Pukul 12.00
Seorang pria saat ini baru saja selesai dengan pekerjaannya. Ia langsung meregangkan ototnya setelah berjam-jam menghadap berkas dan laptop sehingga dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas seketika.
David memijit pangkal hidungnya dengan posisi yang sedang bersandar. Ia begitu lelah, dan dirinya tiba-tiba saja teringat dengan sesuatu sehingga kini pria tersebut yang mengetahuinya langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Halo Sayang."
Kening David langsung berkerut setelah mendengar apa yang baru saja didengar olehnya sehingga kini pria tersebut yang mengetahuinya pun langsung menghela nafas.
"Hey, kau yang benar saja. Aku masih waras, meskipun di luar sana selalu berpikir seperti itu."
"Ya, aku tahu kau adalah pria tampan dan pemberani."
David yang mendengar itu langsung memutar kedua bola matanya.
"Seandainya saja aku tidak membutuhkanmu, kau mungkin sudah mati saat ini juga."
Di seberang sana seorang pria menaikkan satu alisnya setelah mendengar apa yang baru saja dikatakannya oleh seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
"Wow, sungguh takut, sekarang kau sudah berani mengancamku, ya?" ujarnya.
"Sejak kapan aku takut padamu, hah?" sarkas David.
Setelahnya terdengar suara seseorang di seberang sana sehingga membuat David langsung menghela nafas.
"Woah, tenanglah, aku tidak benar-benar serius. Oh, ya, ada apa kau menghubungiku?"
"Aku ingin kau mengangkat sebuah berita ke media."
Mendengar itu membuat kening dari seseorang yang berada di seberang sana langsung berkerut membuat Daniel yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas seketika.
***
Saat ini seorang wanita sedang berada di dalam kamar. Ia menatap jendela dengan tatapan kosongnya, dirinya menghela nafas sejenak sebelum akhirnya mendengar dering ponselnya.
Hal itu membuatnya langsung memutar tubuhnya ke belakang sehingga kini ia menolehkan kepalanya ke arah sebuah benda tipis yang tergeletak di atas meja. Dirinya menghela nafas sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk mengambilnya.
Ternyata yang menghubunginya adalah seseorang yang menjadikannya memiliki sebuah alasan setiap kali ia kembali ke negara ini dan kini dirinya menjawab panggilan masuk.
"Halo," ujar seseorang di seberang sana.
"Ada apa, David?" sahutnya dengan kedua sudut bibirnya yang tertarik ke atas.
"Aku ingin memenuhi janjiku padamu, Jane." Pria itu tersenyum.
"Oh, apa kau memberiku sebuah janji?"
David yang mendengar itu langsung mendengus geli sebelum akhirnya pria tersebut berkata, "Jangan berbicara aneh-aneh, Jane. Bukankah aku sudah berbicara kepadamu kalau siang ini aku akan mengajakmu membeli pakaian?"
Jane menghela nafas sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepala.
"David," panggilnya.
"Ada apa?" sahut seorang pria di seberang sana.
"Aku bilang tidak perlu, kenapa kau selalu saja bersikeras melakukannya?"
"Karena aku peduli padamu," jawab David dengan santainya.
Jane yang mengetahuinya pun langsung mendengus geli.
"Aku tidak mau," tolaknya. "Sebaiknya kau bekerja saja."
David terkekeh lalu berkata, "Apa kau lupa Jane kalau aku adalah seorang CEO di Perusahaan ini?"
"Lalu?" tanya Jane dengan kedua alis yang terangkat. "Bukankah tidak seharusnya kau seperti itu? Sebagai seorang pemimpin, kau juga harus memberikan contoh yang baik kepada bawahanmu."
"Tidak ada yang lebih penting selain dirimu, Jane. Sudahlah, sebaiknya kau diam dan turuti keinginanku."
"David!" panggil Jane dengan kening yang berkerut. "Aku bilang tidak perlu."
"Aku akan segera ke sana," ujar David lalu mematikan teleponnya.
