Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan dari kedua orang yang bersahabat satu ini. David mengikuti Jane dengan sabar yang saat ini sedang melihat-lihat pakaian yang berada di dekat mereka tanpa melepaskan genggaman tangannya satu sama lain.
Mungkin orang lain akan mengira bahwa mereka benar-benar memiliki hubungan yang serius, padahal David dan Jane hanyalah sebatas sahabat yang tidak pernah ingin mengubah status mereka lebih dari itu, karena rasa takut kehilangan yang begitu besar.
Hingga akhirnya salah satu di antara mereka pun menolehkan kepalanya ke samping ketika melihat sebuah gaun yang menarik perhatiannya.
"Oh, bagus sekali. Jane, aku akan pergi ke arah sana lebih dulu, ya!" ujar David dengan kedua matanya yang berbinar memandang sebuah gaun yang cantik itu. "Tunggu sebentar, kau pasti akan menyukainya."
Karena Jane yang tidak memerhatikan sehingga wanita itu tak menyadari keberadaan dari David yang sudah tidak berada di dekatnya.
"David, apa pakaian ini cocok untukku?"
Wanita itu mulai memutar tubuhnya ke belakang sembari tersenyum hendak memperlihatkan pakaian yang dipilihnya saat ini kepada seorang pria yang sedang bersamanya.
Hanya saja ...
"David ---?!" panggil Jane dengan kening yang berkerut. Pandangannya langsung beralih memerhatikan sekitar untuk mencari keberadaan dari pria tersebut. "Ke mana dia pergi? Bodoh sekali, aku sampai tak menyadarinya."
***
Sementara itu di lain tempat kini David sedang menatap sebuah gaun yang menarik perhatiannya sedari tadi hingga akhirnya pria tersebut mendapatkannya dan meminta salah satu pelayan yang ada di sini untuk mengemasnya.
"Tolong gaun yang satu ini, ya."
Seorang perempuan berjalan menghampirinya dengan kepala yang tertunduk sehingga membuat David yang mengetahui hal tersebut langsung mengerutkan keningnya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya pria itu kepada seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
"I-iya, aku baik-baik saja," jawab pelayan tersebut. "Apa ada yang lain lagi yan ingin kau pilih?"
David menghela nafas lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada sebuah gaun pilihannya itu sebelum akhirnya kembali berbicara dengan pelayanan tersebut.
"Hm, sepertinya tidak ada," jawabnya tersenyum menatap gaun yang berada di hadapannya saat ini.
Setelah itu pelayan tersebut langsung pergi meninggalkan David seorang diri hingga akhirnya pria itu mendengar suara seseorang yang datang membuatnya yang mengetahui hal tersebut langsung memutar tubuhnya ke belakang di mana ternyata sudah ada Jane di sana.
"David, apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya wanita itu dengan kening yang berkerut. "Aku sudah mencarimu ke mana-mana, dan ternyata kau berada di sini."
Pria itu yang mendengarnya pun langsung menaikkan kedua alisnya lalu terkekeh sejenak sebelum akhirnya berbicara.
"Tidak ada, ayo kembali melihat-lihat pakaian untukmu," ajaknya kepada Jane. Sedangkan wanita itu yang mendengarnya pun langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya menaikkan satu alisnya memandang ke arah David.
***
"Apa kau sudah selesai?" tanya David kepada seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
Jane yang baru saja selesai memilih pakaian pun langsung menganggukkan kepalanya tersenyum sebelum akhirnya David menyunggingkan kedua sudut bibirnya menatap seorang gadis yang berada di hadapannya saat ini.
"Kalau begitu aku pergi dulu," ujarnya yang membuat David langsung mengerutkan keningnya seketika.
"Kau mau ke mana?" tanya David dengan kening yang berkerut.
"Aku akan pergi ke kasir," jawab Jane denah Keuda alis yang terangkat. "Ada apa?"
"Sudah, biar aku saja yang melakukannya. Sebaiknya kau tunggu di depan saja, oke?"
