Chereads / I Want You to be My Love / Chapter 5 - Diambang sekarat.

Chapter 5 - Diambang sekarat.

Warna orange masih menyelimuti langit oleh fajar, terdengar cuitan burung-burung gereja yang singgah di dahan. Para penghuni kota Jakata segera menempuh hari baru, yang semuanya berharap hari ini lebih baik dari hari kemarin, walaupun jalanan macet masih sama mwalaupun antrian untuk masuk ke transortasi umum masih panjang, juga sampah yang masih berserakan di jalan raya tidak berkurang.

Pagi ini, Lala sudah berpakaian rapih dan cantik. Ia bersiap untuk Interview pertamanya setelah lulus dari kuliahnya.

Di meja makan Lala sudah menyiapkan sarapan untuk para penghuni rumah, namun sudah jam 6 lewat hanya dirinya yang yang duduk untuk sarapan. Gadis itu berpikir, apa tidak ada penghuni lain selain ia dan Rendi?

"La, ini lo semua yang masalk?" tanya Rendi tiba-tiba datang.

Lala mengangguk. "Iya."

"Banyak banget La, makanan segini bakalan gak habis sehari."

"Kenapa?"

"Karena gak ada yang makan."

"Kok gitu? Gue sengaja masak banyak buat orang-orang yang tinggal di sini sebagai salam perkenalan," kata Lala. "Tapi kok, gue gak ngeliat oang lain selain kita ya?"

"Ya gak bakalan lihat lah,"ucap Rendi duduk di sebelah Lala. "Di sini itu orang-orangnya pada sibuk. Ada Dimas yang kerja sift, jadi waktu kerjanya tiap minggu gak tentu. Kadang dia masuk pagi, kadang sore, kadang malem."

"Terus yang lainnya?"

"Yang lainnya ada Dita. Dia staf di perusahaan yang lo lamar, dia dituntut untuk datang sebelum bosnya datang. Makanya berangkatnya pagi banget, pulangnya juga malem banget. Yaaa namanya juga akhir bulan, lagi sibuk-sibuknya "

Lala mengangguk mengerti, bibirnya membentuk huruf 'O'. Detik kemudian wajahnya terlihat murung, pasalnya gadis itu sudah bersusah payah memasak untuk semuanya sebagai alam perkenalan. Ia juga reala bangun pagi-pagi sekali untuk membuatkan ini semua. Namun hanya kekecewaan lah yang ia dapatkan. Seharusnya ia bicara lebih dulu pada Rendi ika ingin melakukan hal ini. Mengetahui itu, Rendi mengambil satu piring dan mengulurkannya pada Lala, katanya, "gue mau nyobain masakan lo seenak apa sih?"

Senyum kecil terukir di bibir Lala, gadis itu mengambil piring yang diulukan Rendi kemudian mengambilkan makanan untuk laki-laki itu. Lala sangat senang cara Rendi menghiburnya. Setidaknya jika penghuni rumah ini tidak ada Rendi masih ingin memakan masakannya. Karena ini adalah pertama kalinya Rendi memakan masakannya, dengan semangat Lala mengambilkan lauk terbaik yang pernah ia buat.

Rendi menatap Lalas tulu, laki-laki itu seperti sedang diambilkan makanan oleh sang Istri, meskipun status wanita yang sedang mengambilkan makanannya hanyalah sebatas teman. Namun, diperlakukan seperti ini saja membuat Rendi senang.

*****

Adnan menghentikan mobilnya di depan Lobby, pria itu segea turubn dan memberikan kunci kendaraannya pada salah satu karyawan di sana untuk memarkirkannya.

Sebelum masuk, Adnan menatap gedung dihadapannya. Akhirnya ia haus bergulat kembali dengan pekerjaan-pekerjaan yang menguras fisik, otak, serta mentalny. Pria itu menghela napas panjang, menyerahkan semuanya pada tuhan apa yang akan terjadi hari ini. detik kemudian, ia mengambil langkah memasuki perusahaannya

"Pak Adnan, FIRA meminta permohonan unuk mpembatalan kontrak kerjasama dengan Aditya GROUP. Kemudian ada tiga perusahaan ponsor yang menolak kerjasama dalam peluncuran produk baru kita," lapor Sisy ketika Adnan memasuki ruangannya.

Adnan duduk di kursinya, ia mengelap wajahnya sambil menyayangkan apa yang telah terjadi.

"Sissy," panggil Adnan.

