Hei, beritahu aku.
Apakah aku sudah mati?
Apakah aku sudah berada di alam baka?
Tapi kenapa rasanya tempat ini tidak dingin, melainkan hangat dan empuk?
Haruskah aku membuka mataku?
Sepertinya harus.
Perlahan aku membuka mataku. Cahaya terang menyilaukan pandanganku hingga membuatku berkedip beberapa kali. Setelah pandanganku kembali normal, aku dapat melihat plafon yang begitu mulus dan indah.
'Ini bukan kamarku, dan ini juga bukanlah plafon rumah sakit yang kutahu. Dimana aku?'
Semakin penasaran, aku mencoba bangun dan melihat ke sekeliling ruangan.
Hal yang pertama kali kulihat setelah aku membuka mata adalah kamar besar yang luas dengan perabotan-perabotan mewah yang terbuat dari emas.
Apakah ini benar-benar surga?
Padahal dosaku banyak, tapi kenapa aku malah masuk ke dalam surga?
Ah, kasur yang ku tiduri juga sangat empuk. Bisakah aku tidur lagi?
Tiba-tiba, rasa lelah yang amat dahsyat membanjiri tubuhku dan membuatku mulai mengantuk. Aku merebahkan tubuhku kembali dan hendak menarik selimut yang kusibak beberapa saat yang lalu.
Saat aku menarik selimutku, tiba-tiba pintu kamar yang sedang kutempati terbuka. Seorang wanita muda dengan baju maid yang sering ku lihat di dalam manga dan manhwa masuk ke dalam kamar yang kutempati.
Apakah dia bawahan malaikat?
Setahuku, malaikat tidak memiliki bawahan.
Kalau begitu, dia siapa?
PRANG!
Saat mata kami bertemu, ia terlihat sangat terkejut hingga menjatuhkan baskom berisi air yang ada di tangannya.
"A...a..."
Aku menaikkan sebelah alisku, kenapa dia terlihat sangat terkejut dan ketakutan seperti itu? Apakah dia terkejut melihat roh yang sedang terbaring di atas kasur empuk ini?
Saat aku hendak berbicara, ia segera membungkuk dengan pundak yang bergetar ketakutan.
"A-akhirnya anda bangun, Nyonya. Saya akan segera memberitahukan pada Tuan Duke."
Hah? Tuan Duke? Apa yang dibicarakan oleh wanita ini?
"Hei tunggu dulu." Panggilku pada wanita tersebut saat ia hendak berlari keluar dari kamarku.
Tunggu.
Tunggu dulu, suaraku kenapa berbeda?
Bodoamatlah, mari kita mengajaknya berbicara terlebih dahulu.
"Kau, kemarilah." Panggilku padanya.
Wanita itu berjalan ke arahku sambil menundukkan kepalanya dengan ketakutan. Apa yang salah dengannya? Kenapa dia terlihat sangat ketakutan seperti itu padaku?
Setelah wanita itu berdiri tepat di samping ranjangku, aku mulai bertanya padanya.
"Siapa 'Tuan Duke' itu?"
"Eh? Maaf, Nyonya?"
"Jawab saja pertanyaanku barusan."
Wanita itu terlihat kebingungan dengan pertanyaanku, tetapi aku tetap diam hingga ia menjawab pertanyaanku barusan.
"Tuan Duke adalah suami Nyonya yang berkuasa di wilayah Harvey. Beliau bernama Charles Harvey."
Hah? Wilayah apa tadi namanya? Harvey? Kok namanya aneh?
"Lalu, apa kau tahu siapa aku?" Tanyaku padanya hingga membuatnya tersentak.
"Nyo-Nyonya adalah istri dari Duke Harvey."
Aku menggelengkan kepalaku. Bukan itu yang ku maksud.
"Maksudku, apa kau tahu namaku siapa?"
"Na-Nama Nyonya... Cornelia Harvey."
"Hah..."