Sementara itu Jane yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas seketika dengan kepala yang menggeleng.
***
David yang baru saja selesai berbicara dengan sahabatnya itu pun langsung menolehkan kepalanya ke samping di mana sebuah pigura foto terpampang jelas di atas meja.
Seketika pria itu tersenyum ketika mengetahui bahwa sudah hampir 23 tahun seseorang yang berada di dalam pigura foto ini menemani dirinya.
"Terima kasih, Jane."
Pria itu langsung berdiri dari duduknya meninggalkan ruangannya saat ini sehingga membuatnya kini langsung berjalan menuju sebuah lift khusus.
Beberapa saat menunggu hingga akhirnya pria itu telah sampai di sebuah lobi dan segera berlalu pergi meninggalkan gedung besar dan tinggi miliknya ini menuju ke parkiran.
Ia memencet tombol untuk buka kunci pintu hingga akhirnya dirinya yang mengetahuinya pun langsung menyunggingkan kedua sudut bibirnya memasuk mobil dan tidak lupa dirinya menutup pintunya kembali.
"Baiklah, kita jemput wanita itu sekarang juga."
Setelah itu ia pun mulai menyalakan mesin sehingga dirinya kini bisa segera bergegas pergi keluar dari area Perusahaan.
Selama diperjalanan David tidak henti-hentinya untuk tersenyum mengetahui bahwa Jane yang selalu saja menolak bantuannya itu hingga akhirnya pria tersebut yang harus melakukannya dengan cara memaksa.
***
Di sisi lain saat ini seorang wanita yang baru saja berbicara dengan seseorang di telepon itu pun langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk segera berganti pakaian karena pasti sebentar lagi pria itu akan segera datang kemari.
"David ..." gumam Jane yang kini sedang berganti pakaian. "Kau benar-benar menyebalkan."
Setelah semua selesai ia langsung berjalan mendekati cermin untuk memastikan bahwa semuanya telah selesai hingga akhirnya dirinya tinggal merapikan sedikit pakaian dan juga sedikit polesan pada bibirnya agar tidak terlihat pucat.
Dan, benar saja seseorang yang sedari tadi membuatnya kesal pun datang membuat Jane yang mengetahui hal tersebut langsung segera mengambil sling bag nya dengan beberapa barang penting yang berharga yang berada di dalamnya.
"Nona, anda akan pergi?"
Langkah Jane harus terhenti ketika seorang maid datang bertanya kepadanya sehingga membuat wanita tersebut yang mendengarnya pun langsung menganggukkan kepalanya dengan senyum manisnya itu.
"Ya, aku akan pergi dan sepertinya akan lama."
Maid tersebut yang mendengarnya pun langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada Jane.
Berbeda dengan Jane yang kini langsung buru-buru keluar untuk mendekati sahabatnya tersebut yang sedari tadi terus membunyikan klakson kepadanya.
"Hey, apa yang kau lakukan David?!"
Seorang pria yang berada di dalam mobil pun terkekeh melihat kedatangan wanita cantik yang sedang menatap kesal kepadanya.
"Hay Jane, ayo cepat masuk, kita harus segera pergi membeli pakaian untukmu."
Mendengar itu membuat wanita tersebut yang mengetahuinya pun langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya berjalan memasuki pintu samping pengemudi.
Ketika sudah berada di dalam mobil, Jane melihat seorang pria di sampingnya saat ini yang terus saja tersenyum sehingga membuatnya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas.
"Apa yang terjadi padamu, hah?"
David yang saat ini sedang fokus memerhatikan jalanan pun langsung menolehkan kepalanya ke samping di mana seseorang tersebut berada.
"Kenapa aku?" tanya pria itu dengan kedua alis yang terangkat. "Apa ada yang salah denganku?"
Jane yang mendengarnya pun langsung menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali berbicara.
"Kamu terus saja tersenyum, sungguh mencurigakan."
Seorang pria yang berada di sampingnya pun langsung terkekeh setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di sampingnya saat ini.