"Ya ampun ... bisa-bisanya aku terlihat bodoh di depan Jack bahkan pakaian ku seperti ini, benar-benar ceroboh." Anna bergumam sembari ia mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih sopan.
Keluar dari kamarnya, ia melihat Jackson sudah tidak ada di apartemen, dan hal itu tidak membuat Anna terkejut bahkan Anna menyibukkan dirinya dengan merapikan tempat tidur, dan ia merasa jika dirinya sudah aman dari gangguan pria rese seperti Jackson.
Namun, beberapa saat kemudian, Jackson sudah kembali ke dalam apartemennya Anna bahkan pria itu langsung masuk ke dalam tanpa menekan bel sebab tidak terkunci.
Melihat Anna sedang merapikan tempat tidur, Jack langsung ikut membantu. Tapi saat Jack ingin menarik selimut justru Anna berdiri tegak sembari menopang kedua tangan di pinggangnya.
"Hey, mau ngapain?" tanya Anna dengan raut wajah yang judes.
"Mau mandi, ya mau bantu beres-beres lah! Emang mau ngapain lagi coba," sahut Jack dengan cepat tanpa menatap kearah Anna.
Namun, Anna menatap kearah Jack dengan tidak suka ketika pria asing itu terlalu berusaha untuk mendekatinya, meskipun memang dengan hadirnya Jack mampu membuat hari-hari Anna lebih ceria, hanya saja ia merasa risih saat perlakuan Jack begitu berlebihan. Lalu kemudian, ia masih menatapnya dengan tajam.
"Hadeh ... aku heran deh sama kamu kenapa sih suka banget gangguin aku, pagi-pagi banget kamu udah datang sampai berusaha bangunin aku, tapi anehnya ulahnya kamu itu berlebihan tahu sampai bikin alarm tiba-tiba. Emangnya di sini kamu enggak ada kerja lain ya selain gangguin orang? Kenapa sih selalu aku yang kamu gangguin? Kan di sini banyak orang lain," ketus Anna.
Sontak saja perkataan itu membuat Jack yang sedang asyik membantu merapikan selimut membuat dirinya terdiam, lalu membalas tatapan wanita itu dengan raut wajah tanpa dosa.
Jack pun berkata. "Ya aku tahu, An. Ulahku terlalu berlebihan apalagi kita baru kenal, tapi karena ku pikir kita adalah tetangga jadi alangkah baiknya kalau kita lebih akrab. Tetapi jika kamu keberatan baiklah aku tidak akan marah, dan aku bisa mengerti dengan privasi mu. Baiklah, kalau begitu aku keluar dulu, dan lanjutkan tugas mu."
"Ya sudah keluarlah, aku ingin mencari kerja jadi ku pikir kita tidak akan terlalu sering bertemu, dan maaf jika aku harus mengatakan hal itu karena sungguh aku hanya tidak ingin jika kedekatan kita terlalu berlebihan apalagi sampai kamu terus saja mencari kesalahan denganku," ucap Anna tanpa rasa bersalah.
"Baiklah, An. Berhati-hatilah dalam bekerja." Jackson melangkah keluar dengan memperlihatkan senyum tipis, ia pun mulai berbicara dengan bahasa yang formal dengan Anna.
Saat berjalan menuju pintu, Jack sempat menatap kebelakang, ia pun bergumam. "Maafkan aku, An. Aku hanya berusaha untuk menguatkan mu, karena kulihat ada sebuah masalah besar yang sedang kamu hadapi seorang diri. Tapi sekarang sebaiknya aku kembali pulang ke desa, karena pekerjaan ku di sini juga sudah selesai."
Memang benar, Jackson sudah selesai melakukan pekerjaannya di kota, ia hanya menyewa apartemen untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia harus kembali lagi. Tapi ketika melihat ada seorang wanita cantik yang sedang kesepian, dirinya pun memutuskan untuk memilih tinggal untuk beberapa hari lagi. Namun, kenyataannya ia harus juga kembali ke desa sebelum waktunya walaupun ia mulai merasa nyaman ketika berdekatan dengan Anna, dan setiap tingkah konyolnya adalah tanda sayang yang ia tunjukkan.
