Chereads / I Want You to be My Love / Chapter 6 - Wawancara yang seenaknya.

Chapter 6 - Wawancara yang seenaknya.

Lala turun dari transpotasi umum sambil bersenandung, dari Halte terlihat perusaan tempat ia melamar kerja. Gadis itu sudah bisa membayangkan bagaimana jika ia diterima di perusahaan tersebut. Bagaimana ia akan dipandang oleh tetangga-tetangganya karena berkerja di peusahaan yang bergengsi.

Gadis itu berjalan menuju perkarangan gedung. Disaat sedang ayik-asyiknya melangkah, Lala bertabrakan dengan seseorang. Keduanya sama-sama terjatuh dan merintih dan mengelus bokongnya yang sakit.

"Aduuuh! Sial banget sih gue hari ini," rintih gadis yang betabrakan dengan Lala.

Barang-barang yang dibawanya terjatuh dan berserakan. Lala membantu untuk meraihkannya.

Gadis itu berterimakasih pada Lala karena telah dibantu. Kemudian matanya menatap Lala jeli, ini kedua kalinaya Lala dipandang seperti itu setelah mendapat tatapan curiga dari Bu Asni ketika ia meminta ijin untuk tinggal dikossannya.

Skarang gadis itu pun menatapnya seperti itu, apa Lala begitu mencurigakan?

"Lo mau ngelamar kerja di sini?" tanya gadis itu.

Lala menjawabnya dengan anggukan.

Gadis itu tertawa kecil. "Gue saranin jangan. Mending lo cari kerja lain aja deh daripada di sini. Biar gak nyesel di awal."

"Emangnya kenapa?" tanya Lala dengan wajah polonya. Lala tidak tahu kenapa gadis di depannya bekata seperti itu. Dilihat dari penampilannya, dia adalah karyawan dari Aditya GROUP, tapi kenapa berkata sepeti tidak suka dengan perusahaan tersebut.

Tanpa menjawab pertanyaan Lala, gadis itu pergi dari hadapannya. Ia tidak menganggap serius perkataan gadis itu. Mungkin ini adalah stategi karyawan yang tidak ingin ada karyawan baru yang masuk di tempat kerjanya karena persaingan. Hal ini sudah sering ia dengar dari teman-teman kuliahnya yang menempuh pendidikan sembari bekerja, ia diberi saran untuk tidak menghiraukan hal–hal semacam itu.

Para calon pekerja diminta oleh security untuk menunggu di ruangan khusus untuk perekrutan. Di sana kurang lebih ada 150 orang yang menginginkan salah satu posisi pada pekerjaan ini. Lala semakin ragu apakah ia menjadi salah-satu orang yang lolos dalam tahamp seleksi? Yang laki-laki tampak gagah dan yang peempuan begitu cantik, apalagi orang yang duduk di depannya bercerita tentang pengalaman kerjanya di perusahaan lamanya. Membuat Lala semakin minder.

"Maaf Kak, aku boleh duduk di sini?" tanya seorang gadis pada Lala.

"Oh boleh," kata Lala menggeser posisi duduknya. Membiarkan gadis it duduk di sebelahnya.

"Nama aku Sasya, aku baru lulus sekolah tahun ini. kalo kamu?"

"Aku Lala, aku asal Tangerang. Aku baru aja lulus D3."

"Waah jauh juga, di sini kamu ngekos?"

Pertanyaan tersebut dijawab dengan anggukan oleh Lala. Selanjutnya mereka pun berbincang berbagai banyak hal.

Lala senang sekali mendapatkan teman baru, mekuiun umurnya jauh lebih muda dari dirinya. Tapi paras Sasya sangat dewasa dan lebih tinggi darinya. Wajah cantiknya membuat Lala berpikir kenapa gadis itu tidak menjadi model saja?

Waktu terus berjalan, sampai pukul 8 pagi seseorang dengan kemeja putih dibalut Jaz berwarna biru dongker berjalan memasuki ruangan. Memang perusahaan ini bukan hanya perusahaannya yang bergengsi, namun karyawannya juga. Memiliki karyawan yang gagah dan tampan. Semua tatapan mata tertuju pada pria tampan itu.

"Selamat pagi semua," sapa pria itu.

"Pagiii!!!" seru seluruh pelamar kerja. Wajah mereka berbinar karena dua alaan. Satu, karena akan mendaat pekerjaan meskipun banyak saingan dan peluang untuk diterima tidak besar. Dan yang kedua, karena ada pria tampan di depan mereka, yang ini adalah alasan bagi yang berjenis kelamin perempuan.

"Apa kabar rekan-rekan semua?" tanya pria itu berbasa basi. "Nama saya Roy, saya adalah staf perekrutan karyawan." Setelah perkenalkan diri, Roy menjelaskan berberapa materi seperti sejarah perusahaan, produk yang dihasilkan , juga SOP yang berlaku. Semua pelamar mendengarkan secara seksama, perusahaan ini benar-benar memiliki banyak diminati oleh calon pekerja.

Hingga tiba saatnya penjelasan tentang gaji. "Untuk karyawan baru perusahaan memiliki kebijakan baru, yaitu upah dibayar 50% dari total gaji selama 5 bulan pertama."

"Jika ada yang keberatan rekan-rekan bisa meninggalkan pekerjaan ini."

Beberapa detik setelah terlontarnya kalimat tersebut, beberapa pelamar saling berbisik satu sama lain. Mereka mempertanyakan tentang upah yang hanya dibayar setengahnya saja, terlebih itu berlangsung selama 5 bulan. Apa maksud dari kebijakan tersebut? Bukankah upah tersebut sangat rendah untuk perusahaan besar?

