Chereads / I Want You to be My Love / Chapter 1 - Awal dari Segalanya.

I Want You to be My Love

🇮🇩Yaya997
  • 280
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 66.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Awal dari Segalanya.

Ada memory yang hilang, ada hati yang terluka.

Ada kenangan yang pudar, ada luka yang semakin melebar.

Ada cahaya yang meredup, ada lelah yang semakin mengepung.

Tuhan menyatukan kita dari sebuah masalah, walaupun akan ada masalah-masalah baru yang terbuat dengan sendirinya.

Meskipun masing-masing dari kita memiliki masalah yang berbeda, namun kita lebih mengutamakan menyelesaikan yang satu ini. Kenapa? Entah lah. Kalau aku, alasanku kenapa ingin mempebesar bahkan memperkeruh masalah ini adalah kamu. Aku ingin terus bersamamu, meskipun kamu ingin terlepas dariku. Aku mencintaimu, walaupun kamu selalu benci padaku.

*****

Jakarta hari ini sangat cerah. Warna langit hampir menyaingi laut, awan-awan putih perlahan bergerak dari timur ke barat. Ia lari, karena gedung-gedung pencakar langit seperti berlomba-lomba menembus mereka.

Dari lantai 26, Adnan dapat melihat hampir seuruh kota Jakarta dari jendela besar yang tranparan. Ia bisa melihat gedung-gedung di hadapannya, ia jug bisa melihat atap rumah-rumah yang jaraknya jauh dari jalan besar. Ia pun dapat melihat Monument Nasional yang berdiri gagah sebagai symbol Negara.kereta yang melintas, kendaraan umum yang melaju pada jalurnya, pengendara pribadi yang terjebak dalam kemacetan, juga orang-oang yang hamir tidak jelas terlihat dari atas sini.

"Ayah kan udah bilang, jangan mempekerjakan orang hanya karena kamu dan dia memiliki ikatan pertemanan. Bisnis tidak kenal dengan ikatan seperti itu, mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri! Kamu lihat sekarang? Aditya GROUP mencapai penurunan omset yang drastic tiga bulan ini, bagaimana ini bisa terjadi?"

"Pokoknya, Ayah gak mau tahu. Kamu harus membesarkan kembali perusahaan tersebut. Ayah sudah menurunkan perusahaan itu untuk kamu, jadi kamu harus mengelolanya dengan benar agar bisa diturunkan pada anakmu kelak."

"Ayah berharap padamu Adnan, kamu harus mengembangkan kembali perusahaan keluarga kita."

Adnan menghela nafas panjang, ia menyesal sudah mempekerjaan temannya dalam bidang keuangan. Tiga bulan temannya itu bekerja, tiga bulan itu omset peusahaannya menurun. Ternyata, temannya itu membawa kabur miliaran uang dari perusahaannya dan sekarang entah di mana rimbanya. Dan tentu saja Hadi (Ayah Adnan) marah besar. Perusahaan tersebut sudah berdiri lebih dari enam puluh tahun sejak masa kepemimpinan presiden kedua. Perusahaan tersebut sudah diwariskan untuk turun menurun dari Kakek Adnan, Ayah Adnan dan sekarang Adnan sendiri yang menjadi pemiminnya.

Hadi sangat kecewa dengan anaknya, sikapnya yang terlalu baik membuat perusahaan tersebut kecolongan dan terancam bangkrut.

Detik kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu. Adnan mengijinkan oang terebut untuk masuk. Ternyata itu adaah Sissy, sekertarisnya. Wanita itu berjalan memasuki ruangan sambil membawa telpon portable di tangan kanannya.

"Ada apa?" tanya Adnan pada Sissy.

Sisy mengulurkan telpon pada Adnan sambil berkata, "ada telpon dari Nona Gladys, Pak."

"Bilang saya tidak ada di kantor."

"Baik, Pak."

Sissy pun pergi keluar ia kembali berbicara dengan si penelpon untuk mengatakan bahwa Adit sedang tidak ada di kantor.

Tak lama, ponsel Adnan berbunyi. Sebagai orang penting yang selalu mendapat informasi dari alat komunikasi terebut Adnan tidak bisa mengubah setting benda itu pada mode silent, karena akan merepotkan. Tertera nama Gladys di sana. Tanpa bepikir panjang Adnan langsung mematikan panggilan tersebut.

Bukan Gladys namanya kalau hanya menelpon satu kali, dia akan terus menelpon Adit sampai orang itu mengangkatnya sepeti meneror.

Tak tahan dengan suara ponselnya, Adnan terpaksa menjawa telpon tersebut.

"Kamu sekarang ada di mana?" tanya Gladys tanpa mengucapkan halo terlebih dahulu.

"Bukan urusan kamu saya ada di mana," jawab Adnan jutek. "lagian, kenapa sih kamu cari-cari saya terus. Saya sibuk sekarang."