"Iya Pak?" tanya Sissy.

"Detik ini juga laksanakan pembersihan karyawan. Segera filter karyawan yang sudah lebih bekerja selama lebih dari tahun dan lakukan pemberhentian untuk karyawan yang kurang dari waktu tersebut. Hitung total pesangonnya dan segera cairkan segera bertahap. Jika ada yang mengunjuk rasa, bilang bahwa ini adalah kebijakan dari perusahaan dan tidak bisa di ganggu gugat.

"Oh ya, segera tambah info pada lowongan kerja di webise dan umumkan bahwa kita melakukan pembayaran untuk karyawan baru 50% dari gaji pokok selama 5 bulan. Sebarkan informasi ke seluruh forum pencari kerja agar kita bisa secepatnya mengganti karyawan lama."

"Tapi Pak, apa tidak terlalu buru-buru? Mereka pasti akan mengamuk dengan pemutusan hubungan kerja yang mendadak."

"Sissy, keuangan perusahaan sedang tidak stabil. pihak-pihak sponsor menolak tawaran kerjasama dan perusahaan yang telah bekerjasama memutuskan kontraknya secara sepihak, tidak ada yang bisa kita akukan untuk mempertahankan gaji mereka."

"Tapi bagaimana kalau Pak Ha—"

"Lakukan saja apa yang saya perintahkan!'

"I—iya, Pak."

Sissy terhentak, ia tidak bisa berkata apa-apa. Yang bisa ia lakukan adalah melaksanakan perintah ataannya. Gadis itu pun keluar dari ruangan dan kembali ke mejanya.

Setelah kepergian Sissy, Adnan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi kemudian memejamkan matanya. Dirinya merasa tenang dalam kegelapan. Meskipun tidak ada yang bisa ia lihat, setidaknya tidak ada satupun masalah yang ia hadapi. Kadang, ia berpikir untuk mundur saja sebagai CEO dari Aditya GROUP, namun ia tidak ingin perusahaan keluarga ini berhenti di dirinya.

Ia tidak ingin Almarhum Ibunya kecewa dengannya karena tidak meneruskan peusahaan keluarga. Itulah satu-satunya alasan kenapa Adnan bertahan, meskipun tindakan sang Ayah membuatnya muak dan ingin segera angkat kaki dari perusahaan ini. Keluarga mereka dahulu sangatlah tentram, sampai ketika Ayahnya menjadi pemimpuin Aditya GROUP dan merasa tidak puas. Pria itu sudah diberi kepercayaan yang besar dari keluarga sang Istri namun, setelah ia mendapat jabatan tersebut, pria itu berselingkuh dengan pimpinan dari perusahaan saingannya. Ibu Adnan cukup kecewa dan tiba-tiba penyakit jantungnya kumat. Beliau meninggal saat Adnan berusia 12 tahun.

Tak terasa 15 tahun berlalu. Tiba-tiba masa lalu itu muncu dalam pandangan Adnan disela-sela ia memejamkan mata. Sontak laki-laki itu membuka matanya. Entah kenapa setiap kali ia menutup matanya, bayang-bayang kelam itu muncu.

Figura yang ada di mejanya adalah foto keluarganya, di mana pada figura satu anak laki-laki yang dihimpit oleh kedua orang tuanya. Semuanya tersenyum menatap ke arah kamera. Mungkin, menjadi anak tunggal adalah keinginan semua anak agar perhatian kedua orangtuanya tertuju hanya padanya, namun tidak untuk Adnan. Ia tidak memiliki saudara kandung, tidak ada yang bisa diajak bermain, tidak ada tempat untuk berbagi cerita. Oleh karena itu, ia menganggap Raka seperti adiknya sendiri walaupun umur mereka hanya berbeda satu hari saja.

"Bu, apa yang harus Adnan lakukan?" tanya Adnan memandang foto tersebut.

Jika bisa memilih, Adnan lebih baik terus hidup dalam umur sepuluh tahun di mana ia bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu. Meskipun Ayahnya memperlakukan mereka dengan seenaknya. Setidaknya ia masih memeiliki seseorang yang bisa ia ceritakan tetang apa yang ia alami.

Namun, waktu tidak bisa berhenti. Ia akan terus berjalan tanpa ada yang bisa menghentikannya. Sekarang, Adnan kebingungan dengan jalan hidupnya. Tidak ada yang bisa ia tanyai solusinya selain kepada sang pencipta.

*****