Aku menghela napas. Percuma saja aku menanyakan hal tersebut satu persatu lantaran pelayan wanita ini terlihat begitu ketakutan saat melihatku. Lebih baik aku menanyakan satu pertanyaan dan biarkan dia menjelaskan sampai detail.
Aku melemaskan otot-otot di wajahku dan mencoba tersenyum lemah padanya.
"Hei, apa kau percaya kalau aku lupa ingatan?" Tanyaku padanya.
"Nyo-Nyonya lupa ingatan...?"
Aku mengangguk.
"Aku tidak ingat siapa diriku, siapa namaku, dimana aku berada sekarang, siapa itu Tuan Duke, dan bagaimana kehidupanku selama ini. Bisakah kau menceritakan semua hal yang kau tahu padaku?"
Pelayan tersebut mengangguk dengan air mata yang terkumpul di kelopak matanya. Apakah pertanyaanku barusan membuatnya sedih? Seberapa lembut hatinya?
"Ba-Baiklah. Saya akan menceritakan semua hal yang saya tahu kepada Nyonya."
Pelayan tersebut mulai menceritakan siapa 'aku' di dunia ini.
Cornelia Harvey adalah namaku di dunia ini. Cornelia merupakan seorang putri tunggal dari Kekaisaran Crescentia yang menguasai hampir seluruh wilayah di dunia ini. Hampir semua Kerajaan tunduk di bawah kekuasaan Crescentia dan hidup berdampingan satu sama lain. Namun, tidak di pungkiri bahwa Kekaisaran memiliki banyak musuh yang tidak rela tunduk di bawah kekuasaannya.
Karena Cornelia lahir di keluarga dengan kedudukan tertinggi di dunia, dia mulai merasa sombong dan ingin mendapatkan semua hal yang dia inginkan, termasuk menikah dengan Charles Harvey yang merupakan salah satu komandan tertinggi di Kekaisaran.
Namun, Charles Harvey tidak mencintai Cornelia dan terpaksa untuk menikahi Cornelia lantaran Kaisar memerintahkannya untuk menikahi putri tunggalnya.
Mau tidak mau Charles menerima perintah tersebut dan menikah dengan Cornelia.
Setelah pernikahan mereka berlangsung, Charles sangat jarang berada di rumah karena tidak ingin bertemu dengan Cornelia. Selama dua tahun pernikahan mereka, Cornelia jarang sekali bertatap muka dengannya.
Ia sudah mengusahakan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian dari Charles, namun hasilnya selalu nihil.
Hingga suatu hari, Cornelia mendengar bahwa Charles jatuh cinta dengan seorang wanita bernama Odelia Petronille. Wanita dengan surai pirang bernetra biru itu dijuluki 'wanita tercantik nomor dua setelah Cornelia'. Wanita itu menjadi cinta pertama seorang Charles Harvey.
Tentu saja Cornelia tidak tinggal diam. Dia mulai berbuat kasar pada Odelia di setiap pesta yang dihadiri oleh para bangsawan. Karena Odelia merupakan seorang putri dari keluarga Marquis, tentu saja ia akan selalu hadir di pesta yang diadakan oleh para bangsawan.
Bukannya mendapatkan perhatian dari Charles dan mendapatkan kasih sayangnya, Cornelia malah semakin di jauhi oleh suaminya sendiri dan Charles selalu memihak pada Odelia.
Ia pun mendapatkan citra buruk di kalangan para bangsawan dan akhirnya ia di juluki sebagai 'Wanita Jahat' di seluruh negeri.
Namun tidak ada yang berani mengungkapkannya secara langsung lantaran Cornelia merupakan Putri yang sangat disayang oleh Kaisar dan Permaisuri. Mereka takut akan di hukum oleh Kaisar dan dicabut dari gelar yang telah mereka terima.
