Chereads / Rivandy Lex : Classical Academy. / Chapter 9 - Gadis Violet : Kecemasan

Chapter 9 - Gadis Violet : Kecemasan

Sebuah senyuman diungkapkan karena ada seorang pangeran yang membawanya ke rumah sakit. Hembusan angin membawa mereka ke pembahasan di dunia fantasi.

"Baiklah, Nak! Jika ada sesuatu yang mengganggumu, katakan padaku! Aku akan melakukan sesuatu padamu."

Perawat itu senang hati membantu gadis yang jatuh cinta. Berdiri tegak dan tangan memegang berkas laporan pasien.

"Aku tidak tahu apa yang bisa kamu lakukan. Yang pasti, aku ingin bertemu dengan pangeran yang tampan itu."

"Hmm. Rupanya, aku pernah melihat seseorang.  Dia baik dan tanpa senyuman. Sangat brilian dan tak terhindarkan."

"Berambut hitam natural dipenuhi kegelapan, tubuh setinggi langit wajah tampan seperti pangeran, mata hitam yang gagah berani. Oh! Dia sama seperti Pangeran Krasiva yang diusir dari kerajaan yang jauh."

Kelopak mata Sheeran melebar. Mendapatkan informasi penting mengenai Pangeran yang menciumnya di taman. Sisi romantis perawat itu tidak bisa diobati.

"Rupanya pangeran itu harus tanggung jawab. Kalau sudah mencium seorang gadis, dia harus menjadi kekasih lalu menjalani hubungan romantis sampai akhir hayat dan diteruskan pada anak dan cucu nanti."

"Jadi, bagaimana rasanya dicium pangeran?" Perawat itu mulai penasaran bagaimana dicium pangeran.

"E ... Rasanya tidak asing bagiku. Seperti, masuk dalam cerita dongeng."

"Benarkan? Pangeran Krasiva memang luar biasa. Ingin sekali aku menyusup ke dalam Krasnaya Line dan menyampaikan surat cinta pada Pangeran itu."

Suasana berbunga dan bergairah akan romantis. Kekhawatiran karena tidak memiliki uang untuk membayar rumah sakit. Ini bisa menambah hutang yang cukup banyak.

Takutnya, membebankan suami dengan tagihan rumah sakit akan merusak hubungan mereka.

"Ba-Bagaimana aku harus membayar tagihan ini? Biaya rumah sakit terlalu mahal untuk gadis sepertiku."

"Karena kamu adalah siswi Akademi Spyxtria, kamu tidak perlu membayar biaya rumah sakit. Apalagi terkena penyakit jatuh cinta."

"Oh begitu yah. Aku mengerti."

"Kalau kamu adah tenang, besok kamu bisa pulang dari rumah sakit dan mencari pangeran. Tapi, kalau kamu tidak bertemu pangeran, kamu akan mengalami penyakit yang lebih parah."

"Misalnya, mendapatkan kecemasan karena pangeran malah menikah dengan gadis lain. Lalu, takdirmu tidak akan berubah sampai akhir hayat."

"Jarang sekali Pangeran Krasiva menikah dengan Gadis Prostolya (gadis rakyat jelata). Sampai digelar pesta yang meriah."

Ada berbagai kasta di Kerajaan Roshan, tepatnya Roshan Capital. Prostolya adalah kasta terendah dari Roshan Capital. Kasta ini ditujukan untuk rakyat jelata. Mereka biasanya tinggal di luar Krasnaya Line .

Kasta ini bisa ditujukan pada orang kaya maupun orang miskin di luar Krasnaya Line. Orang kaya rakyat jelata bisa masuk Krasnaya Line dengan izin tertentu.

Blagorost, keluarga bangsawan. Biasanya kasta Blagorost adalah seorang Klan yang dipercaya oleh Raja Roshan, Slavyark II, yakni Klan Spyxtria. Mereka bisa tinggal di dalam maupun luar Krasnaya Line.

Namun, karena insiden tertentu Klan Spyxtria yang membelot dilarang memasuki Krasnaya Line dengan alasan apapun.

Korolevyaka, keluarga kerajaan. Kasta tertinggi di Roshan Kingdom. Kasta ini diduduki oleh keluarga Slavyark sebagai Raja Roshan yang memiliki kekuasaan yang mutlak.

Kasta ini dilarang meninggalkan Krasnaya Line kecuali mendapatkan izin persetujuan dari Dark Crusader atau Teremy Army. Ini demi keamanan kasta ini.

Perbincangan kedua wanita mengenai seorang lelaki tiada habisnya. Setiap kali mengobrol tentang lelaki dan keseharian para gadis menghabiskan waktu yang cukup lama. Apalagi, mengobrol tentang pangeran.

"Aku pergi dulu. Kalau ada sesuatu, katakan padaku! Aku akan membantumu."

"Iya."

Sheeran mengangguk pelan. Mengakhiri senyuman palsu karena lelah setelah mengobrol tentang pangeran. Hatinya terasa berat

Mungkin hatinya akan meledak karena sebuah kecemasan.

[***]

Keesokan harinya, Sheeran diperbolehkan pulang. Ia kembali mengikuti akademi setelah dirawat di rumah sakit akhir pekan akibat dicium pangeran di taman.

Gadis itu melangkah di jalan setapak di pemukiman warga. Daun berguguran menandakan musim gugur. Udara yang dingin memaksa penduduk Roshan untuk mengenakan mantel hangat.

Tapi, ketika melewati pertigaan, langkahnya terhenti. Wajahnya semakin memerah karena kecemasannya menjadi kenyataan.

"Eh?!" Ekspresi wajah Sheeran terkejut karena melihat sesuatu.

