Entah apa yang akan di lakukan oleh Arora jika saja Tisya tidak memberikan obat penenang padanya, saat mengalami hal mengejutkan seperti ini. Aku sungguh berterima kasih pada adikku itu.
Setelah keluar dari kamar, dan membiarkan Arora untuk tidur, aku menghubungi Veer agar ia bisa mempersiapkan segalanya besok. Aku ingin ada jadwal ku yang di kosongkan agar aku sendiri bisa mengantar Arora pulang.
Selain itu aku juga menghubungi Tisya agar ia bisa datang besok untuk memeriksa kondisi Arora, dan memberikan obat padanya.
Selain dari ruang pribadi ku yang sudah di tempati oleh Arora beristirahat, aku juga memiliki sebuah ruangan lain yang berada di lantai dasar Mension ini. Aku sengaja menyediakan fasilitas ini untuk berjaga saat dibutuhkan dan benar saja hal ini sudah terjadi.
Memasuki kamar aku segera menuju toilet untuk mandi dan segera berganti pakaian dan tak lama kemudian aku kembali merasa tak nyaman dengan tenggorokan ini karena merasa haus, segera aku menuju dapur dan mencari beberapa Vodka yang di khususkan untuk makhluk seperti ku. Minuman ini memang telah di buat khusus agar keinginan kami para makhluk gelap bisa teredam untuk meminum darah dari manusia nya langsung.
Sambil membawa gelas yang berisi minuman aku menuju kamar yang di tempati Arora.
Aku masuk dan memeriksa apakah ia telah tidur, dan saat melihat nya ia begitu terlelap dalam tidur nya yang indah untuk di pandang.
Rambut ikal panjang berwarna coklat, wajah indah serta kulit putih nya seperti harta yang tak ingin ku bagi dengan siapa pun saat ini.
Apakah potret dalam mata ku saat ini masih bisa terus ku nikmati atau hanya sesaat saja.
Menjadi emosional saat berada di dekat mu, seolah aku bukan orang yang memiliki hati dingin.
Aku sudah mempersiapkan diri untuk menceritakan segala nya padamu.
Tapi, apakah saat engkau tau kebenaran tentang ku, engkau masih ingin melihat ku dan membiarkan aku berada di dekatmu.
Memberikan mu kenyamanan seperti ini, selalu menjadi impian bagi ku.
Tak akan ku biarkan siapapun mendekat dan menyakiti mu lagi.
Taukah kau Rora, bahwa penyebab dari keguguran mu dulu adalah karena diriku.
Itu adalah hal tersulit bagiku untuk jujur kepada mu di hari saat kau ingin mengetahui segalanya tentang ku.
Dahi ku sedikit mengerinyit saat mengingat hari itu, dan gejolak emosi makin bertambah di dalam hati ku.
Segera setelah aku meminum habis Vodka yang ada di dalam gelas, aku beranjak dari kursi tempat ku duduk, lalu meletakkan gelas kosong di atas meja dan menuju tempat tidur.
Aku membaringkan tubuhku di sisi kosong ranjang ini, dan berdampingan dengan tubuh Arora.
Hanya menatap mu saja seperti ini sangat membuat ku hangat, nyaman dan terpesona.
Aku tak ingin melewatkan kesempatan ini dan mengambil beberapa foto nya saat sedang tertidur di samping ku.
Sepanjang malam ini aku ingin habiskan bersama mu.