Chereads / sweet lie / Chapter 4 - Chapter 04

Chapter 4 - Chapter 04

Malam terasa begitu lama, bayangan sang gadis menari-nari dipikirannya, senyum nan manis, semanis nama gadis itu. bantal tak cukup untuk menopang kepalanya, tangan pun kini ia gunakan sebagai bantal kedua.

lampu kamar yang sudah ia matikan, gelap namun terasa begitu terang baginya.

"NAK! bangun." ucap ibunya membangunkannya dipagi hari, waktu masih menunjukan pukul enam pagi, namun karena hari ini adalah kencan mereka, dia mulai bersiap, menyiapkan keperluan untuk dirinya, pakaian yang sudah ia siapakan. parfum yang wanginya menyengat hidung, atau pun minyak rambut yang ia gunakan untuk merapikan rambutnya.

"Nak kalau sudah, sini sarapan dulu!." seru ibunya menyuruhnya untuk sarapan, melihat sang anak yang baru keluar dari kamar dengan begitu rapi dan keren membuat kedua orang tuanya tak dapat menahan sesuatu yang lucu didalam diri mereka, bahkan sang ayah tertawa lepas, yang lalu membuat anaknya jadi merasa malu.

"Sampai sore?" tanya sang ayah, dan lalu memberikan Piring lauk kepadanya, Erza mengangguk, dan mulai menyuapi makanan ke mulutnya, sang ibu yang baru saja usai mempersiapkan sarapan, ikut duduk, menyendok nasi lalu mengambil lau pauk.

"Jangan pulang terlalu malam, sebaiknya pulang jam tiga sore, agar kamu bisa mengajaknya untuk datang kemari." kata sang ayah, dan menyelesaikan makannya. lalu sang ayah bangkit, menghampiri Erza yang tengah makan, kemudian menepuk bahu erza dan seraya berkata, "Jagalah ia, ingat satu hal, Wanita bukan mainan, jika kamu suka dia. jalani dengan serius." lalu ayahnya pergi keruang keluarga dan hendak menonton Tv.

ia dan sang ibu masih meneruskan makan, sembari berbicara diselah mengunyah makanan.

"Ia cantik Tidak, atau lebih cantik dari ibu?" Erza tak dapat menjawab, karena kata cantik sangat ambigu artinya.

dilain tempat, sang gadis bernama Elia, lebih merasa gugup, bahkan ibunya tak bisa menenangkan kegugupan sang putri cantiknya, ibu yang menenangkannya agar tak gugup... tapi ayahnya sebaliknya. mengoda anak gadisnya dengan kata-kata konyol namun juga membuat sang anak tambah gugup.

"Bagai mana kalau ia merasa begitu buruk saat bersama Mu, karena kamu yang super kikuk ini, mungkin ia berkata... "Aku akan mengakhiri ini, aku tak akan mampu berpasangan dengan gadis seperti kamu" hehehehe..." ucap ayahnya lalu tertawa penuh dengan kejahatan.

"Ayah...! bukannya membantu... kamu malah membuat anak Mu menjadi semakin lebih gugup." ucap sang istri kepada suaminya, dan lalu memarahi sang suami.

Ibu sang gadis membantu untuk memilih baju yang akan digunakan untuk kencan nantinya.

jam menunjukan pukul tujuh tiga puluh menit, Erza berangkat lebih awal, walau pun janji ketemuannya masih sekitar tiga puluh menit lagi, ia berpikir ini cukup lama untuk menunggu dan lalu ia memarahi dirinya sendiri karena terlalu bersemangat.

"Maaf aku telat." sang gadis juga tiba lebih awal degan pakaian yang sangat cocok, ditambah rok yang tak terlalu panjang dan tak terlalu pendek yang ia kenakan sangat-sangat serasi, rambut yang ia kepang dan meninggalkan ponital dirambutnya, sungguh gaya yang serasi, erza tak dapat lagi menelan ludahnya, saat ia melihat gadis yang ia sukai begitu cantik sekali.

lalu ia kembali sadar dari keterpanaannya. "Tak kamu tidak telat kok, malahan kita mempercepat waktunya." ucapnya lalu tangannya menyentuh telapak tangan gadis itu, menggenggam begitu lembut selembut telapak tangan gadis itu, tiba-tiba tubuh keduanya seperti tersengat listrik berdaya kecil yang sontak membuat mereka terdiam, dan saat mereka tersadar baru mereka mengetahui bahwa itu sangat memalukan untuk mereka berdua, mereka memalingkan wajah mereka ke arah berlainan, dengan wajah semuh memerah, mereka menutupi mulut mereka dengan lengan tangan, sedangkan tangan lainnya masih tetap berpegangan erat.