Chereads / sweet lie / Chapter 3 - Chapter 03

Chapter 3 - Chapter 03

"Maaf A-aku... minta maaf." ucapnya menyentuh dan menggenggam telapak tangan gadis itu, Ia menyesali apa yang tadinya ia lakukan kepada si gadis itu.

Namun sang gadis nampaknya kebinggungan dengan apa yang barusan Erza ucapkan.

"ka... kamu baru minta maaf setelah merebut ciuman pertama Ku." dengan malu-malu dan memalingkan wajah yang semuh memerah, sang gadis tak bisa lagi menatap wajah dari laki-laki yang ada dihadapannya itu.

melihat tingkah yang sebenarnya menggemaskan, remaja laki-laki yang tak lain adalah Erza mulai mencoba mengarahkan wajah gadis itu kehadapannya, namun sang gadis dengan gigih menolak nya.

"Maaf, bila kamu harus dicintai orang seperti Ku." sontak saja pernyataan cinta dari Erza membuat sih gadis memalingkan wajahnya ke arah Erza, dengan mulut setengah terbuka ia kaget sekali.

"Bu-bukankah kita tak saling mengenal?"

Mendengar itu Erza tau apa yang dimaksud gadis itu, mungkin beginilah penolakkan sebuah cinta, pikirnya. dan hendak pergi dari gadis itu, lebih baik pergi dari pada harus merasakan sakit yang amat sangat dari sebuah penolakkan ini.

saat ia mulai melangkahkan kaki-kakinya, lagi-lagi sebuah tangan menarik lengan baju seragam panjang miliknya, namun kali ini tarikan itu sangat kencang, yang membuat Erza hampir terjatuh, namun dengan sigap gadis itu berdiri dan memeluk erat tubuhnya.

gadis itu mencium baju seragam yang wangi dari tubuh Erza, ia benamkan wajahnya ke dada bidang Erza, merasakan kehangatan. ia tak ingin sekali melepaskan pelukkannya.

"Panggil aku lia, dan tolong jagalah aku selalu." ucap gadis itu, menyebut namanya.

Erza yang mengetahui bahwa cintanya tak ditolak, membalas pelukkan dari sang gadis yang bernama Elia.

Belumlah dimulai festival, Namun sudah sangat bahagia bagi keduanya. dari sebuah kesedihan karena diusir dari ruang eskul basket, tanggisan si gadis dipojok tembok pagar sekolah, lalu datang penghibur yang menghibur diri sang gadis, dan diakhiri Musim semi dari kisah cinta.

"Be-besok adalah akhir pekan, se-sebelum festival dibuka pada hari senin. Mak-maksudku..." ini sangat berat untuk ia Reza ucapkan. Ia tak bisa berkata apa yang ingin sebenarnya ia katakan.

"Tapi Aku tak bisa memilih baju yang sesuai untuk ku kenakan saat kencan nanti." ucap Lia kepada Erza, lia tau apa yang sebenarnya ingin diucapkan Erza. Mengetahui bahwa gadis itu tau apa yang ia maksudkan membuat ia senang sekaligus sedih, sedih karena ia tak layak sebagai seorang lelaki sejati, karena tak bisa berbicara terus terang.

dilain tempat, sang kakak kelas yang melihat kejadian barusan saat ia mengejar adik kelas, ikut merasa senang.

"Mereka sangat cocok."

Saat malam, Erza sudah menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan untuk esok hari saat kencan pertamanya dimulai, ia juga meminta orang tuanya, kususnya ibunya untuk membangunkannya lebih awal, ayah yang tak cukup peka keheranan dengan tingkah putra semata wayangnya itu, Lalu sang Ayah pun bertanya kepadanya secara langsung, tapi jelas saja Erza tak ingin memberitahukan itu, karena ini memalukan baginya.

"Anak mu sedang jatuh cinta dan besok ia ingin pergi berkencan dengan gadis yang ia sukai." ucap ibunya saat memasuki kamar Erza, sang Ayah yang mengetahui itu sangat antusias, ia ingin mengetahui lebih banyak tentang gadis itu dari Anaknya sendiri.

awalnya Erza engan membicarakannya, namun paksaan selalu dilakukan ayahnya, akhirnya ia membicarakan tentang gadis itu kepada kedua orang tuanya, walau pun sedikit ada rasa malu saat ia membicarakan tentang sang gadis yang ia cintai.

"setelah kencan, coba kamu ajak gadis itu kerumah, ayah dan ibu sangat ingin bertemu dengan gadis yang dicintai anak kesayangan ayah ini." ucap ayahnya mencubit hidung anaknya, karena ia tak tahan akan sikap malu-malu tapi mengemaskan dari sang anak