Kata orang, hidup janganlah bermain api kalau tidak mau terbakar tetapi bagaimana dengan asapnya?.
Riu berada dalam pelukan Jero, rambutnya yang setengah badan di belai dengan hati-hati. Gerakan pelan disertai kecupan di tempat yang menyolok sehingga darah mendidih muncul pada orang yang iri hati. Tindakan Jero yang seperti ini, membuat Ayun dan ibu Jero kesal dibuatnya.
"Ayun, kamu menantu ibu. Kamu pikirkan bagaimana caranya mengeluarkan wanita jalang itu dari rumah ibu?"
"Bu, aku tidak berani"
"Bodoh! dulu, kamu mengalah padanya. Sekarang ada peluang, kamu tidak berani? ibu ada di belakangmu, kalau ada apa-apa, ibu pasti jaga"
"Benarkah Bu?"
"Kamu tidak percaya pada ibu!"
"Bukan begitu Bu"
"Huh! itu apa, kalau tidak percaya pada ibu"
Ayun tertegun mendengar kalimat sewot ibu Jero. Teringat dulu masih bersama Jero, Ayun sering memanjakan bahkan mengutamakan kepentingan ibu Jero jadi bisa dipastikan, pendukung utama adalah ibu Jero.