"Itu kan ... Pangeran yang menciumku. Kenapa dia ada di sini?"

Ia memandang seorang pangeran yang membaca buku kecil ketika berjalan. Bersama dengan kedua gadis yang di sampingnya. Kemungkinan mereka bertiga adalah teman sekelas.

"Rivandy!"

"Ada apa?" Siswa pangeran itu menoleh ke gadis lolita.

"Buku apa yang kamu baca, desu?"

"Bukan apa-apa. Hanya hal yang membosankan."

"Hei! Rivandy! Jangan membaca saat jalan! Kau akan jatuh ke selokan." Gadis berambut kuncir dua menegur siswa pangeran.

"Jangan khawatir! Aku bisa melihat jalan sambil membaca."

Sheeran mengikuti jejak mereka dari belakang. Melambatkan langkah kaki agar tidak mendapatkan kecurigaan dari kedua gadis itu. Dia akan dikira penguntit.

"Tidak! Ada dua gadis bersamanya. Bagaimana ini? Jika dibiarkan, hubungan mereka berdua akan menjadi dekat dengan siswa pangeran."

"Setelah lulus akademi, siswa pangeran itu menikahi dua gadis secara bersamaan dan mendapatkan kenikmatan dua kali lipat."

"Takdirku akan hancur bersamaan dengan ciuman yang tidak terbalaskan." Sheeran hampir menangis.

"Ta-Tapi, aku tidak tahu harus bagaimana. Tidak ada pilihan lain! Aku harus mengikuti mereka dari belakang."

Sheeran mendekati mereka bertiga. Namun, tidak bisa menjangkau pangeran. Masih memiliki keraguan di dalam pikirannya.

Setiba di akademi, kecemasan Sheeran semakin membesar. Terbukti banyak gadis datang mendekatinya. Bahkan, mereka menyebutkan nama pangeran beberapa kali.

"Kya! Kenapa dia selalu didekati banyak gadis di sini?" Sheeran bersembunyi dari kerumunan para gadis. Tidak mau siswa pangeran didekati banyak gadis dengan mudah.

"Sangat populer. Sampai tidak terhitung gadis yang mendekatinya."

Sheeran mengacak rambutnya karena kecemasan semakin meningkat. Tidak tahu apa yang ia lakukan. Hanya memandang siswa pangeran dari kejauhan.

"Aku tidak bisa mendekatinya. Kalau begini, dia akan meninggalkanku!"

"Tidak ada pilihan lain! Aku akan menunggu saja. Ini lebih baik."

Sheeran memutuskan untuk melupakan siswa pangeran sesaat. Suhu tubuhnya selalu meninggi akibat terus memikirkan pangeran itu

Terlalu banyak berharap. Harus ke Kelas I Soshum C untuk menenangkan pikiran sejenak. Jika ada kesempatan, siswa pangeran akan dipertemukan dengan siswi kasta Prostolya lalu mengenalnya lebih lanjut.

Sheeran mengharapkan pertemuan dengan pangeran seperti dongeng. Setiap langkah yang ditempuh menghabiskan momen dengan pangeran di taman.

Alhasil, gadis berambut violet kehilangan kewarasan akan cinta dan harga dirinya

Pelajaran Geografi akan dimulai pada Hari Senin pagi.

[***]

Pelajaran Pak Iyugavic, Guru Geografi berakhir. Guru berbadan kurus dan berkumis tanpa kacamata memegang buku Geografi meninggalkan ruangan kelas beserta dengan lembaran peta Kerajaan Roshan.

Para siswa dan siswi Kelas I Soshum C mencari udara segar dengan keluar dari kelas. Cibiran dua siswi tak terhindarkan mengenai pelajaran Geografi.

"Bagaimana pelajaran hari ini?"

"Rasanya melelahkan. Kerajaan Roshan terlalu luas. Aku akan mengantuk dan tidur."

"Masih mending mencari istilah Geografi daripada mempelajari wilayah kerajaan. Kebanyakan dari mereka terbelakang."

"Masih bersyukur tinggal di kota ini. Ayo! Kroket akan dibuka sekarang."

"Ayo! Aku audah mulai lapar ini."

Sementara itu, Sheeran merapikan buku pelajaran. Fisik dan mental sudah dipersiapkan. Hanya waktu dan tempat yang ditentukan.

"Yosh! Waktunya beraksi!"

Sheeran meninggalkan kelas dengan cepat dan mencari siswa pangeran itu di taman.

Di Taman Akademi Spyxtria, pencarian selesai. Sasaran ditemukan dengan cepat dan tepat.

"Itu dia. Aku ingin tahu namanya. Waktunya beraksi!"

Sheeran berlari kecil menghampiri punggung pangeran itu. Langkah kakinya semakin lama semakin cepat. Menaikkan percepatan demi mengetahui nama siswa pangeran itu.

Karena kepala Sheeran keras dan kecepatan Sheeran mendekati 45 km/jam , siswa pangeran itu mendapatkan dorongan dari belakang. Tidak berteriak. Hanya mengeluarkan desahan kecil akibat tabrakan dari gadis berambut violet.

"Eh?" Siswa pangeran itu terdiam.

Ia membalikkan badan untuk mengetahui siapa yang mendorongnya. Tidak melihat sepenuhnya. Hanya terungkap setengah dari bayangan sebelum terjatuh ke lantai.

"Bukankah itu ... gadis yang kucium tadi?"

"Kenapa?"

"Kenapa?"

"Aku selalu mendapatkan kesialan?"

"A-Apa yang kulakukan, dasar bodoh?!" Sheeran menyalahkan diri.