Chereads / sweet lie / Chapter 8 - Chapter 08

Chapter 8 - Chapter 08

hari festival, Semua begitu sibuk, jam menunjukkan pukul tujuh, artinya festival sekolah akan segera dibuka.

"FESTIVAL SEKOLAH SMA 1 KE 11 DIBUKAAA!" Teriak Ketua osis mengunakan mic, Pintu gerbang dibuka, masyarakat umum bisa menikmati festival sekolah, hingga tiga hari kedepan.

Erza, disibukkan dengan mengawasi beberapa stan yang ada dihalaman sekolah, mengingatkan mereka tentang keselamatan, kesehatan dan kebersihan.

Sembari ia juga mencatat berbagai hal, Tiba lah ia di stan Sang gadis bernama elia el, yang tak lain adalah kekasihnya, kecanggungan mulai terasa, tubuhnya yang awalnya panas tiba-tiba kini menjadi dingin dan kaku, perkataannya juga kini terbatah-batah.

menyadari itu, Elia dengan kemaunnya sendiri, mengelus lembut kepala Erza, Dengan tak sadar perbuatan mereka di lihat oleh teman-teman sekelas Elia yang sedari tadi tak beranjak dari stan kelas mereka.

Teman-teman Elia mulai batuk-batuk tak jelas, Elia sangat sadar bahwa ini adalah batuk ejekkan, namun ia tetap saja melanjutkan kemesrahan dengan kekasihnya.

"Apakah aku harus mencobanya?" tanya erza sesaat elia mengambil kue dinampan lalu memberi dan hendak menyuapi kue itu kemulut Erza.

teman-temannya mulai merasa gerah akan ketidak pedulian mereka berdua terhadap para jomblo disana, Dengan keyakinan erza memakan kue itu dari tangan Elia, tanpa diduga bibirnya menyentuh jari lentik dan lembut elia, Awalnya ia merasa canggung namun, ia seperti mempunyai keberanian, menjilati jari manis elia.

Teman-teman sekelas Elia merasa sangat gerah sekarang, bahkan ada yang mencoba menahan teman karena tak tahan menahan emosi yang sudah memuncak, Melihat itu keduanya tertawa kecil dengan kecanggungan.

Erza pun pergi dan kembali berkeliling stan untuk mengecek stan tentang prosudur 3K.

"El itu pacar kamu?" tanya seorang gadis bernama maria, Sih Elia hanya mengangguk.

teman-temannya yang tau bahwa elia menjalin hubungan dengan laki-laki itu, kemudian menggoda elia dengan kalimat-kalimat yang mengarah kedewasa. wajah merah padam tak dapat dihindari, elia menahan malu karena ulah teman-temannya.

"ganteng ya, Aku kira kamu hanya suka rumus matematika saja." ujar Elizabet kepada elia, menepuk pundak elia lalu mengucapkan selamat kepadanya.

Erza, mulai kecapek'an sedari tadi berkeliling stan. Akhirnya ia bisa duduk, ditangga didekat halaman utama sekolah, entah kenapa ditempat ini terasa begitu sepi, padahal biasanya disini cukup ramai oleh murid-murid yang lagi bersantai, memakan bekal, atau pun yang hanya ingin merasakan udara segar dibawah rindangnya pohon.

jam janjian masih lama, Erza kini pindah posisi dan berbaring dibangku panjang dekat pohon besar, entah kenapa matanya begitu berat, "sebaiknya aku tidur sebentar." ujarnya, lalu menutup matanya.

"Ah... kamu capek erza?" ucap seseorang dengan di iringi suara hentakan sepatu.

akhirnya erza terbangun dari tidurnya, ia mulai merenggangkan kedua tangannya, kemudian menguap. matahari masih tinggi, ia lihat tak ada orang disini, mungkin selama ini hanya ia yang ada disini.

"Eh! air mineral?" Saat ia menoleh kesamping kanan, ia melihat Sebotol air meneral yang belum dibuka, dan dibawah botol itu terselip kertas yang bertuliskan "Kerja bagus Erza." ia mengira ini pasti dari elia, mungkin tadi ia ada disini namun karena Erza masih tidur, dan Elia tidak ingin mengganggu istirahat erza, akhirnya ia hanya bisa menaruh air dan surat saja.

Lalu kemudian Erza minum air itu, dan berkahayal tentang ia dan Kekasihnya itu.