"Eeeh!" hampir saja sang gadis jatuh, untung saja Erza dengan sigap memegangNya, namun yang ia pegang adalah bagian itu, buah dada sang gadis, sontak saja Erza langsung melepaskan tangannya, yang membuat gadis itu akhirnya terjatuh juga.
"Maaf, maaf, maaf...! ucapnya lalu menolong sang gadis untuk berdiri.
kacau, sungguh kacau! kencan mereka sangat kacau, setelah kejadian itu mereka tak berbicara... Erza sesekali mencuri pandangan ke arah gadis itu, dan berpikir apakah gadis itu marah dengan hal yang barusan terjadi?
sebaliknya sang gadis berpikir betapa memalukan hal yang ia lakulan, ia berpikir kenapa ia harus jatuh disaat waktu seperti ini?
kecanggungan membuat kencan itu berjalan dengan cepat, hampir jam setengah tiga, Erza pun mulai membuka pembicaraan agar tak ada lagi rasa canggung.
akhirnya mereka pun bisa menikmati kencan mereka walaupun ada yang mereka pendam dalam kecan ini, saat waktu samakin sore, dengan secara tiba-tiba sih Erza mengajak sang gadis untuk kerumahnya, gadis itu dengan wajah kaget yang tak bisa ia bendung, mulai berpikir,
"Apakah dalaman ku serasi?"
Erza yang tak mengetahui pikiran sang gadis, hanya ingin memperkenalkan gadis yang ia cintai kepada orang tuanya, ia tak terbesit untuk melakukan hal yang jauh, yang dipikirkan sang gadis itu.
"Ayo masuk." ajak Erza menyuruh sang gadis untuk masuk kedalam, ia memanggil ayah dan ibunya, namun... setelah ia mencari-cari mereka kerena tak menjawab panggilan darinya, ia... Erza mengetahui bahwa orang tuanya tak ada dirumah, alias keluar.
lalu ia menemukan surat, yang isinya memberitahukan bahwa orang tuanya lagi kerumah sanak saudaraNya. dan dibawah amplop Erza menemukan sesuatu hal yang memalukan, dan dikotak itu terselip sebuah pesan, "Saat pertama jangan memakai ini agar kamu tau rasanya, tapi lakukan juga secara perlahan agar sang gadis tak kesakitan." Erza dibuat malu oleh pesan itu dan tentunya kotak yang isi-Nya memalukan itu, wajahnya semuh memerah dibuat oleh orang tuanya.
"Maaf kamu menunggu lama, apakah ada yang ingin kamu pinum?" tanya ia, sang gadis menjawab bahwa ia hanya ingin air putih saja, segera saja Erza mengambil air minum dan memberikannya ke gadis itu, sang gadis meminum air itu dengan pikiran yang melayang, ia tak memikirkan ini, ia tak bersiap akan hal ini, ia memikirkan apakah dalamanNya serasi?
Sedangkan Erza yang menatap gadis itu, menelan ludah, apa lagi yang ia lihat adalah bibir merah jambu dari sang gadis.
kecanggungan terus berlanjut hingga jam menunjukan pukul 6 sore, namun... tiba-tiba saja Erza berpindah duduk di samping gadis itu, gadis itu tambah gugup dibuatnya, lalu Erza mendekatkan Wajahnya bukan kewajah gadis itu namun ke tengkuk leher sang gadis, ia hembuskan nafas hangat ke leher sang gadis yang tentu saja membuat sang gadis menjadi merinding dan lehernya menjadi hangat, jantungnya juga menjadi berdetak kencang.
"Aku tak ingin melakukan hal yang jauh, bisakah aku mencium leherMu, dan bibirMu?" ucap Erza yang tadinya wajahnya di leher sang gadis kini naik, dan berhadapan dengan wajah gadis itu, ia mendekat kewajah sang gadis mendaratkan ciuman lembut, ia rangkul pinggang sang gadis agar ciuman mereka samakin erat, Ciuman itu entah kenapa, membuat sang gadis tak ingin melepaskannya, dan begitu juga yang Erza inginkan ia tak ingin kemesrahan ini cepat usai.