Haura mencoba untuk menerima setiap keadaan yang menimpanya, sekalipun itu akan membuatnya terluka. Dengan kesabaran yang begitu kuat, Haura mampu menyembunyikan rasa sakitnya dari orang-orang sekelilingnya. Ia sangat pandai berkamuflase.
Dsst dsst dsst
Kini giliran ponsel Haura yang berbunyi. Panggilan itu tidak lain dari sahabatnya Intan. "Assalamu'alaikum istri orang," sapa intan.
"Wa'alaikumussalam. Masih pagi tapi sudah merayu, ya," balas Haura dengan sikap yang kembali ceria.
"Hari ini ke kampus nggak, ra?" tanya Intan.
"Iya Tan. Doain ya semoga hari ini Pak Indra memberikan kata acc kepada skripsiku, biar cepat sidang terus wisuda deh," ungkap haura.
"Ciee yang udah mau lulus. Aku jemput ya."
"Enggak usah, Tan. Lagian aku di rumah Pak Abi, kamu mana tahu tempatnya. Tunggu aku di kampus ya."
"Siap Bosque." Panggilan telepon itu di akhiri dengan semangat luar biasa dari kedua sahabat itu.