Dengan berat hati ia kembali ke dalam apartemennya, padahal pagi itu ia rela untuk basah kuyup hanya demi menyenangkan hati seorang wanita, namun saat ini Jack melamun di depan cermin sambil memegang sebuah bingkai foto sembari berkata. "Kenapa kamu harus katakan itu padaku, An? Harusnya kamu tidak perlu mengatakan hal itu, tapi memang aku yang tidak tahu diri sok kenal denganmu."
"Oh Tuhan .... Kenapa aku begitu percaya diri sekali jika mungkin Anna akan tergoda denganku? Mana mungkin dia akan menaruh hatinya kepada pria desa yang mencari keberuntungan ke kota, apalagi dia wanita yang sangat cantik, dan dia juga begitu menyukai sahabatnya itu, sebaiknya memang aku tidak perlu lagi membuat hidupnya tidak nyaman di apartemen ini," gumam Jackson.
Jackson mulai kehilangan semangatnya saat Anna secara terang-terangan mulai mengusirnya, ia pun memutuskan untuk segera kembali ke desa tetapi kemudian ia kembali berpikir.
"Jika aku kembali ke desa begitu cepat rasanya juga tidak ada gunanya selain di sana aku harus berteman dengan para monyet. Lebih baik aku berdiam diri di sini beberapa hari lagi, tapi sebaiknya untuk beberapa waktu aku tidak perlu untuk menyapa Anna terlebih dahulu. Yah ... lebih baik seperti ini kembali ke diri masing-masing dan tidak saling kenal," pikir Jackson dengan jelas. Walaupun ia tidak yakin, namun ia harus yakin.
Di sisi lain, Anna terduduk di atas kasur yang sudah ia rapikan. Ia terdiam beberapa saat sembari merenungkan sesuatu. Namun, tiba-tiba ia menutup wajahnya dengan begitu cepat.
"Aduh ... bisa-bisanya aku berkata kasar seperti tadi kepada Jack, padahal dia yang telah menolongku dan membuat hariku kembali ceria. Tapi kenapa mulutku ini bisa tajam begini? Apa sebaiknya aku harus minta maaf saja?" Anna mulai bimbang dengan apa yang sedang ia rasakan, memang benar jika penyesalan selalu datang belakangan itulah pikirnya saat itu.
Setelah berpikir jernih, ia pun melangkah keluar untuk menemui Jack, namun saat ia tiba di depan pintu ia tidak sengaja melihat Jack sedang berbicara dengan seorang wanita bertubuh seksi dan memiliki dada yang lebih besar dari ukuran miliknya, sempat-sempatnya Anna menatap ke bawah melihat miliknya.
Terlihat wanita itu sedang berbicara sembari tersenyum tipis, namun wanita itu berdiri menyamping hingga tidak begitu jelas wajahnya terlihat. Anna tidak cemburu tetapi ia hanya penasaran saat melihat wanita itu terlihat begitu akrab dengan Jack, padahal yang ia tahu bahwa di apartemen ini Jack tidak terlalu dekat dengan penghuni apartemen yang lain.
Pembicaraan mereka pun bisa dengan mudahnya Anna dengar karena mereka tetanggaan.
"Ya ampun ... Jack! Kau tahu satu hal? Semalam aku hampir saja mendapatkan berlian yang sangat indah, tapi sayangnya dia hanya tergoda denganku sesaat, lalu kamu bagaimana apa tidak tergoda denganku ini? Lihat aku sudah sangat seksi kan?" tanya wanita itu sambil menaikkan kedua bulatan indah miliknya dari luar, dan percakapan itu yang sempat Anna dengar.
Sontak saja membuat Anna tercengang saat mendengar pembicaraan aneh mereka, namun Anna masih berusaha menyimak sambil sedikit bersembunyi.
"Ayolah, Ara. Kamu ini jangan menggodaku pagi-pagi begini. Hey aku ini pria normal tahu, tapi tenang saja aku sudah melatih diriku. Tapi sayangnya kini aku sedang gundah. Kau tahu? Bunga indah ku jadi layu," ucap Jack dengan raut wajah yang terlihat sedih.