Chereads / One Night Love With Friend / Chapter 14 - Keanehan dari Hans

Chapter 14 - Keanehan dari Hans

"Kenapa orang lain harus mengambil orang yang kucintai?! Ha-ha-ha sakit, tapi tubuhku tidak terasa sakit meskipun darah ini begitu segar," gumam Hans dengan tidak begitu jelas.

Keanehan dalam dirinya kembali setelah lamanya ia tidak lagi merasakan hal itu, terakhir kali saat ia diselingkuhi oleh mantan pacarnya terdahulu, Hans terlihat berbeda dari biasanya. Pria itu sangat penyayang, tapi dia memiliki perbedaan dari orang pada umumnya. Kelainan dalam dirinya tidak ada yang tahu bahkan keluarganya sendiri. Ia mencoba untuk menutupi gangguan psikologis dalam dirinya. Sempat ia berkonsultasi kepada salah seorang Dokter yang juga temannya sampai akhirnya ia tahu bahwa dirinya mengidap self-injury, yang artinya perilaku menyakiti dan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Ini merupakan salah satu bentuk dari gangguan perilaku yang terkait dengan sejumlah penyakit kejiwaan.

Sering kali Hans melampiaskan rasa kekesalannya pada dirinya sendiri, entah itu seperti menyayat kulitnya sendiri atau hal aneh lainnya yang tidak terpikirkan oleh orang pada umumnya. Gangguan itu memang tidak sering ia alami, tapi jika dirinya mengalami depresi atau hal lainnya akan berakibat fatal bagi dirinya sendiri. Meskipun beberapa kali temannya menyarankan untuk terus melakukan terapi khusus psikologi, namun hal itu terus ia gubris dengan alasan aku sudah baik-baik saja.

Darah yang menetes sampai ke lantai, membuatnya tidak merasa takut malah sebaliknya darah itu ia ambil dan ia gosokkan kembali pada luka yang ia dapati. Lalu mematikan ponselnya, mengunci pintu kamar, dan merebahkan tubuhnya agar orang lain tidak tahu jika ia sedang butuh perlindungan.

Di sisi lain, Nicole dan Anna tertidur pulas dengan perasaan senang akan kenikmatan. Tetapi di pagi hari saat Nicole terbangun, ia merasakan pelukan tubuhnya bersentuhan dengan tubuh kenyal dan lembut. Matanya perlahan terbuka lalu tiba-tiba ia terheran melihat istrinya yang sudah ikut terbaring di sebelahnya.

"Anna? Dia ... kenapa bisa ada di sebelahku?"

Nicole bangkit lalu perlahan membangunkan istrinya. Saat Anna terbangun ia tidak menyadari kalau tubuhnya terekspos begitu saja. Dengan cepat ia mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya, tapi Nicole menahan tangannya sampai pandangan mereka bertemu.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk tidur di dekatmu, Nicole," ucap Anna sembari menundukkan kepalanya.

"Ya aku tahu itu, maaf atas kejadian ini."

Jika biasanya suami dan istri tidak mempersalahkan tentang hubungan ranjang bersama, tetapi mereka berdua berbeda. Anna merasa malu, lalu dirinya perlahan bergeser untuk turun, tapi lagi-lagi niatnya terhenti karena Nicole menahan lengannya.

"Tunggu dulu, An."

"Apa apa?"

"Aku ingin katakan sesuatu padamu."

"Kembalilah padaku, An. Please!"

Mendengar Nicole berkata seperti itu tiba-tiba membuat Anna terheran. Beberapa saat ia terdiam sembari mengingat setiap kesakitan yang telah ia terima.

Batinnya Anna berkata. 'Lelucon apa lagi yang sedang dia katakan?'

"An, kenapa kamu tidak menjawab?"

"Aku ... tidak tahu harus menjawab apa," lirihnya dengan pelan.

"Maaf kalau selama ini aku menyakitimu, tapi kembalilah padaku apalagi pernikahan kita baru berjalan sebentar. Kamu istriku, An. Lalu rumah ini milik siapa?"

"Ya aku memang istrimu, tapi pernahkah kamu memperlakukanku sebagai seorang istri yang sesungguhnya? Dan rumah ini milik temanku, Hans."

Saat Anna menjawab pertanyaan itu, raut wajah Nicole yang mulanya biasa-biasa saja sekarang berubah luar biasa. Rahangnya yang mengeras, matanya melotot sempurna, dan mengepalkan tangannya. Nama Hans, menjadi sangat sensitif saat terdengar ditelinga Nicole, karena nama itu ialah nama yang sudah menyakiti hati wanita yang Nicole cintai. Meskipun kebenarannya tidak Nicole ketahui, tetapi pandangannya mengatakan bahwa pria itu bukan pria baik-baik.