Lalu, beberapa waktu yang lalu Cornelia jatuh sakit dan tidak sadarkan diri selama tiga hari. Baru hari inilah Cornelia bangun, namun jiwa yang ada di dalam tubuhnya bukanlah Cornelia yang asli melainkan aku, Amelia Permatasari.
"Hahaha..."
Aku tertawa kosong.
Apa-apaan ini? Apa aku jatuh ke dalam isekai seperti novel-novel yang sudah kubaca di internet sebelumnya?
Mustahil sekali. Itu tidak mungkin. Cerita hanyalah cerita.
Jujur saja aku belum bisa mencerna dan menerima peristiwa yang ku alami saat ini. Aku tahu banyak soal cerita manusia modern yang jatuh ke dalam cerita fiksi, namun aku tidak menyangka kalau hal itu akan menjadi kenyataan dan aku yang merasakannya sendiri.
Akan tetapi, dunia ini sendiri pun aku tidak mengetahuinya. Cornelia, Charles, dan Odelia. Aku belum pernah membaca kisah tentang mereka bertiga yang berarti ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama adalah aku masuk ke dalam cerita novel yang belum pernah kubaca dan kemungkinan kedua adalah dunia ini bukan dunia dari dalam novel.
Aku menatap pelayan wanita bersurai oranye yang ada di hadapanku.
"Siapa namamu?"
"Yura, Nyonya."
"Terimakasih sudah mau meluangkan waktumu untuk menceritakan semuanya padaku."
Dapat kulihat wajah Yura yang terkejut dan memerah secara bersamaan.
"A-ah! Sama-sama..."
Hahaha, dia benar-benar wanita yang manis dan lucu. Aku mengangkat tanganku dan mengelus kepalanya sambil tersenyum.
"Mari kita mulai semuanya dari awal. Mohon bantuannya, Yura."
-_*_-
Aku menatap pantulan diriku di depan cermin. Tubuh ramping dengan wajah kecil terpantul pada cermin di hadapanku. Surai panjang berwarna hitam yang nampak kebiruan seperti warna navy dipadukan dengan manik biru segelap langit malam membuat wajah ini terlihat sangat cantik. Hidung kecil dan ramping menghiasi wajahku beserta bibir merah ranum yang bisa menggoda pria manapun untuk mencicipinya. Dada berisi dengan pinggul yang seksi ini juga dapat menggoda pria manapun jika aku menggunakan baju yang dapat menonjolkan lekuk tubuhku. Semuanya benar-benar indah dan tidak bosan untuk di pandang. Aku yakin pria manapun yang melihat tubuh ini akan merasa iri pada Charles.
Namun apa yang salah dengan otak si Charles itu?
Ah, mungkin karena kesombongan Cornelia. Tapi kan ia mampu merubah Cornelia menjadi wanita anggun dan baik kalau saja ia mau berusaha untuk merubahnya. Apalagi Cornelia sangat cinta pada Charles, aku yakin Cornelia dengan senang hati berubah demi Charles.
Atau mungkin memang si Charles nya saja yang brengsek.
Yah, bodoamatlah. Toh sekarang aku yang hidup di tubuh ini. Tentu saja aku akan melakukan apapun yang kuinginkan.
Kalian pasti sudah tahu apa itu, bukan?
Ya, benar. Aku ingin menjadi orang kaya dengan banyak uang dan hidup dengan santai. Entah karena keinginanku yang terkabulkan, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja.
Aku istri seorang Duke, pastinya uang yang dimiliki oleh Charles jumlahnya sangat banyak. Beruntung sekali, bukan?
Baiklah. Kalau begitu sudah kuputuskan.
Aku akan membuat sebuah kontrak dengan Charles. Aku yakin dia akan menyetujuinya.
Nyut.
Kepalaku kembali berdenyut. Tubuh ini masih belum benar-benar sembuh. Aku segera kembali ke atas kasur dan merebahkan diriku. Karena banyak berpikir jadinya tubuh ini kembali melemah.
Kalau begitu mulai besok akan aku pikirkan isi kontraknya.