Tanpa rasa curiga, Jane pun menganggukkan kepala sembari tersenyum sebelum akhirnya benar-benar berlalu pergi keluar dari Toko.
Sementara David saat ini memandang kepergian dari wanita tersebut lalu berjalan menuju kasir untuk membayar.
***
Di sisi lain saat ini seorang gadis masih menatap seseorang yang masih terbaring tak berdaya di rumah sakit membuatnya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas seketika.
Satu tangannya menyentuh punggung tangan dari seseorang yang berada di hadapannya saat ini denah kedua mata yang berkaca-kaca karena ini sudah setahun lamanya berlalu, akan tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan sadar membuatnya semakin merasa terpuruk.
"Kau harus bangun, aku tidak memiliki siapapun di dunia ini selain dirimu."
Entah harus memercayai siapa untuk saat ini, karena baginya tak ada yang bisa lebih dipercaya selain seseorang yang masih terbaring lemah tidak sadarkan diri dari seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
Kemudian ia menundukkan kepalanya dengan air mata yang kembali berjatuhan membuat dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas.
"Aku ... kesepian."
***
Jane yang sedari tadi berdiam diri menunggu di depan toko pun, kini mendengar suara langkah kaki yang mendekat membuat wanita tersebut yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah samping di mana seseorang yang ditunggu-tunggu itu berada.
"Maaf, apa aku membuatmu menunggu terlalu lama?" tanya David.
Sementara seorang wanita yang berada di hadapan saat ini langsung berdecak kesal dengan kedua tangan yang melipat di dada.
"Ya, kau membuat kakiku terasa pegal karena terlalu lama berdiri di sini!"
David yang mendengarnya pun langsung terkekeh sejenak sebelum akhirnya kembali berkata, "Kalau begitu mari kita mampir ke suatu tempat lebih dulu agar kau tidak kesal lagi padaku," ujarnya.
"Kau selalu bisa membuatku sulit untuk kesal padamu, David." Jane yang semula menekuk wajahnya, kini sudah bisa kembali tersenyum sehingga membuat wanita tersenyum yang mengetahuinya pun langsung menghela nafas seketika. "Baiklah, ayo kita pergi."
Setelah itu Jane pun menatap seorang pria di sampingnya dengan kedua alis yang terangkat sehingga membuat David yang mengetahui bahwa dirinya masih saja berdiam diri di tempatnya pun kebingungan.
"Ada apa?" tanya David.
"Kau yang kenapa? Ayo cepat berjalan lebih dulu saja."
"Hey, ladies first baby."
Jane yang mendengarnya pun langsung membelalakkan kedua matanya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di sampingnya saat ini sehingga membuat wanita tersebut langsung berjalan lebih dulu meninggalkan David yang kini memandangnya terkekeh.
"Aku mencintaimu, Jane," gumam David tersenyum.
Tidak perlu banyak orang yang tahu bagaimana perasaan dirinya terhadap seorang wanita yang berada di hadapannya itu, karena ia hanya ingin menikmati kebersamaan tanpa ada yang harus mengganggunya.
David sudah menganggap wanita itu seperti seseorang yang selalu harus terlibat ke dalam hidupnya. Jane adalah orang yang beruntung mendapatkan semua perlakuan yang jarang didapatkan oleh para wanita yang menginginkan untuk bersama pria itu.
Karena sudah banyak wanita yang menjadi korban perasaannya sendiri hanya karena berharap pada seorang David yang dingin dan sangat sulit untuk berbicara jika tidak berkepentingan dengannya.
***
Jane yang sudah lebih dulu berada di dalam mobil pun menatap dalam seorang pria yang berjalan hendak masuk dengan perasaan yang tak karuan.
Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang mengusik pikiran dan hatinya setelah kedatangan seorang gadis yang datang ke Mansion tadi pagi.
Akan tetapi, Jane lebih memilih untuk mengurungkan niatnya lebih dulu. Ia masih ingin menikmati hari baiknya bersama seorang pria yang sudah berada di sampingnya saat ini sehingga dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung menyunggingkan kedua sudut bibirnya.