Para pelamar un menetapkan keputusannya. Mereka kecewa dengan kebijakan baru yang tidak bisa mereka terima. Mereka lebih memilih untuk keluar dari ruangan dan mencari pekerjaan lain. satu per satu dari mereka berdiri meninggalkan ruangan, beberapa dari mereka membicarakan tentang perusahaan tersebut. Mereka menggosipkan perusahaan tempat mereka berdiri saat ini, di depan sang staf rekuitment.

Roy hanya bisa menggeleng pelan kepalanya ketika salah satu dari mereka membicarakan hal yang tidak baik tentang perusahaannya. Ada yang berkata perusahaan tersebut tidak rofesional daam pembayaran gaji karyawan, ada yang mengatakan bawa perusahaan tersebut mengalami masalah internal dan sebentar lagi akan bangkrut, apalagi mereka yang melihat berita tidak menyenangkan perihal Aditya GROUP yang sudah tersebar luas di berita maupun social media. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena semua itu adalah fakta.

Lima menit berlalu, pelamar yang awalnya berjumlah 150an kini berkurang menjadi 60, berkurang lagi menjadi 20 dan terus berkurang. Roy pasrah, sepertinya hari ini tidak ada yang bisa menggantikan karyawan lama yang terkena PHK.

Hingga akhirnya hanya berjumlah dua orang saja yangbertahan di ruangan itu. Kedua orang tersebut adalah Lala dan Sasya.

"Kalian tidak pergi?" tanya Roy pada dua gadis yang masih duduk di kursinya.

Diajak bicara oleh Roy, Lala dan Sasya bingung. Keduanya saling bertatap hingga akhirnya mereka berdua mengangguk mengiyakan perkataan Roy.

"Kenapa? Bukanya yang lain gak mau kerja di sini karena bayarannya kecil? Terlebih lagi ada berita menyenangkan tentang perusahaan ini, juga perusahaan ini digosipkan akan bangkriut."

"Untuk menjadi karyaan Aditya GROUP itu impian saya Pak," kata Lala.

"Kalian serius?"

Lala dan Sasya mengangguk.

"Oke kalayu gitu kalian diterima di sini."

Lima detik kalimat teresut terontar dari mulut Roy, Lala dan Sasya masih belum konek juga. Keduanya percaya tidak percaya mendengar bahwa diri mereka diterima bekerja segampang itu.

"Kalian tunggu di sini sebentar ya, saya ingin ambil kontrak kerja untuk kaliam."

Setelah mengatakan hal tersebut Roy meninggalkan ruangan untuk mengambil kontrak kerja. Tingglah Lala dan Saya di ruangan tersebut.

Keduanya saling tersenyum. Mereka sangat senang di terima bekerja, terlebih di perusahaan yang sudah besar namanya dan terkenal sembari menunggu Roy kembali, waktu kosong terebut mereka gunakan untuk saling mengenal. Lala menceritakan tentang dirinya begitu juga dengan Sasya.

Sasya berasal dari keluarga kurang mampu, untuk sekolah saja ia memanfaatkan beaiswa yang telah diberikan oleh pihak sekolah, gadis itu sangat bersyukur mekipun memiliki kondisi ekonomi keluarga yang kurang, setidaknya ia memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Ia mampu meraih nilai UN tertinggi se-Jakarta, dan mendapatkan berbagai penghargaan dari berbagai lomba kecerdasan.

"Sebenernya ngedenger cuma dibayar setengahnya bikin gue gak mau lanjut, tapi karena gue baru lulus plu cari kerja itu susah gak ada salahnya kan buat nyoba?" kata Sasya ketika Lala bertanya pendapatnya tentang perusahaan ini.

"Oooh," ucap Lala ber 'Oh' ria.

"Lagian nyokap gue lagi sakit La, jantungnya lemah. Gue haru bantu bokap buat tambahin uang biaya rumah sakit."

Mendengar hal tersebut membuat Lala iba, tapi ia yakin Saya adalah gadis yang kuat. buktinya dia memiliki keinginan dan tidak membiarkan keinginan itu hanya menjadi kayalan semata.

Tiba-tiba, Lala merasakan sakit pada perutnya. Ia merasa ingin ke kamar mandi, kemudian gadis itu berkata pada Sasya, "Sya, kalo Pak Roy balik gue gak ada bilang gue ke kamar mandi ya. Gue mules banget."

Gadis itu segera mencari toilet. Ruang rekuitment berada di lantai 2 sedangkan toilet di lantai tersebut sedang dalam perbaikan. Terpaksa Lala harus turun ke lantai 1.

Karena tidak tahu cara menggunakan lift, Lala turun melalui tangga saking tidak bisa menahan sakit perutnya gadis itu cepat-cepat menuruni tangga, namun di 3 anak tangga terakhir kaki gadis itu tersandung hingga tubuhnya terjatuh. Untunglah ada satu pria di sana yang kebetulan lewat. Pria tersebut terkejut dengan tubuh Lala yang jatuh ke arahnya, lantas tangan pria itu direntangkan untuk menangkap tubuhnya.

Akhirnya jatuhkah Lala ke pelukan pria tersebut. Lima detik yang keduanya lalui bagaikan mimpi yang tidak bisa dipercaya, keduanya sedang berpelukan. Manik mata mereka bertemu dari jarak yang sangat dekat. Tersadar dengan posisi yang tidak baik di depan umum membuat pria tersebut vcepat-cepat melepaskan tubuh Lala dan pegi dari sana.

Lala meihat kepergian pria itu dengan wajah bingung, memngingat ia harus menuntaskan rasa mulasnya membuat gadis itu memilih untuk segera pergi ke kamar mandi.

Tanpa keduanya sadari, seseorang yang sedang membuat story instagram menangkap adegan tersebut dan menguploadnya ke social media.

*****