Chereads / One Night Love With Friend / Chapter 30 - Jack salah paham, Nicole yang egois

Chapter 30 - Jack salah paham, Nicole yang egois

"Jangan katakan itu padaku, Hans. Sebaiknya kamu berhati-hati denganku karena aku tidak suka kamu mempermainkan Anna setelah mendapatkan Jenny. Aku sudah menyerahkan Jenny padamu jadi ku minta jangan lagi dekati Anna," ancam Nicole tanpa mau tahu.

"Kau bilang serahkan Jenny? Ayolah, brother. Kau sudah tahukan kalau aku dengan Jenny sudah memutuskan pertunangan kami jadi kedekatan ku dengannya sekarang hanya karena kesenangan semalam. Lagipula kamu saja yang bodoh yang mau masuk kedalam permainan Jenny. Tapi sudahlah sebaiknya Anda pulang karena Anda tidak di undang di sini. Dan mengenai Anna, kau tidak bisa mengatur hidupnya dengan siapa dia akan berhubungan sekaligus itu denganku," sahut Hans.

"Dasar sialan, banyak omong!" Nicole ingin mendekat untuk memberikan pukulan lain, namun dengan tiba-tiba tanpa sepengetahuannya beberapa penjaga rumah Nicole sudah berdiri di belakang, dan menahan lengannya.

"Bawa dia keluar dari sini, dan pastikan jangan lagi biar dia masuk kesini," tegas Hans dengan memberikan perintah.

"Baik, Tuan. Ayo cepat keluar! Cepat!"

Para penjaga rumah Hans langsung mengusir Nicole saat itu dengan menarik tubuhnya keluar, dan Nicole sendiri tidak bisa melawan apalagi karena dia tahu dirinya datang seorang diri tanpa membawa senjata apapun. Hingga akhirnya Nicole memilih untuk keluar dari rumah itu dengan perasaan yang kesal.

"Sialan! Lepaskan tanganku, karena aku bisa jalan sendiri." Nicole pun berjalan menuju ke mobilnya dengan rahangnya mengeras sembari membanting pintu mobil dengan keras.

Di sisi lain.

Hans yang baru saja di datangi oleh Nicole, ia pun melihat keluar jendela.

"Nicole tidak bisa di anggap gampang, dia pasti benar-benar melakukan apa yang telah dia ancam, tapi kenapa dia bersikap seperti itu? Apa mungkin dia telah jatuh cinta kepada Anna? Aneh sekali, jika dia cinta kenapa dia harus memilih bercerai? Jika sudah seperti ini, dia sangat bodoh. Tapi sepertinya aku harus menemui Anna dan meminta maaf karena telah membuat dia malu. Semoga dia mau untuk bertemu lagi denganku, dan aku tidak akan takut dengan ancaman Nicole," Hans bergumam ketika melihat mobil musuh keluar dari pekarangan rumahnya.

Hans mencoba mengambil ponselnya, ia ingin menghubungi Anna. Tapi panggilan itu tidak di angkat bahkan sudah hampir lima kali ia mencoba menghubungi tetap saja tidak ada balasan.

"Sepertinya Anna memang malu denganku atau mungkin dia takut karena kepribadian ku yang aneh," gumam Hans.

Ingin dia berbalik ke ruangan televisi, namun saat itu ada sebuah mobil yang begitu tidak asing lagi bagi Hans. Mobil itu memang sudah masuk dan keluar dengan seenaknya tanpa berani di tegur oleh penjaga rumah itu, dia adalah Jenny.

Hans langsung senang saat kedatangan Jenny ke rumahnya, meskipun dirinya sedang terluka ia tidak peduli. Ia sampai berlari hanya untuk membuka pintu di saat Jenny datang.

Setelah pintu terbuka, senyuman manis terlukis di wajah Hans, sembari menyapa. "Hallo Jenny ku yang cantik ... Akhirnya kamu kembali menginjak kakimu di sini yah, ayo masuk dulu."

"Ya terima kasih, Hans. Oh ya aku tadi lihat mobil Nicole keluar dari sini. Apa mungkin dia baru saja menemui mu?" Jenny langsung masuk ke dalam sembari bertanya.

