Erza dengan segara pergi dari rapat panitia itu, ia berlarian kesana-kemari mencari gadis itu, seluruh plosok sekolah hampir ia jelajahi, sampai ia terhenti oleh tabrakan antara ia dan orang lain.
"Awww!" pekik kesakitan dari seorang gadis yang ia tabrak. "Maaf...! aku tak sengaja." ucapnya meminta maaf dan memapah gadis itu untuk berdiri. "Kamu lagi?" ucap gadis itu yang tak lain adalah kakak kelas yang pernah ia tabrak beberapa waktu silam.
"Maaf...! kak, aku terburu-buru, ini sangat penting." lalu ia pergi meninggalkan kakak kelas itu, namun kakak kelas itu tak puas dengan perkataan maaf darinya, Ia mengejar laki-laki itu, sambil berteriak keras menyuruh laki-laki itu untuk berhenti.
"Akhirnya aku menemukanMu." ucap Erza saat melihat gadis yang ia cari berada disudut pagar tembok sekolah, dengan posisi meringkuk, membenamkan wajahnya dalam pangkuan tangan yang ia letakan di lulut.
lalu dihampirinya gadis itu, ia duduk disamping gadis itu, menyandarkan tubuhnya di pagar tembok sekolah. sejenak ia membiarkan suasana tanpa kata-kata.
lalu mulai lah ia berbicara kepada gadis itu, walau pun tanpa ada respon dari sang gadis itu.
"Ayolah jangan seperti ini." ucapnya melirik kearah gadis itu, namun... ia kaget karena mengetahui bahwa gadis itu terisak-isak menanggis.
Dengan agak canggung ia mencoba menyentuh dan mencoba untuk melihat wajah itu, ia mulai dengan perlahan-lahan menegakkan wajah gadis itu, namun gadis itu mencoba menolak, namun Erza juga tak ingin kalah.
"ja-jangan melihat ku dalam keadaan seperti ini!." ucap gadis itu nenutup wajahnya dengan telapak tangan saat Erza berhasil membuat gadis itu mengadahkan wajahnya.
perlahan-lahan ia mulai melepaskan tangan gadis itu dari menutup wajahnya.
saat ia berhasil walau pun dengan sedikit paksaan karena adanya perlawanan dari gadis itu, ia tertegun untuk beberapa saat, wajah menangis dari gadis itu sagat cantik...
Entah apa yang ia pikirkan, tiba-tiba saja ia memeluk erat gadis itu, mengelus kepalanya, mencoba menenangkan gadis itu.
"Sudah jangan menangis." ucapnya dan disaat itu datanglah kakak kelas yang tadinya mengejar dirinya, Saat melihat itu semua, kakak kelas itu mematung, melihat betapa indahnya pasangan yang tengah berpelukan, yang dimana satunya sedang bersedih dan yang satunya mencoba menenangkannya.
tanpa berpikir panjang kakak kelas itu pun berbalik dan pergi dari suasana romantis yang mereka ciptakan.
"Tolong maafkan aku, karena tak becus sebagai seorang yang harusnya bertangung jawab akan jabatanya." dan tetap memeluk tubuh gadis itu, kehangatan dari pelukan itu entah kenapa seperti menghangatkan hati gadis itu, kini tangisannya mulai redah.
menyadari bahwa tangisan gadis itu sedikit meredah, Erza melepaskan pelukan dan mencoba menyentuh wajah gadis itu, mengarahkan tatapan matanya kewajah gadis itu, dengan mata sayu gadis itu juga menatap Diri Erza.
perlahan namun pasti Erza mulai mendekatkan wajahnya kewajah gadis itu, gadis itu tak mengetahui apa yang ingin dilakukan erza kepada dirnya, ia hanya diam dan menunggu perbuatan dari Erza, dan tiba saatnya ciuman itu membuat gadis itu tersadar apa yang Erza inginkan, tak lain adalah ingin menciumnya.
tapi ia tak tau kenapa tubuhnya tak merespon untuk menolaknya, malahan matanya terpejam, merasakan ciuman yang lembut dari bibir Erza, saat mereka menyudahi nya.
gadis itu menarik lengan baju Erza, wajah yang semu memerah yang ia perlihatkan membuat Erza sagat-sagat tak bisa mengontrol detak jantungnya.