara notifikasi dari ponselnya.

Ia langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk memastikan siapa yang baru saja mengiriminya sebuah pesan hingga dirinya melihat sesuatu yang ditunggu-tunggunya itu.

Kedua matanya langsung menajam ketika melihat sesuatu di layar ponselnya yang membuat David tanpa sadar langsung mengepalkan satu tangannya.

"Apakah ini yang dimaksud oleh Jane?" gumam David lalu memasukkan kembali ponselnya ke saku crlnnya tersebut. Pria itu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali berkata, "Pantas saja Jane menanyakan seperti itu. Tetapi ... untuk apa dia kembali setelah aku mengusirnya?!"

Setelah itu David langsung melangkahkan kakinya menuju ke kantor untuk segera sampai di ruangannya dan memikirkan semuanya.

Sepertinya gadis itu sudah memancing amarah dari seorang David sehingga membuat pria tersebut akan melakukan sesuatu agar dia tidak lagi kembali ke Mansion nya.

David tidak pernah mengenalnya, ia tak pernah melakukan kesalahan apapun sehingga dirinya harus didatangi oleh seseorang yang bahkan tak dikenalinya tersebut sama sekali.

"Lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan!" ujarnya dengan kedua tangan yang mengepal kuat.

Pria itu mengabaikan semua karyawannya yang hendak menyapa tetapi urung ketika melihat atasannya yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja.

***

Kini David baru saja sampai di ruangannya dengan pria itu yang langsung mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya tersebut untuk meminta bantuan sahabatnya.

Pria itu akan membayar mahal berapapun hanya untuk menyelesaikan permasalahan yang satu ini. Ia tidak akan kalah hanya karena seorang gadis asing itu, karena yang dirinya pikirkan adalah Jane.