"Hans?! Kamu tinggal di rumah pria lain saat statusmu masih istriku? Ayolah, Anna! Apa-apaan ini? Bagaimana jika orang-orang tahu kalau istri dari seorang Nicole bermalam di tempat pria lain. Aku yang akan dijelekkan. Sekarang pulang! Pulang! Aku tidak mau mendengar bantahan. Pakai bajumu lalu ikut aku pulang!" Nicole memerintah sampai membuat Anna ketakutan lalu terpaksa mengiyakan.

Aura kepemimpin dari seorang Nicole benar-benar karismatik, sampai membuat Anna tidak bisa berkutik jika sudah diperintahkan oleh pria itu. Meskipun sudah menjadi suaminya, tetapi ia seperti merasakan kalau sedang dimarahi dan diperintah oleh atasannya dengan sangat tegas. Hingga membuat dirinya sendiri menurut.

Memakai kembali pakaiannya dan mengambil koper miliknya. Nicole menarik koper itu agar langkah mereka lebih cepat, tapi Anna belum juga beranjak keluar dari rumah itu. Ia mencari keberadaan Hans yang dari pagi sosoknya belum terlihat. Ia mencoba berkeliling sampai ke dapur hingga ia menemukan seorang pelayan yang sedang menyiapkan sarapan.

"Bi, apa Anda melihat Hans, di mana dia?"

"Tuan Hans sudah pergi sejak tadi, beliau berpesan jika Nyonya ingin sarapan tidak perlu menunggunya," sahut pelayan itu.

"Oh ... begitu, ya sudah nanti katakan kalau saya akan pulang. Soalnya suami saya sudah menjemput."

'Sebaiknya aku menghubungi Hans nanti saja saat Nicole sudah berangkat kerja,' batin Anna.

"Baik, Nyonya."

Pelayan itu berbohong, ia tahu bahwa Hans belum berangkat kerja dan mungkin saja ia tidak masuk kerja hari ini. Tetapi pelayan itu mengetahui jika kondisi tuannya sedang tidak baik-baik saja. Begitupun dengan Anna yang bergegas keluar menghampiri Nicole yang sudah lama menunggunya.

Tiba di dalam mobil, karena waktu itu mobil Nicole sempat di bawa pulang oleh pelayan Hans saat dirinya mabuk. Saat perjalanan pulang tidak ada percakapan diantara pasutri tersebut selain saling membuang muka. Nicole yang sedang mengingat kejadian malam tadi dengan istrinya, membuatnya tersenyum meskipun Anna tidak mengetahuinya.

Ingatan manis tentang itu benar-benar membuat Nicole bahagia, apalagi saat Anna mendesah dengan manja. Penyatuan mereka yang memang teringat di pikiran Nicole lantaran setelah ia tertidur pulas, ia terbangun lagi itulah sebabnya penyatuan kali ini bisa ia ingat kembali. Berbeda dengan Anna, yang justru berpikir dengan perasaannya. Ini namanya bukan pisah melainkan pergi semalam, lalu kemudian ia membawanya kembali pikir Anna kala itu.

Pemikiran Nicole cenderung mengingat hal yang nikmat-nikmat, namun Anna berpikir bahwa dirinya begitu bodoh sampai mau mengiyakan ajakan suaminya lagi. Tapi ia sadar bahwa seperti apapun suaminya, dia tetap suaminya, dan sudah menjadi haknya untuk menuruti semua yang dikatakan oleh suaminya. Pikirnya kembali.

Setiba di kediaman pasutri.

Anna turun dengan menyeret kopernya seorang diri dan Nicole yang berjalan di sampingnya. Mereka kembali menjadi orang asing meskipun penyatuan sudah mereka lakukan. Saat memasuki mansion-nya tiba-tiba saja seorang wanita yang tidak kalah cantik dan fashionable bangkit dari duduknya. Ia tersenyum sambil melihat wajah Nicole, lalu tiba-tiba dirinya berlari memeluk Nicole di samping Anna.

Nicole kebingungan dengan apa yang terjadi, ia tidak paham kenapa Jenny bisa ada di dalam rumahnya tiba-tiba. Sampai akhirnya ia sadar bahwa sewaktu dirinya keluar ia tidak mengunci pintu. Jenny seperti benalu yang terus saja menempel, namun Nicole juga tidak mencoba melepaskan pelukan dari wanita itu.