"Oh … Sibuk ya sekarang? Sibuk karena perusahaan kamu mau bangkrut? Adnan, aku cari kamu dalam niat baik kali ini. Aku mau bantu kamu untuk mengembangkan kembali Aditya GROUP. Sekarang kita ketemu, tempatnya di mana aku kasih alamatnya di whatsapp."

Setelah Gladys mengatakan hal tersebut Adnan langsung mematikan sambungan secara sepihak, padahal di sebrang sana Gladys belum selesai bicara. Tak lama ada pesan dari Gladys berii alamat tempat pertemuan mereka, Adnan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana kemudian pergi untuk menemui Gladys. Ia berpesan pada sekertarisnya untuk menunggu siapapun yang datang untuk menemuinya.

"Sissy, kalau ada yang datang menemui saja, suruh tunggu. Saya pegi sebentar," kata Adnan.

"Iya, Pak" balas Sissy berdiri dan sedikit membungkuk untuk menyalami Adnan.

Tak perlu repot-repot ke parkian mobil Adnan sudah ada di depan pintu utama. Seseorang memberikan kunci mobil tersebut pada Adnan kemudian pergi dari sana. Tanpa menunggu lama, Adnan masuk ke dalam kendaraan tersebut dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

Untunglah Adnan hafal dengan jalan ibukota, jadi ia tahu jalanan mana yang lancar dan ia pun tidak terjebak dalam kemacetan. Tujuannya kali ini adalah ROMARIAN Restauant, restoran langganan Gladys setiap gadis itu mengajaknya untuk makan bersama. Bukan hanya Adnan dan Gladys, namun ada juga Raka yang melengkapi persahabatan mereka.

Adnan dan Raka adalah saudara sepupu yang akrab sejak umur tahun. SD, SMP, SMA serta kamu tempat kuliah pun keduanya selalu sama. Keduanya begitu kompak dan saing mensuort. Ketika Adnan terpilih sebagai penerus Aditya GROUP, Raka sangat senang dan mendukung sepunya 100%, ia beharap Adnan bisa mengelola perusahaan tersebut dan membuatnya semakin sukses dari sebelumnya. Begitu sebaliknya, Adnan mendukung Raka yang bercita-cita menjadi musisi. Sekarang, laki-laki itu sudah sukses masuk ke Management music yang ia impikan.

Meskipun satu kampus, Adnan dan Raka memili bidang yang berbeda. Adnan mengambil jurusan Management Binis dan Raka mengambil jurusan Musik. Ditengah-tengah semester, meeka berkenalan dengan Gladys yang merupakan anak dari temannya Hadi. Akhirnya, sampai detik ini ketiganya bersahabat.

Awalnya, semua baik-baik saja. Sampai Gladys menayatakan cintanya pada Adnan yang sebenarnya tidak ada perasaan apapun padanya. Sejak itu, Adnanselalu menolak ajakan Gladys jika tanpa Raka.

"Gue gak bisa sama lo, Dys. Gue gak punya perasaan apa pun ke lo. Maaf kalo lo baper sama tingkah laku gue yang perhatian sama lo, tapi jujur gue gak ada rasa sama sekali. Semua itu gue lakuin karena kita sahabat. Lo, gue, Raka, gue gak ada pikiran buat merubah status itu lebih jauh lagi," kata Adnan ketika Gladys menembaknya.

"Tapi Nan, gue suka sama lo," kata Gladys sedikit memaksa.

"Dys, kita ditakdirkan hanya untuk bersahabat, gak lebih. Kalo emang kita berjodoh, tuhan pasti gak kasih lo cinta yang bertepuk sebelah tangan."

"Sekarang lo ngerti kan?"

"Cinta gak bisa dipaksain."

Mengingat kejadian beberapa tahun lalu membuat Gladys kesal. Setelah mendapatkan penolakan dari Adnania berjanji pada dirinya sendiri untuk bisa membuat pria itu takluk padanya. Bagaimanapun caranya.

Setelah mengirimi alamat pada Adnanmelalui aplikasi chatting, Gladys menyuruh supirnya untuk berbalik arah menuju restoran langganannya yang biasa ia dan Adit serta Raka datangi. Terlihat dari spion mobil gadis itu mengangkat sebelah sudut bibinya. Senyum penuh kemenangan terukir di wajah gadis itu.

"Adnan, lihat aja nanti. Gue akan bawa lo masuk ke dalam kehidupan gue dan gue pastikan lo gak akan bisa lepas," kata Gladys sambil melihat ke luar jendela.

Mobil berplat B itu pun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibukota. Dihiasi dengan berbagai gedung di sisi kanan dan kiri, serta beberapa pohon yang tumbuh di pinggir-pinggi trotoar. Hari ini hari yang cerah, secerah kesempatan Gladys untuk mendapatkan Adnan seutuhnya. Keegoisan Gladys membuat matanya tertutup akan arti cinta yang sesungguhnya. Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana cara agar bisa mendapatkan Adnan dan memilikinya.

*****