"Ya benar dia baru saja datang, tapi apa kedatangan mu kesini hanya untuk menanyakan tentang itu?" Hans terlihat kesal.

"Tidak ada, aku hanya sedang merindukan milikmu. Oh kenapa dengan tanganmu ini? Jangan bilang karena kegilaan mu kambuh lagi," Jenny terheran melihat tangan Hans yang sedang terluka.

"Itu benar, tapi sudahlah jangan pikirkan itu. Apa tadi katamu kau sedang merindukan milikku ini yah?" Hans tersenyum mesum.

"Awalnya ya, tapi sekarang aku sudah tidak lagi bersemangat setelah melihat tanganmu terluka. Jadi sebaiknya aku pergi dulu, dan yah satu hal lagi aku ingin tahu untuk apa Nicole datang kemari?"

Raut wajah Hans langsung berubah datar saat mendengar ucapan Jenny yang membuatnya kembali tidak bersemangat.

"Nicole datang hanya untuk memperingati ku untuk jangan bertemu lagi dengan Anna, dan kamu kenapa sekarang jadi tidak jadi? Ayolah kau ini sedang berusaha untuk membangunkan adik kecilku, jadi mari kita lakukan sekali lagi." Hans tidak tahan apalagi saat kedatangan Jenny, wanita yang masih ia cintai.

"Sudah kubilang aku tidak berniat lagi, sebaiknya ku sarankan obati dirimu sendiri dari pribadi mu yang aneh itu, jika tidak maka aku tidak akan mau lagi untuk datang kesini menemui mu. Kalau begitu aku pergi dulu." Ucapan dengan tatapan sinis, Jenny langsung berbalik arah dan meninggalkan Hans yang masih terdiam.

"Sial! Kenapa semuanya jadi seperti ini?" Hans kesal, tanpa bisa menghentikan kepergian Jenny. "Andai kamu mau menerimaku lagi, Jen. Kita pasti bisa hidup bahagia meskipun aku tahu kamu wanita yang matre, yah setidaknya kamu lah orang yang sudah mengetahui tentang kepribadian aneh ku ini meskipun Anna juga tahu sekarang. Tapi Anna mana mungkin mau denganku," lanjut Hans.

Di sisi lain, apartemen Jackson.

Setelah Anna mengatakan hal itu, Jack mulai berpikir dan sudah membulatkan tekadnya untuk kembali ke desa tempat dia dibesarkan. Meskipun ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus berpisah dengan Anna, sekaligus orang yang sudah membuat hari-harinya ceria dalam beberapa saat, dan dengan berkat kedatangan Anna bisa membuat hidupnya lebih berati lagi.

Ia benar-benar yakin dengan keputusannya kali ini, dan dirinya pun juga sudah yakin kalau harus kembali. Tanpa banyak berpikir panjang Jack mulai memasukkan satu persatu pakaiannya ke dalam koper. Sambil terus bekerja ia terus bergumam. "Jangan pedulikan dia, Jack. Kau harus tahu diri."

Jack berkata kepada dirinya sendiri, bahwa dirinya harus tahu diri siapa. Apalagi ia sadar jika Anna bukan menginginkan dirinya.

Semua sudah selesai, pekerjaannya juga sudah ia kerjakan saat itu. Kemudian, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Ara Tamara, ia juga sudah berjanji untuk memberikan sementara waktu apartemen itu kepada Ara.

Panggilan pun terjawab. "Ya, Jack. Ada apa?"

"Kau di mana sekarang? Bisa tidak sekarang datang kesini?"

"Aku memang sedang menuju kesana, jadi siapkan cappucino dingin untuk ku ya hahaha," sahut Ara sembari mematikan ponselnya.

Mendengar hal itu, membuat Jack tidak ikut tertawa meskipun ia tahu Ara hanya sedang bergurau.

Sembari menunggu kedatangan Ara, Jack membuka isi pesan yang pesan tersebut adalah isi pesan yang pernah ia kirimkan bersama dengan Anna. Meskipun hanya isi pesan saling mengejek satu sama lain.

Kemudian, saat itu. Suara mobil pun terdengar dan Jack tahu jika kedatangan Ara. Ia membuka pintu, dan Ara langsung memberikan sebuah pelukan di saat Jack masih berdiri di pintu.