Haura memegang kepalanya yang tidak gatal. Ia merasa serba salah saat menghadapi Faiz, orang yang pernah ia tolak lamarannya. "Aku pergi dulu, ya."
"Mau kemana, Ra. Bukannya kamu mau ketemu Pak Indra?" tanya Intan.
Haura melihat arloji di tangan kanannya yang menunjukkan pukul 10.30 pagi dan pertemuannya dengan Pak Indra jam 11.00, setidaknya ia masih punya waktu untuk mengantar dokumen Abi, walau kemungkinan ia akan telat nantinya.
"Dokumen Pak Abi ketinggalan, Tan. Jadi, aku harus mengantarnya ke kantor."
"Kamu naik apa, Ra?" tanya Faiz. Sebenarnya Faiz tahu kalau tadi Haura di antar oleh sopirnya. Kehadiran Faiz di taman juga ia sengajai karena melihat Intan sedang menunggu seseorang yang tak lain adalah Haura.
"Baru mau mesen taxi online, Iz."
"Aku akan mengantarmu ke rumah dan ke kantor Abi. Tenang aja kita enggak akan berdua. Intan juga ikut, ya nggak, Tan?"
"Aku?" Intan bingung kemudian sadar setelah Faiz memberinya kode. "Iya Ra, aku ikut kamu sama Faiz."